ADIPATI SUTAPATI tampak menarik nafas panjangnya setelah menyelesaikan cerita tentang kematian Juragan Suta, ayah Gadys. Gadys sendiri terlihat terdiam sejak awal Adipati Sutapati menceritakan hal itu.
“Paman juga sudah bertemu langsung dengan gusti prabu Bintang yang telah menceritakan apa yang telah terjadi. Dalam hal ini, gusti prabu Bintang tidak sepenuhnya bersalah.. Apalagi gusti prabu Bintang juga telah menolong kakangmu, Aryasuta” ucap Adipati Sutapati.
“Jadi maksud paman, kematian bopo harus kulupakan begitu saja?”
“Bukan begitu Gadys. Hanya saja, gusti prabu Bintang itu bukan orang biasa.. Selain menjadi raja di Setyo Kencana, gusti prabu Bintang juga ketua dunia persilatan.. Paman sudah melihat sendiri bagaimana kesaktian yang dimiliki oleh gusti prabu Bintang” ucap Adipati Sutapati menarik nafas panjang. Gadys terlihat semakin terdiam mendengar hal itu.
“Sudahlah.. Hal ini nanti saja kita baha
Keesokan harinya, Gadys dan Aryasuta tampak menghadap Adipati Sutapati yang saat itu berada di pendopo bersama Bayusuta, Tania, Mpu Bajil dan Nini Rampah. Kedua segera menjura hormat dihadapan Adipati Sutapati dengan kaki kanan menekuk sedang lutut kirinya menyentuh lantai dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada.“Mari silahkan duduk Aryasuta, Gadys.. Kebetulan baru saja aku ingin memanggil kalian berdua” ucap Adipati Sutapati kepada keduanya.Aryasuta dan Gadys segera duduk ditempat yang telah disediakan untuk mereka.“Gadys” Adipati Sutapati membuka pembicaraan sehingga kini perhatian Gadys dan yang lain langsung terarah kearah Adipati Sutapati.“Maksud aku tadi ingin memanggil kalian untuk menyampaikan sesuatu hal” sambung Adipati Sutapati lagi, Gadys terlihat tetap menunggu dengan tenang.“Aku mewakili putraku, Bayusuta.. ingin melamarmu sebagai istrinya”Wajah Gadys langsung
Kini semua terkesima saat melihat diujung jari telunjuk Gadys terlihat kilatan petir yang gemerlap. Kini semua mengerti kenapa tadi Bayusuta dengan cepat menarik jari dan berteriak tertahan.“Kini raden sudah taukan?” ucap Gadys lagi seraya menarik kembali jari telunjuknya.“Ya sudahlah, masalah ini tak perlu kita panjang lebarkan lagi.. Oh ya, ada keperluan apa kalian berdua menghadap paman?” tanya Adipati Sutapati lagi kepada Gadys dan Aryasuta.Gadys dan Aryasuta terlihat saling pandang, hingga akhirnya Aryasutalah yang menjadi juru bicara diantara mereka. Sepanjang Aryasuta bercerita, terlihat wajah-wajah ditempat itu berubah terkejut.“Ilmu ‘dewa dewi’” ucap Adipati Sutapati akhirnya setelah Aryasuta mengakhiri ceritanya.“Benar paman, nenek bilang ilmu ‘dewa dewi’ merupakan gabungan dari ilmu ‘perjaka murni’ milik kakang Aryasuta dan i
Hiya ! hiya !! hiya !!!Seekor kuda putih dipacu dengan kencang oleh penunggangnya, penunggangnya adalah seorang perempuan, walaupun mengenakan caping bambu dikepalanya, tapi bentuk tubuhnya yang ramping membuat dirinya sangat mudah dikenali sebagai seorang perempuan. Mengenakan pakaian biru putih dengan sebuah selendang biru terlilit dipinggangnya yang ramping. Sesekali capingnya terangkat, terlihat bibir mungil merah alami terlihat menggoda, sekilas wajahnya yang terlihat membuat kita dapat mengenali sosok bercaping berkuda tersebut yang tak lain adalah Tania Ayusuta.Sebelum subuh, Tania sudah berangkat meninggalkan kadipaten gelagah ireng, hal ini dilakukan agar kepergian dirinya tak diketahui oleh orang lain, tapi Tania sudah meninggalkan surat dikamarnya agar kelak bila ada orang yang memasuki kamarnya, dapat menemukan surat tersebut.Entah sudah berapa lama Tania memacu kudanya dengan cepat, terlihat sekali kalau Tania sangat terburu-buru, siang
“Panas sekali” ucap Tania pelan.“Hhmm.. jalan lurus ini langsung menuju ke Setyo Kencana” ucap Tania lagi menatap kearah depan, lalu menoleh kearah kanan.“Kalau tidak salah diujung jalan setapak ini ada sebuah desa yang cukup ramai penduduknya.. mungkin ada baiknya aku mengisi perut dulu sebelum melanjutkan perjalanan” batin Tania lagi, memutuskan seperti itu, Tania lalu mengarahkan kudanya kearah kanan.Sebuah desa yang terlihat cukup ramai penduduknya, ditambah lagi desa itu berada dipinggiran jalan utama, sehingga tak heran, banyak orang berlalu lalang melewati desa itu, desa ini pula dimana Tania saat ini berada.Dengan perlahan, Tania mulai menggebah kudanya memasuki gerbang desa tersebut, dari balik caping yang dikenakannya, mata indah Tania tampak mengawasi keadaan disekitarnya disepanjang jalan yang dilewatinya, hingga setelah memasuki cukup jauh desa tersebut, akhirnya Tania menghentikan langkah kuda
Tak lama kemudian, hidangan yang dipesan Taniapun datang, maka dengan sedikit tergesa-gesa Tania segera menyantap hidangannya tanpa melepas capingnya, Tania menyadari masih banyak pandangan yang menatap kearahnya, karena itulah Tania ingin cepat-cepat menyelesaikan santapannya. Begitu selesai, Tania langsung pergi meninggalkan kedai makan itu.Kuda tunggangannya kembali digegah dengan cepat. Kali ini Tania berniat untuk tidak berhenti-henti lagi sampai tiba di Setyo Kencana, perkiraan Tania, mungkin nanti sore atau malam sudah tiba di Setyo Kencana.Hiieekkk...!Tiba-tiba saja Tania menarik tali kekang kudanya, hingga membuat kuda tunggangannya meringkik dengan keras. Dari balik caping yang dikenakannya, Tania menyipitkan pandangannya, beberapa tombak dihadapannya tampak sesosok tubuh berdiri ditengah jalan.Setelah berhenti cukup lama, perlahan Tania kembali menjalankan kudanya secara perlahan, semakin dekat, Tania semakin dapat melihat
Daggghhh!Kedua tangan Harimau Utara yang menyilang didepan dada langsung terhantam selendang biru Tania, hingga menimbulkan suara keras yang membuat Harimau Utara terseret mundur hingga 2 tombak jauhnya, Tania kembali menarik selendang birunya.“Hebat juga!” ucap si Harimau Utara kembali berdiri dengan perkasa seraya melangkah kehadapan Tania yang masih berada diatas kudanya, duduk dengan anggun dengan selendang biru ditangan.“Menyingkirlah Harimau Utara, atau aku takkan segan-segan lagi!” bentak Tania keras.“Tak perlu sungkan-sungkan, jurus ‘Harimau Utara’ku siap menyambutnya” ucap Harimau Utara seraya memasang kuda-kuda rendah dengan kedua cakar didepan.Huupp!Tania bersalto dari atas punggung kudanya dan turun beberapa langkah dihadapan Harimau Utara.“Majulah Harimau Utara!” ucap Tania memberikan tantangan kepada Harimau Utara untuk menyerangnya terlebih dahu
“Aku harus bisa mendekatinya, karena dengan selendang ditangannya, berarti dia hanya bisa bertarung jarak jauh” batin Harimau Utara setelah mengamati serangan lawannya. Memang Tania adalah pendekar dengan pola serangan jarak jauh, hal ini tentu saja dikarenakan jurus ‘Selendang Biru’ yang dikenakannya.Huuppp!!!Harimau Utara kembali bergulingan ditanah untuk menghindari serangan lawannya, tapi kali ini Harimau Utara tidak berguling kesamping kanan atau kiri, tapi justru berguling kedepan untuk menghindari serangan lawan.Weessshh! Weessshh! Weessshh!Tania terus melancarkan serangan selendang birunya kearah Harimau Utara yang tanpa disadarinya terus mendekatinya.“rasakan cakar harimau utaraku ini nona cantik ! heaaa!” berjarak tiga tombak, Harimau Utara tiba-tiba saja melompat menerkam kearah Tania, Tania tentu saja terkejut, karena jarak yang masih begitu jauh diantara dirinya dan lawannya, t
"He he he...!" terdengar suara terkekeh-kekeh didepan sana. Saat Tania mengangkat wajahnya, Harimau Utara yang rupanya tertawa terkekeh-kekeh.“Dasar cabul!” bentak Tania dengan mata melotot."He he he...! lebih baik kau jadi istriku nona, kujamin kau takkan menyesal !" ucap Harimau Utara masih terkekeh-kekeh pelan.“Siapa sudi jadi istri pendekar cabul sepertimu!”“Jika kau tak bisa diajak baik-baik, terpaksa aku memaksa” ucap Harimau Utara lagi seraya bersiap dengan serangan cakarnya. Di tempatnya kini Tania bingung harus menghadapi Harimau Utara, sementara tangannya sibuk menutupi dadanya yang terbuka."Hiaaah...!"Sosok Harimau Utara menerkam cepat kearah Tania.Weessshh!Tak disangka, Tania justru melancarkan serangan selendang birunya kearah Harimau Utara dengan tangan kanannya, sementara satu tangannya lagi masih menutupi buah dadanya. Jaraknya yang begitu dekat membuat Tania yakin ser