Nanda membuka pintu rumah yang ternyata tidak dikunci. Sepi,seperti rumah kosong tidak berpenghuni.Tidak lama,terdengar suara tangisan,dari kamar utama.Ibunya berbaring di tempat tidur, menghadap ke tembok, punggungnya bergetar. Untuk beberapa saat,Nanda hanya berdiri di balik pintu sambil memegang handle.Dia tidak tahu harus bagaimana bersikap.Hatinya merasa sakit, melihat perempuan yang melahirkan dirinya begitu terluka atas perbuatan lelaki yang dipanggil PAPA di rumah ini. "Ma !, Nanda pulang,laper banget, pengen makan." kalimat itu yang keluar dari mulut Nanda.Tidak langsung ada sahutan, mungkin Ibunya sibuk menghapus air mata dulu."Sudah mama siapin, tadi beli sop buntut, kesukaan kamu."Perempuan itu tersenyum, menghampiri Nanda kemudian membenahi rambut anaknya yang sedikit semrawut."Naik ojol? rambut sampe acak acakan.""Dibonceng Rafa, ngebut." jawab Nanda jujur."Siapa yang nyamperin duluan?" tan
Read more