Setelah menyelesaikan makan, Xue Yao melangkah ke pintu, sedikit bingung melihat golok penebangnya sendirian tanpa payung hitam di sampingnya. Xue Yao memiringkan wajahnya sambil berpikir, ia ingat, tadi malam payung hitam masih berada di tempatnya, tergantung di sisi golok penebang.Mungkin Xiao Ling membawa payung itu, pikirnya. Entah apa yang dipikirkan Xue Ling hingga ia harus membawa payung hitam, apalagi jika hanya pergi ke pasar. Xue Yao menggelengkan kepalanya merasa heran. Ia membuka pintu.Pagi sudah beranjak siang. Xue Yao menikmati suasana jalan yang ia lewati. Ia ingat, dulu tempat ini sepi. Namun sejak kakak kedua paviliun angin selatan berteman dengannya, jalan itu mulai ramai.Semua berkat Xue Ling, pikirnya. Jika saja Xue Ling tidak berkeras menggunakan uang terakhir yang mereka miliki untuk membuka usaha dan menyewa toko sekaligus rumah yang sekarang mereka tempati, mungkin sampai sekarang ia dan Xue Ling masih berkeliaran dan melakukan kerja s
Baca selengkapnya