“Hari ini mantra apa yang ingin dipelajari Tuan Ketigabelas?”
Pertanyaan lembut Mo Fan Wan menyadarkan Xue Yao dari lamunannya. Ia mengalihkan perhatian dari rumah kepada Mo Fan Wan. Berpikir sejenak lalu menjawab, “Aku ingin mempelajari mantra pelindung yang lebih kuat dari yang terakhir kali kita lakukan. Lingkaran mantra pelindung mata dewa.”
“Mata dewa--,” Mo Fan Wan bergumam. Ia duduk di kursi, berpikir sejenak “lingkaran mantra pelindung mata dewa sulit untuk dikuasai. Saya sendiri masih belum mahir melakukannya. Saya ragu, dapat mengajari Tuan Ketigabelas.”
Xue Yao melangkah mendekati Mo Fan Wan dan duduk di depan wanita itu. “Tidak masalah,” jawabnya. “cukup tunjukkan padaku bagaimana caranya, aku akan mencari cara untuk mempelajarinya.”
Mo Fan Wan menoleh pada Chen Yu dan berkata “Tolong ambilkan tas kulit yang digantung di samping tempat tidur.”
Chen Yu me
Tok tok tok…Xue Yao menatap pintu. Dahinya mengernyit. “Siapa?”Mo Fan Wan melihat Chen Yu.Chen Yu melangkah ke pintu dan membukanya.Beberapa orang pria terlihat berdiri di depan pintu.“Tuan Chou!” seru Xue Yao heran.Tuan Chou membungkuk hormat.“Selamat siang Tuan Ketigabelas.” Katanya dengan tersenyum lebar. “Benar-benar hari yang indah untuk menikah… waktunya juga sangat baik.”Dan tanpa komando, tuan Chou dengan para pelayannya masuk ke dalam kamar, dan mulai menghias kamar dengan kain merah.Xue Yao berdiri dan mencegat Tuan Chou. “Kurasa ada kesalahpahaman di sini, Tuan Chou!”.Tuan Chou menatap Xue Yao, menepuk dadanya dengan antusias. “Salah paham? Tentu saja tidak Tuan Ketigabelas.”Beberapa orang membawa nampan makanan tiba-tiba masuk, menggeser tubuh Xue Yao dari meja, lalu menata makanan, manisan dan minum
“Apa maksudmu? Aku? Menikah? Dengan siapa?”“Tentu saja dengan Nona Ketua Mantra, Nona Mo Fan Wan!” jawab Tuan Chou.“Apa!” seru Xue Yao dan Mo Fan Wan bersamaan.“Benar.” Lalu tuan Chou mendorong Xue Yao keluar dari kamar Mo Fan Wan. Sebelum keluar ia masih sempat melihat dua orang pelayan wanita yang dibawa oleh Tuan Chou menggiring Mo Fan Wan ke bilik ruang ganti sambil membawa gaun pengantin berwarna merah dengan sulaman burung phoenix berwarna emas. “Tuan Ketigabelas juga harus berganti pakaian, nona Xue sudah memesankan kamar untuk Tuan.”Satu alis Xue Yao terangkat. Xue Ling?Saat Xue Yao masih berusaha mencerna kata-kata tuan Chou, Tuan Chou sudah menanggalkan baju luarnya dan sedang memakaikan pakaian pengantin pada Xue Yao. Gerakannya terhenti saat Xue Yao mencengkeram pergelangan tangan tuan Chou. Ia membuka mulut untuk meminta penjelasan namun apapun yang ingin ia katakan, terh
Senyum langsung hilang dari wajah Xue Yao. Ia juga merasa bingung. Baju pengantin, kamar pengantin, makanan dan minuman, bahkan pendamping pernikahan juga sudah disiapkan oleh Xue Ling, tapi Xue Yao tidak melihat gadis itu sama sekali. Tiba-tiba satu kesadaran terbentuk dalam dirinya. Ia ingat, sejak kemarin Xue Ling bertingkah tidak seperti biasanya. Tidak—salah, sejak ia kembali, Xue Ling menjadi pendiam.Tadi pagi, saat ia mencari gadis itu, ia melihat selimut terlipat rapi di samping botol minuman di depan abu api unggun yang masih hangat di halaman belakang rumahnya. Ia tidak begitu memperhatikan karena ia merasa tidak ada yang aneh.Apakah racun dinginnya kembali? Kalau diingat-ingat kembali, Xue Ling sudah tidak pernah mengeluh kedinginan padanya.Lalu payung hitam yang tidak berada di tempatnya.Rasa ketakutan tiba-tiba merayap naik dalam diri Xue Yao.Ia menepis tangan Tuan Chou, tangannya bergerak melepas baju pengantin yang s
Mendengar jawaban Tuan Chou, Xue Yao langsung berlari menuruni tangga penginapan, ia terus berlari menuju ke rumahnya. Ia tidak mengurangi kecepatan bahkan saat mendorong pintu rumahnya, berlari naik ke arah kamar tidur, membuka ruang rahasia di bawah ranjang, tangannya gemetar saat meraih kotak penyimpanan uang yang tergeletak diam. Xue Ling tidak akan pernah pergi kemanapun tanpa membawa kotak uang itu saat Xue Yao ada di rumah, ia begitu tidak mempercayai dirinya jika menyangkut uang.Xue Yao melangkah menuju lemari pakaian, membuka cepat dan melihat baju-bajunya tertata rapi, kaos kaki tertumpuk sempurna. Semua pakaian Xue Yao ada, tapi pakaian Xue Ling tidak ada.Xue Yao memejamkan mata dan bernapas dengan susah payah. Ia melangkah kembali ke arah tempat tidur, membuka kotak penyimpanan dan mengambil seluruh uang yang ada di dalamnya. Sayup-sayup ia mendengar langkah kaki di pintu depan, Xue Yao bergegas keluar kamar, langkahnya terhenti di anak tangga teratas, ra
Xue Yao menuruni tangga dengan langkah pelan. Seluruh tubuh dan pikirannya terasa kosong. Seperti mayat hidup, ia meraih golok penebang dan panah kometnya, mengikat golok dan kotak panah pada tubuhnya, ia melangkah melewati Mo Fan Wan tanpa menoleh pada wanita itu. Di pintu Xue Yao berhenti, ia berbalik, menatap pada Yan Zilan dan berkata pelan. “Xue Ling tidak ada di dalam kota, kakak kedua. Ia pergi. Aku bisa merasakannya. Tolong sampaikan permintaan maafku pada guru besar, aku harus pergi mencari Xue Ling.”Tanpa menunggu jawaban Yan Zilan, Xue Yao melangkah cepat dan berlari menuju pintu gerbang kota. Jika Xue Ling meninggalkan ibu kota setelah matahari terbit, mengukur dari bekas api unggun di halaman belakang yang masih bergeretak saat Xue Yao melihatnya tadi pagi, seharusnya Xue Ling masih belum terlalu jauh. Jika ia terus berlari, Xue Yao yakin ia pasti akan dapat menemukan Xue Ling.Di gerbang kota, kakak Feng melihat dan memanggilnya namun Xue Yao
Sesuatu dalam dirinya bergerak naik, berusaha berkomunikasi dengannya. Xue Yao kembali memejamkan mata kembali, sedikit demi sedikit indranya menjadi lebih tajam, suara-suara semakin terdengar jelas, ia dapat mendengar suara langkah kaki yang berlari dan berhenti di belakangnya, tanpa membuka mata Xue Yao tahu itu adalah Mo Fan Wan.“KE ARAH MANA?”Kesadaran dalam dirinya bergerak mengendus udara, terdiam sebentar dan menjawab. “KANAN.”Xue Yao membuka mata, berbalik dan menatap Mo Fan Wan. “Aku minta maaf, Nona Ketua. Tapi aku tidak bisa menikah denganmu. Ada hal yang lebih penting yang harus kulakukan sekarang.”Mo Fan Wan balas menatap Xue Yao. Dari awal ia tahu bahwa tidak ada yang lebih penting dari nona Xue Ling bagi Xue Yao namun ia tetap bersikeras menyangkal fakta itu. Saat ini, Xue Yao terlihat berbeda. Ia bukan lagi pemuda tampan yang selalu tersenyum manis dan berkata lemah
Xue Yao tidak menunggu jawaban Mo Fan Wan, ia berbalik dan berlari pergi. Tidak ada alasan baginya untuk menunda mencari Xue Ling. Jika Mo Fan Wan penyebab Xue Ling pergi, maka wanita itu tidak layak. Bahkan dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh Mo Fan Wan.Xue Ling adalah hidupnya. Bagaimana ia bisa hidup jika Xue Ling tidak berada disampingnya.Selama berhari-hari, Xue Yao mendengarkan perdebatan yang dilakukan oleh kakak seperguruannya. Beberapa berharap Xue Yao menikah dengan Mo Fan Wan, tapi sebagian tidak setuju. Mereka mengatakan bahwa ia tidak akan bisa hidup tanpa Xue Ling. Xue Ling gadis yang paling tepat untuk dinikahi. Xue Yao tidak mengerti saat itu. Ia hanya menggelengkan kepala mendengarkan perdebatan itu. Bagaimana mungkin ia menikahi Xue Ling jika selama hidupnya ia telah mengganggap Xue Ling sebagai keluarganya. ia memang menyukai Xue Ling, tapi bukan jenis suka yang itu. Karena itu, ia merasa lega saat dirinya tidak perlu memutuskan. Ia lega Xue
Xue Yao terus berlari, sesekali ia berhenti berlari tapi hanya untuk memastikan arah mana yang harus ia ambil. Ia melewati banyak jalan setapak, melewati desa-desa kecil dan terpencil. Xue Ling benar-benar mengambil rute yang sulit untuk menghilangkan jejaknya. Seandainya tidak ada kesadaran lain dalam dirinya, Xue Yao yakin ia tidak akan dapat menemukan arah yang dilalui oleh Xue Ling. Xue Yao hanya berhenti saat tubuhnya benar-benar sudah tidak dapat dipaksa untuk berjalan, ia tidur dimanapun saat sudah kepayahan. Makan hanya karena ia harus menjaga tenaganya. Xue Yao tidak memperdulikan Mo Fan Wan dan Chen Yu yang terus mengikutinya. Saat medan yang ia lalui begitu sulit untuk dilewati, Xue Yao tetap tidak memperdulikan Mo Fan Wan. Ia sama sekali tidak memperdulikan apapun. Seluruh tenaga dan pikirannya hanya terfokus pada Xue Ling.Sudah hampir 3 bulan Xue Yao mencari jejak dan masih tidak dapat menemukan gadis itu. Xue Yao benar-benar merasa frustasi dan marah pada