“Berapa hari kau bertahan di ceruk itu?” “Mungkin tiga hari.” “Jika dalam perjalan pulang nanti, kita berpapasan dengan serigala itu, apakah kau akan dapat mengenalinya?” “Kurasa iya. Aku yakin aku meninggalkan tanda pitak di dahinya.” Xue Yao mengangguk puas. “Lalu bekas luka yang di punggungmu?” Xue Ling terdiam sebentar, menimbang-nimbang apakah ia perlu menceritakan secarai detail, “Hari itu bekalku habis.” Xue Ling memutuskan tidak ada perlunya ia berbohong, Xue Yao akan mengetahui jika ia berbohong. “Aku kelaparan dan kurang fokus. Aku hanya berjalan, tidak memperhatikan sekelilingku. Tiba-tiba saja aku sudah dikelilingi oleh banyak pria, dari penampilan mereka, aku yakin mereka adalah perampok. Mereka berteriak untuk menakut-nakutiku. Tapi aku tidak takut sama sekali, tapi tentu saja aku kalah jumlah. Mereka berusaha menangkapku, tapi aku selalu bisa berkelit. Pasti karena tubuhku yang mungil. Tapi pada saat aku berpikir bahwa aku dapat meloloskan diri dari mereka, salah
Xue Ling berdiri, diikuti oleh Xue Yao, setelah Chunhua mendekat Xue Ling berkata. “Terima kasih atas sarapannya. Kami sangat menikmatinya.”Chunhua membungkukkan badannya. “Senang mendengar bahwa Nona dan Tuan Muda menikmati makanan yang kami hidangkan.”Xue Ling tersenyum. “Kami harus pergi. Bisakah kau menyampaikan rasa terima kasihku pada Tuan Li Jun?”“Tentu, Nona.”“Bisakah kau menunjukkan padaku jalan mana yang harus aku lalui untuk keluar dari Gunung ini?”Chunhua terlihat bimbang, tapi hanya sebentar. “Di jalan masuk yang Nona lalui semalam, ada tangga batu yang mengarah ke lembah, tapi Tuan Muda dan Nona harus berhati-hati saat melewati lembah.”“Kenapa?”“Lembah Gunung ini dihuni oleh banyak siluman.”Xue Ling menoleh menatap Xue Yao, pria itu mengangguk menenangkan.“Ada jalan setapak di lembah. Jalan setapak itu akan membawa Tuan Muda dan Nona melewati hutan yang sangat lebat, jika Tuan Muda dan Nona mengikuti jalan setapak itu Tuan Muda dan Nona dapat keluar dari Gunun
“Pernikahan Tuan Muda.” Jawab Xue Ling pelan. “Baiklah—awas langkah kakimu!” kata Xue Yao cepat saat mereka melewati tangga yang penuh dengan tonjolan tidak rata. Xue Yao berbalik dengan cepat untuk memegang lengan Xue Ling, mencegahnya jatuh. Refleks Xue Ling melihat kebawah, hampir saja ia tersandung. “Ada apa dengan pernikahanku?” Tanya Xue Yao kemudian. Setelah ia yakin Xue Ling aman, mereka melangkah turun kembali. “Mereka sedang memperdebatkan siapa yang pantas menjadi istri Tuan Muda.” Xue Yao mengangkat satu alisnya sambil meniup rambut yang menutupi mata. “Siapa menurut mereka yang pantas aku nikahi?” Wajah Xue Ling berubah mendung. “Menurut Kakak Pertama, Nona Mo Fan Wan adalah pilihan yang paling tepat. Tapi Kakak Kedua dan Kakak Keduabelas tidak setuju. Kakak Ketiga berkata bahwa Tuan Putri adalah pilihan yang paling tepat, apalagi dengan Tuan Muda sebagai pelindung Ibukota. Kakak Ketiga berkata bahwa jika Tuan Muda menikah dengan Tuan Putri maka kelak jika Kaisar men
Sekejap, Xue Yao melihat Xue Ling terlihat memudar seolah-olah gadis itu akan menghilang di depan matanya dan ia tidak akan pernah melihatnya lagi.Deg!!! Xue Yao mendengar jantungnya berhenti berdetak.Xue Yao meraih Xue Ling dengan sangat cepat, membuat Xue Ling terlonjak kaget dan cahaya di tubuh gadis itu memudar dengan cepat. Xue Yao menghela napas lega. Pria itu memeluk Xue Ling dengan erat.Xue Ling bingung. Gadis itu meletakkan tangannya di punggung Xue Yao dan menepuk pelan. Tidak tahu harus apa.“Kenapa?” bisik Xue Ling pelanXue Yao tidak menjawab. Ia sibuk mengatur napas. Jantungnya berdetak dengan cepat. Ia bahkan tidak dapat menjelaskan apa yang dilihatnya pada Xue Ling.Perlahan-lahan Xue Yao melepaskan pelukannya pada Xue Ling, ia menyentuh pipi gadis itu dengan penuh perasaan dan mencium pipi gadis itu dengan lembut. Lalu menatap mata gadis itu dan menjawab lembut. “Tidak apa-apa.” Katanya “Aku hanya ingin memelukmu saja.”Xue Ling menatap Xue Yao dengan tatapan tidak
“Apa maksudmu?” Xue Yao berkata dengan kesal. “Semua itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin aku punya aturan seperti itu? Langit kesepuluh! Hah! Hah! Benar-benar konyol!” Xue Yao menoleh pada Xue Ling dan menunjuk pada Huǒ niǎo. “Kau tidak dapat melihatnya, bukan?”Xue Ling menatapnya seolah-olah dia sudah gila. “Tentu saja aku melihatnya, Tuan Muda. Sejak tadi burung api ini mendekati kita sampai akhirnya berjalan bersisian dan memberikan kita cahayanya sehingga kita dapat melihat di tempat yang mulai gelap ini. Apakah Tuan Muda tidak sadar jika matahari sudah tenggelam? Aku tidak mengatakan apapun pada Tuan Muda karena aku melihat Tuan Muda baik-baik saja saat burung api ini mendekati kita, jadi aku menyimpulkan bahwa dia tidak berbahaya.”Xue Yao terkejut mendengar jawaban Xue Ling. Ia menoleh pada burung dengan tatapan bertanya.‘Ada alasan mengapa Tuan Li Jun berusaha menahan gadis itu untuk terus tinggal.’Satu alis Xue Yao terangkat.Burung itu menggelengkan kepalanya. ‘Tidak dap
"Xiao Ling! aku pulang!!" teriak Xue Yao penuh kegembiraan. Akhirnya setelah enam bulan berada jauh di padang pasir, ia dapat kembali dan menemui Xue Ling, harta karunnya yang sangat berharga. Xue Ling yang sedang makan, mengangkat kepalanya dan terpana tak percaya melihat Tuan Mudanya berdiri di pintu. Ia menurunkan sumpitnya kembali dan mengucek matanya, tak percaya dengan apa yang ia lihat saat itu. "Tuan Muda", gumamnya terpesona. Xue Yao merentangkan tangannya seperti kebiasaan yang selalu ia lakukan saat kembali pulang ke rumah. Xue Ling berdiri, bahagia. Ia berlari menuju Xue Yao dan memeluknya dengan erat. "Tuan Muda!!. Kau Kembali!" ia berseru gembira. "Akhirnya kau kembali!". Xue Yao tertawa lepas, tidak kalah gembira. Ia memeluk Xue Ling dengan erat lalu mengangkatnya sambil berputar. Kerinduannya terbayar dengan sempurna. "Tuan Ketiga Belas, apakah kau tidak mau memperkenalkan kami?" sebuah suara yang lembut dan merdu menyadarkan X
Xue Ling menatap wanita cantik itu dengan takjub. Wanita itu adalah perwujudan seorang dewi. Begitu anggun. Rambutnya tebal dan di tata dengan sangat apik. Pakaiannya menggunakan kain yang berkualitas dan menutupi tubuhnya dengan sempurna. Poninya tertiup angin membuat wajahnya terlihat lebih bersinar. Matanya jernih, senyumnya dapat mencerahkan hari yang suram. Xue Ling menilai, tinggi wanita itu hampir setinggi Tuan Mudanya. Calon istri kata Tuan Mudanya. Xue Ling mengerjapkan matanya, berusaha menghilangkan rasa terkejut dari wajahnya. Bagaimanapun, ia harus bersikap baik seperti yang diperintahkan Tuan Mudanya. Xue Ling merendahkan tubuhnya dengan hormat dan memaksanakan senyum di wajahnya. Xue Yao tersenyum bahagia. “Xiao Ling… ini Nona Mo Fan Wan. Dia adalah ketua dari perkumpulan mantra Negara Shen.” Mo Fan Wan tersenyum pada Xue Ling. Akhirnya ia dapat bertemu dengan Xue Ling. Gadis yang selalu dibanggakan oleh Xue Yao. Seperti yang digambarka
Sesampainya di dapur, Xue Ling memegang dadanya. Debaran di dadanya masih belum hilang sementara airmatanya hampir saja tumpah. Xue Ling menghapus air mata dengan menggunakan ujung pakaiannya. Dia tidak boleh membiarkan Tuan Muda melihat tangisannya. Kata-kata Tuan Muda masih terngiang-ngiang dalam kepalanya. Calon istri. Xue Ling tidak mengerti kenapa dadanya terasa sesak dan sakit. Seolah dadanya di pukul dengan keras. Membuatnya sesak napas. Setengah melamun, Xue Ling menyeduh teh dan membawanya ke depan. Ia melihat Tuan Mudanya tersenyum menatap nona Mo Fan Wan yang sedang melihat kaligrafi miliknya. Nona Mo Fan Wan menyentuh setiap kaligrafi dengan sangat hati-hati dengan pandangan penuh kekaguman. Tulisan Xue Yao memang sempurna dan tak bercacat. Ia bahkan sudah berlatih berkali-kali membentuk mantra dengan gaya penulisan Xue Yao. Namun, bahkan dengan latihan yang terus menerus, ia masih tidak dapat menyamai keanggunan