Xue Yao mencium kening, mata dan pipi Xue Ling lembut. “Tidurlah!” bisiknya manis. Xue Ling bergerak menjauh. “Jangan bergerak. Jika kau bergerak, aku tidak akan bisa menahan diri.”Xue Ling diam tak bergerak. Bagaimana mungkin dia bisa tidur, pikirnya. Setelah serangan ciuman dari Xue Yao, jantungnya masih berdebar tak beraturan. Namun, suara degup jantung Xue Yao terdengar seperti lagu pengantar tidur, dan Xue Ling tertidur. Xue Yao menatap wajah gadis itu. Tangannya bergerak menyingkirkan rambut nakal dari pipinya. Mencium pipi Xue Ling dengan lembut, mengeratkan dekapannya pada tubuh Xue Ling, memejamkan mata dan tertidur.****Di aula bangunan utama, kuil dewi cahaya, Du Jun, Lu Jin dan Yan Se duduk mengelilingi meja pemujaan.“Tapi itu tidak mungkin!” sangkal Lu Jin.“Hamba juga tidak percaya, tapi dua makhluk abadi itu nyata, Tuanku. Naga api dan burung vermilion. Keduanya berada di mana Tuannya bera
Baca selengkapnya