Setelah menyelesaikan makan, Xue Yao melangkah ke pintu, sedikit bingung melihat golok penebangnya sendirian tanpa payung hitam di sampingnya. Xue Yao memiringkan wajahnya sambil berpikir, ia ingat, tadi malam payung hitam masih berada di tempatnya, tergantung di sisi golok penebang.
Mungkin Xiao Ling membawa payung itu, pikirnya. Entah apa yang dipikirkan Xue Ling hingga ia harus membawa payung hitam, apalagi jika hanya pergi ke pasar. Xue Yao menggelengkan kepalanya merasa heran. Ia membuka pintu.
Pagi sudah beranjak siang. Xue Yao menikmati suasana jalan yang ia lewati. Ia ingat, dulu tempat ini sepi. Namun sejak kakak kedua paviliun angin selatan berteman dengannya, jalan itu mulai ramai.
Semua berkat Xue Ling, pikirnya. Jika saja Xue Ling tidak berkeras menggunakan uang terakhir yang mereka miliki untuk membuka usaha dan menyewa toko sekaligus rumah yang sekarang mereka tempati, mungkin sampai sekarang ia dan Xue Ling masih berkeliaran dan melakukan kerja s
Jantungnya berdebar. Wanita itu begitu anggun. Kecantikannya mampu membuat hari yang suram menjadi cerah hanya dengan melihatnya tersenyum.Apalagi saat wanita itu menatapnya dan tersenyum seperti saat ini, mendadak Xue Yao merasa menjadi begitu tak berdaya. Xue Yao berlari kecil menghampiri Mo Fan Wan.Mo Fan Wan memberi salam pada Xue Yao dengan mengangkat tangan kanan meletakkannya di dada seraya menekuk lututnya, Xue Yao menghentikan langkah dan tersenyum lebar, ia membungkukkan badannya, menjawab salam Mo Fan Wan.“Sepertinya hari ini akan terik, bagaimana jika kita melakukannya di penginapan saja?” Tanya Xue Yao. Entah mengapa, hari ini Xue Yao merasa enggan untuk berada jauh dari rumah. Seakan-akan ia dapat merasakan ada yang tidak pada tempatnya, tapi pria itu tidak tau apa itu. Dan untuk berjaga-jaga, maka ia tidak akan pergi kemana-mana. Ia tidak dapat mengenyahkan sapaan riang dari Tuan Chou, pemilik toko kain kejayaan itu.“B
“Hari ini mantra apa yang ingin dipelajari Tuan Ketigabelas?”Pertanyaan lembut Mo Fan Wan menyadarkan Xue Yao dari lamunannya. Ia mengalihkan perhatian dari rumah kepada Mo Fan Wan. Berpikir sejenak lalu menjawab, “Aku ingin mempelajari mantra pelindung yang lebih kuat dari yang terakhir kali kita lakukan. Lingkaran mantra pelindung mata dewa.”“Mata dewa--,” Mo Fan Wan bergumam. Ia duduk di kursi, berpikir sejenak “lingkaran mantra pelindung mata dewa sulit untuk dikuasai. Saya sendiri masih belum mahir melakukannya. Saya ragu, dapat mengajari Tuan Ketigabelas.”Xue Yao melangkah mendekati Mo Fan Wan dan duduk di depan wanita itu. “Tidak masalah,” jawabnya. “cukup tunjukkan padaku bagaimana caranya, aku akan mencari cara untuk mempelajarinya.”Mo Fan Wan menoleh pada Chen Yu dan berkata “Tolong ambilkan tas kulit yang digantung di samping tempat tidur.”Chen Yu me
Tok tok tok…Xue Yao menatap pintu. Dahinya mengernyit. “Siapa?”Mo Fan Wan melihat Chen Yu.Chen Yu melangkah ke pintu dan membukanya.Beberapa orang pria terlihat berdiri di depan pintu.“Tuan Chou!” seru Xue Yao heran.Tuan Chou membungkuk hormat.“Selamat siang Tuan Ketigabelas.” Katanya dengan tersenyum lebar. “Benar-benar hari yang indah untuk menikah… waktunya juga sangat baik.”Dan tanpa komando, tuan Chou dengan para pelayannya masuk ke dalam kamar, dan mulai menghias kamar dengan kain merah.Xue Yao berdiri dan mencegat Tuan Chou. “Kurasa ada kesalahpahaman di sini, Tuan Chou!”.Tuan Chou menatap Xue Yao, menepuk dadanya dengan antusias. “Salah paham? Tentu saja tidak Tuan Ketigabelas.”Beberapa orang membawa nampan makanan tiba-tiba masuk, menggeser tubuh Xue Yao dari meja, lalu menata makanan, manisan dan minum
“Apa maksudmu? Aku? Menikah? Dengan siapa?”“Tentu saja dengan Nona Ketua Mantra, Nona Mo Fan Wan!” jawab Tuan Chou.“Apa!” seru Xue Yao dan Mo Fan Wan bersamaan.“Benar.” Lalu tuan Chou mendorong Xue Yao keluar dari kamar Mo Fan Wan. Sebelum keluar ia masih sempat melihat dua orang pelayan wanita yang dibawa oleh Tuan Chou menggiring Mo Fan Wan ke bilik ruang ganti sambil membawa gaun pengantin berwarna merah dengan sulaman burung phoenix berwarna emas. “Tuan Ketigabelas juga harus berganti pakaian, nona Xue sudah memesankan kamar untuk Tuan.”Satu alis Xue Yao terangkat. Xue Ling?Saat Xue Yao masih berusaha mencerna kata-kata tuan Chou, Tuan Chou sudah menanggalkan baju luarnya dan sedang memakaikan pakaian pengantin pada Xue Yao. Gerakannya terhenti saat Xue Yao mencengkeram pergelangan tangan tuan Chou. Ia membuka mulut untuk meminta penjelasan namun apapun yang ingin ia katakan, terh
Senyum langsung hilang dari wajah Xue Yao. Ia juga merasa bingung. Baju pengantin, kamar pengantin, makanan dan minuman, bahkan pendamping pernikahan juga sudah disiapkan oleh Xue Ling, tapi Xue Yao tidak melihat gadis itu sama sekali. Tiba-tiba satu kesadaran terbentuk dalam dirinya. Ia ingat, sejak kemarin Xue Ling bertingkah tidak seperti biasanya. Tidak—salah, sejak ia kembali, Xue Ling menjadi pendiam.Tadi pagi, saat ia mencari gadis itu, ia melihat selimut terlipat rapi di samping botol minuman di depan abu api unggun yang masih hangat di halaman belakang rumahnya. Ia tidak begitu memperhatikan karena ia merasa tidak ada yang aneh.Apakah racun dinginnya kembali? Kalau diingat-ingat kembali, Xue Ling sudah tidak pernah mengeluh kedinginan padanya.Lalu payung hitam yang tidak berada di tempatnya.Rasa ketakutan tiba-tiba merayap naik dalam diri Xue Yao.Ia menepis tangan Tuan Chou, tangannya bergerak melepas baju pengantin yang s
Mendengar jawaban Tuan Chou, Xue Yao langsung berlari menuruni tangga penginapan, ia terus berlari menuju ke rumahnya. Ia tidak mengurangi kecepatan bahkan saat mendorong pintu rumahnya, berlari naik ke arah kamar tidur, membuka ruang rahasia di bawah ranjang, tangannya gemetar saat meraih kotak penyimpanan uang yang tergeletak diam. Xue Ling tidak akan pernah pergi kemanapun tanpa membawa kotak uang itu saat Xue Yao ada di rumah, ia begitu tidak mempercayai dirinya jika menyangkut uang.Xue Yao melangkah menuju lemari pakaian, membuka cepat dan melihat baju-bajunya tertata rapi, kaos kaki tertumpuk sempurna. Semua pakaian Xue Yao ada, tapi pakaian Xue Ling tidak ada.Xue Yao memejamkan mata dan bernapas dengan susah payah. Ia melangkah kembali ke arah tempat tidur, membuka kotak penyimpanan dan mengambil seluruh uang yang ada di dalamnya. Sayup-sayup ia mendengar langkah kaki di pintu depan, Xue Yao bergegas keluar kamar, langkahnya terhenti di anak tangga teratas, ra
Xue Yao menuruni tangga dengan langkah pelan. Seluruh tubuh dan pikirannya terasa kosong. Seperti mayat hidup, ia meraih golok penebang dan panah kometnya, mengikat golok dan kotak panah pada tubuhnya, ia melangkah melewati Mo Fan Wan tanpa menoleh pada wanita itu. Di pintu Xue Yao berhenti, ia berbalik, menatap pada Yan Zilan dan berkata pelan. “Xue Ling tidak ada di dalam kota, kakak kedua. Ia pergi. Aku bisa merasakannya. Tolong sampaikan permintaan maafku pada guru besar, aku harus pergi mencari Xue Ling.”Tanpa menunggu jawaban Yan Zilan, Xue Yao melangkah cepat dan berlari menuju pintu gerbang kota. Jika Xue Ling meninggalkan ibu kota setelah matahari terbit, mengukur dari bekas api unggun di halaman belakang yang masih bergeretak saat Xue Yao melihatnya tadi pagi, seharusnya Xue Ling masih belum terlalu jauh. Jika ia terus berlari, Xue Yao yakin ia pasti akan dapat menemukan Xue Ling.Di gerbang kota, kakak Feng melihat dan memanggilnya namun Xue Yao
Sesuatu dalam dirinya bergerak naik, berusaha berkomunikasi dengannya. Xue Yao kembali memejamkan mata kembali, sedikit demi sedikit indranya menjadi lebih tajam, suara-suara semakin terdengar jelas, ia dapat mendengar suara langkah kaki yang berlari dan berhenti di belakangnya, tanpa membuka mata Xue Yao tahu itu adalah Mo Fan Wan.“KE ARAH MANA?”Kesadaran dalam dirinya bergerak mengendus udara, terdiam sebentar dan menjawab. “KANAN.”Xue Yao membuka mata, berbalik dan menatap Mo Fan Wan. “Aku minta maaf, Nona Ketua. Tapi aku tidak bisa menikah denganmu. Ada hal yang lebih penting yang harus kulakukan sekarang.”Mo Fan Wan balas menatap Xue Yao. Dari awal ia tahu bahwa tidak ada yang lebih penting dari nona Xue Ling bagi Xue Yao namun ia tetap bersikeras menyangkal fakta itu. Saat ini, Xue Yao terlihat berbeda. Ia bukan lagi pemuda tampan yang selalu tersenyum manis dan berkata lemah
“Apa maksudmu?” Xue Yao berkata dengan kesal. “Semua itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin aku punya aturan seperti itu? Langit kesepuluh! Hah! Hah! Benar-benar konyol!” Xue Yao menoleh pada Xue Ling dan menunjuk pada Huǒ niǎo. “Kau tidak dapat melihatnya, bukan?”Xue Ling menatapnya seolah-olah dia sudah gila. “Tentu saja aku melihatnya, Tuan Muda. Sejak tadi burung api ini mendekati kita sampai akhirnya berjalan bersisian dan memberikan kita cahayanya sehingga kita dapat melihat di tempat yang mulai gelap ini. Apakah Tuan Muda tidak sadar jika matahari sudah tenggelam? Aku tidak mengatakan apapun pada Tuan Muda karena aku melihat Tuan Muda baik-baik saja saat burung api ini mendekati kita, jadi aku menyimpulkan bahwa dia tidak berbahaya.”Xue Yao terkejut mendengar jawaban Xue Ling. Ia menoleh pada burung dengan tatapan bertanya.‘Ada alasan mengapa Tuan Li Jun berusaha menahan gadis itu untuk terus tinggal.’Satu alis Xue Yao terangkat.Burung itu menggelengkan kepalanya. ‘Tidak dap
Sekejap, Xue Yao melihat Xue Ling terlihat memudar seolah-olah gadis itu akan menghilang di depan matanya dan ia tidak akan pernah melihatnya lagi.Deg!!! Xue Yao mendengar jantungnya berhenti berdetak.Xue Yao meraih Xue Ling dengan sangat cepat, membuat Xue Ling terlonjak kaget dan cahaya di tubuh gadis itu memudar dengan cepat. Xue Yao menghela napas lega. Pria itu memeluk Xue Ling dengan erat.Xue Ling bingung. Gadis itu meletakkan tangannya di punggung Xue Yao dan menepuk pelan. Tidak tahu harus apa.“Kenapa?” bisik Xue Ling pelanXue Yao tidak menjawab. Ia sibuk mengatur napas. Jantungnya berdetak dengan cepat. Ia bahkan tidak dapat menjelaskan apa yang dilihatnya pada Xue Ling.Perlahan-lahan Xue Yao melepaskan pelukannya pada Xue Ling, ia menyentuh pipi gadis itu dengan penuh perasaan dan mencium pipi gadis itu dengan lembut. Lalu menatap mata gadis itu dan menjawab lembut. “Tidak apa-apa.” Katanya “Aku hanya ingin memelukmu saja.”Xue Ling menatap Xue Yao dengan tatapan tidak
“Pernikahan Tuan Muda.” Jawab Xue Ling pelan. “Baiklah—awas langkah kakimu!” kata Xue Yao cepat saat mereka melewati tangga yang penuh dengan tonjolan tidak rata. Xue Yao berbalik dengan cepat untuk memegang lengan Xue Ling, mencegahnya jatuh. Refleks Xue Ling melihat kebawah, hampir saja ia tersandung. “Ada apa dengan pernikahanku?” Tanya Xue Yao kemudian. Setelah ia yakin Xue Ling aman, mereka melangkah turun kembali. “Mereka sedang memperdebatkan siapa yang pantas menjadi istri Tuan Muda.” Xue Yao mengangkat satu alisnya sambil meniup rambut yang menutupi mata. “Siapa menurut mereka yang pantas aku nikahi?” Wajah Xue Ling berubah mendung. “Menurut Kakak Pertama, Nona Mo Fan Wan adalah pilihan yang paling tepat. Tapi Kakak Kedua dan Kakak Keduabelas tidak setuju. Kakak Ketiga berkata bahwa Tuan Putri adalah pilihan yang paling tepat, apalagi dengan Tuan Muda sebagai pelindung Ibukota. Kakak Ketiga berkata bahwa jika Tuan Muda menikah dengan Tuan Putri maka kelak jika Kaisar men
Xue Ling berdiri, diikuti oleh Xue Yao, setelah Chunhua mendekat Xue Ling berkata. “Terima kasih atas sarapannya. Kami sangat menikmatinya.”Chunhua membungkukkan badannya. “Senang mendengar bahwa Nona dan Tuan Muda menikmati makanan yang kami hidangkan.”Xue Ling tersenyum. “Kami harus pergi. Bisakah kau menyampaikan rasa terima kasihku pada Tuan Li Jun?”“Tentu, Nona.”“Bisakah kau menunjukkan padaku jalan mana yang harus aku lalui untuk keluar dari Gunung ini?”Chunhua terlihat bimbang, tapi hanya sebentar. “Di jalan masuk yang Nona lalui semalam, ada tangga batu yang mengarah ke lembah, tapi Tuan Muda dan Nona harus berhati-hati saat melewati lembah.”“Kenapa?”“Lembah Gunung ini dihuni oleh banyak siluman.”Xue Ling menoleh menatap Xue Yao, pria itu mengangguk menenangkan.“Ada jalan setapak di lembah. Jalan setapak itu akan membawa Tuan Muda dan Nona melewati hutan yang sangat lebat, jika Tuan Muda dan Nona mengikuti jalan setapak itu Tuan Muda dan Nona dapat keluar dari Gunun
“Berapa hari kau bertahan di ceruk itu?” “Mungkin tiga hari.” “Jika dalam perjalan pulang nanti, kita berpapasan dengan serigala itu, apakah kau akan dapat mengenalinya?” “Kurasa iya. Aku yakin aku meninggalkan tanda pitak di dahinya.” Xue Yao mengangguk puas. “Lalu bekas luka yang di punggungmu?” Xue Ling terdiam sebentar, menimbang-nimbang apakah ia perlu menceritakan secarai detail, “Hari itu bekalku habis.” Xue Ling memutuskan tidak ada perlunya ia berbohong, Xue Yao akan mengetahui jika ia berbohong. “Aku kelaparan dan kurang fokus. Aku hanya berjalan, tidak memperhatikan sekelilingku. Tiba-tiba saja aku sudah dikelilingi oleh banyak pria, dari penampilan mereka, aku yakin mereka adalah perampok. Mereka berteriak untuk menakut-nakutiku. Tapi aku tidak takut sama sekali, tapi tentu saja aku kalah jumlah. Mereka berusaha menangkapku, tapi aku selalu bisa berkelit. Pasti karena tubuhku yang mungil. Tapi pada saat aku berpikir bahwa aku dapat meloloskan diri dari mereka, salah
“Berapa hari kau bertahan di ceruk itu?”“Mungkin tiga hari.”“Jika dalam perjalan pulang nanti, kita berpapasan dengan serigala itu, apakah kau akan dapat mengenalinya?”“Kurasa iya. Aku yakin aku meninggalkan tanda pitak di dahinya.”Xue Yao mengangguk puas. “Lalu bekas luka yang di punggungmu?”Xue Ling terdiam sebentar, menimbang-nimbang apakah ia perlu menceritakan secarai detail, “Hari itu bekalku habis.” Xue Ling memutuskan tidak ada perlunya ia berbohong, Xue Yao akan mengetahui jika ia berbohong. “Aku kelaparan dan kurang fokus. Aku hanya berjalan, tidak memperhatikan sekelilingku. Tiba-tiba saja aku sudah dikelilingi oleh banyak pria, dari penampilan mereka, aku yakin mereka adalah perampok. Mereka berteriak untuk menakut-nakutiku. Tapi aku tidak takut sama sekali, tapi tentu saja aku kalah jumlah. Mereka berusaha menangkapku, tapi aku selalu bisa berkelit. Pasti karena tubuhku yang mungil. Tapi pada saat aku berpikir bahwa aku dapat meloloskan diri dari mereka, salah satu
Xue Yao menoleh pada Chunhua, menyuruh pelayan itu untuk pergi.“Hari itu dimulai dengan pagi yang manis. Matahari bersinar dengan penuh kehangatan setelah malam hampir berhasil membuatku beku.”Tangan Xue Yao terkepal mendengarnya. Jadi malam itu racun dinginnya kambuh. Dan Xue Ling tidak mengatakan apapun padanya.“Beberapa hari sebelumnya aku sudah mengurus semua keperluan pernikahan. Semuanya dengan kualitas yang terbaik. Karena itu untuk Tuan Muda. Aku yakin hari itu semua akan berjalan sesuai rencana. Tuan Muda terlihat begitu bahagia saat bertanya padaku tentang jika Nona Mo Fan Wan menjadi Nyonya Rumah. Saat itu kupikir tidak apa-apa jika aku tidak ada di sana. Bukankah Tuan Muda sanggup hidup tanpa kehadiranku selama di gurun pasir?” kata-kata itu terdengar seperti pernyataan yang sedang dikatakan untuk menyakinkan dirinya sendiri. “Saat aku membawa pergi Payung Hitam, hatiku merasa sangat pedih melihat Golok Penebang tergantung sendirian. Tapi saat itu kupikir, paling tidak
Pakaian yang tersedia sangat pas di tubuh pria itu. Xue Yao membuka pintu dengan satu tangan sedang berusaha mengikat rambutnya. Gerakan pria itu berhenti saat ia mendapati Xue Ling sedang berdiri di depannya. Segar dan begitu cantik dalam balutan gaun berwarna merah muda pucat.“Wah—lihatlah dirimu!” seru Xue Yao terpukau. “Aku hanya tidak melihatnya sebentar, kau sudah berubah memukau seperti ini.”Xue Ling tersenyum lebar. “Lihatlah dirimu, Tuan Muda. Bahkan dengan rambut yang kau ikat asal-asalan seperti ini kau tetap terlihat gagah. Kau membuatku merasa iri.”Xue Yao tertawa senang. “Semakin pandai menjawab, ya!”Xue Ling mengangguk penuh semangat. “Aku mengatakan kenyataan.” Xue Ling menyentuh pinggiran baju Xue Yao dengan lembut. Lalu gadis itu berpaling pada Chunhua. “Tidak adakah pakaian yang dapat membuatnya tidak setampan ini? Pikiranku tidak tenang jika harus keluar dengannya jika—“ Xue Ling menunjuk pada Xue Yao. “dia setampan ini.”Xue Yao merangkul Xue Ling sambil terta
Perjamuan malam di kediaman Tuan Putri? Ah—Xue Yao ingat. “Itu karena aku menyembunyikanmu di belakang punggungku. Aku tidak mau mereka melihat betapa mempesonanya dirimu dalam balutan gaun berwarna gading itu. Wah—aku sampai menahan napas saat kau keluar dari kamar, kupikir ada seorang dewi turun ke bumi.” Xue Yao meletakkan tangan di dadanya. “Jantungku berdebar sangat kencang saat itu.”Tawa Xue Ling pecah mendengarnya. Sekarang ia ingat. Ya—Xue Yao memang tidak membiarkannya berjalan di samping pria itu. Bahkan saat ia duduk pun, Xue Yao berusaha menghalangi pandangan para tamu undangan sehingga tidak satupun yang memperhatikan kehadirannya waktu itu.Yang tidak Xue Yao sadari saat itu adalah pandangan Pangeran Negeri Cahaya yang terpaku pada Xue Ling sejak gadis itu melangkah memasuki ruangan perjamuan tidak berkedip sama sekali.“Jadi?—adakah yang kau inginkan untuk kujadikan sebagai mahar pernikahan?”Xue Ling menggeleng. “Aku sudah punya semua.”“Oh—ayolah. Tentu tidak bisa be