Semua Bab Unperfect Husband: Bab 21 - Bab 30

254 Bab

21. Unperfect Husband

Setelah hampir dua jam perjalanan, mobil akhirnya menepi di depan halaman kediaman Aberald. Saat Deric akan bersiap turun, pintu mobil tiba-tiba terbuka dari luar.“Bi-biar kubantu, Tuan jacob,” ujar Helen yang kian memperlebar celah pintu. Wajahnya tenggelam dalam kegugupan, sedang tatapannya tertuju pada rerumputan.“Tidak perlu, Nona.” Deric menolak halus. “Terima kasih.”Helen mundur beberapa langkah. Ia ingin menolong, tetapi raganya malah membeku. Sebagai gantinya, ia hanya bisa mengamati Deric melalui ekor mata.“Kau bisa memanggilku dengan sebutan Deric,” ujar sang empunya nama begitu sudah kembali duduk di kursi roda.“Ba-baik, Tuan Deric.”“Cukup Deric saja tanpa embel-embel tuan,” kata Deric.Helen mendongak di saat Deric merangkai senyum. Hal itu sontak membuatnya mundur secara perlahan. Wanita itu kembali ke kesadaran penuh ketika angin mencumbu helai
Baca selengkapnya

22. Unperfect Husband

“Maafkan aku, Tuan,” ujar Helen, “sepertinya aku tidak bisa membantu untuk persoalan yang Tuan ajukan. Seperti yang Tuan-tuan ketahui, aku hanya seorang pegawai biasa.”Senyum yang terpahat di paras Jeremy perlahan luntur. Kedua tangannya kontan mengepal di atas paha. Manik mata yang melukis pengharapan mendadak lenyap seiring jawaban yang terdengar. “Apa tidak bisa Anda usahakan, Nona?”Helen menoleh ke arah celah pintu, kemudian mengembus napas panjang. Ia berpikir sesaat, kemudian  berkata, “Tapi sepertinya aku bisa menjadwalkan Tuan untuk bertemu dengan Nona Caraline secara langsung. Aku harap hal itu bisa membantu.”Laksana menemukan oase di gurun pasir, amarah yang sebelumnya bercokol mendadak lenyap bersama pahatan senyum yang kini tersungging di wajah Jeremy dan Jonathan. Keduanya saling bertukar pandangan, berbagi kebahagiaan.“Itu lebih dari sekadar membantu, Nona. Kami benar-benar terto
Baca selengkapnya

23. Unperfect Husband

Caraline mengembus napas panjang sembari menyandarkan punggung ke kursi. Memeriksa beberapa laporan sekaligus membuat energinya cukup terkuras. Ia harus benar-benar memasang level konsentrasi tinggi untuk memahami sajian data yang ada.Mengusir letih dan kebosanan, Caraline mulai berselencar dalam dunia maya. Ia menuliskan namanya di kolom pencarian, dan  tak lama kemudian muncul deretan judul artikel dari beragam sumber. Wanita itu membaca satu per satu tajuk, lantas menelaah isinya hingga tuntas.“Para jurnalis itu seharusnya kembali ke bangku sekolah,” gerutu Caraline saat membandingkan isi berita dengan judul. Meski Diego sudah melakukan klarifikasi pada wartawan di lobi gedung kemarin, tetapi pada realitanya hal itu tak luput dari tambahan bumbu asumsi dan opini pribadi media agar kian renyah untuk dinikmati pembaca.Caraline menyadari bila tak semua kesalahan patut diarahkan pada penulis berita. Terdapat andil dari pemimpin media yang mema
Baca selengkapnya

24. Unperfect Husband

Keriuhan di dalam outlet kian bertambah ketika para pengunjung mendengar pengakuan James. Bak ombak berkecamuk, perkataan dan tatapan bernada hinaan terus menghantam Deric. Meski begitu, ia masih meraut wajah penuh ketenangan.“Enyahlah!” usir wanita bergaun putih pendek, “kau bukan hanya pengemis tak tahu diri, tapi kau juga seorang pembohong! Outlet ini benar-benar harus memperbaiki kualitasnya dari berbagai sisi karena sudah membiarkan seorang pengemis sepertimu mengotori tempat ini.”James hanya terkekeh saat melihat perundungan kian menjadi. Ia senang karena Deric mendapat ganjaran atas tingkah sombongnya saat di rumah tadi. Bisa-bisanya pria cacat itu memberi ancaman sekaligus berbuat kurang ajar padanya, pikirnya.“Siapa pun orang yang membawa pria cacat ini pasti benar-benar cerdas,” ujar James memanas-manasi, “dengan membawa pria pesakitan ini ke tempat mewah, dia pasti berpikir orang-orang aka
Baca selengkapnya

25. Unperfect Husband

Semua pengunjung yang sempat merundung Deric pada akhirnya ditelan kebisuan. Meski begitu, pikiran mereka justru ramai dengan beragam pertanyaan tentang sosok pria di kursi roda itu. Benarkah hubungannya dengan Helen sebatas kenalan saja? Bagaimana mungkin asisten Caraline itu bisa mengenalnya pria itu?“Outlet ini benar-benar harus memperbaiki kualitasnya dari berbagai sisi,” ujar Deric.Wanita bergaun putih pendek seketika menunduk ketakutan. Deric mengulang perkataannya beberapa menit lalu.“Benarkah?” tanya Helen.Sekarang, giliran sang manajer dan seluruh pegawai yang menenggelamkan wajah. Mereka tahu bagaimana akhir dari karier mereka jika sampai masalah ini tercium kantor pusat. Mimiline Group merupakan perusahaan yang sangat ketat dalam masalah kedisiplinan dan kualitas layanan. Mengecewakan seorang pelanggan adalah kasus berat yang bisa berakhir dengan hukuman pemecatan.Dalam perkara ini, jelas semua pegaw
Baca selengkapnya

26. Unperfect Husband

Ponsel Caraline berdering saat dirinya dalam perjalanan pulang. Wajah penatnya seketika berubah cerah saat menduga bila Diego kembali mengirimkan sebuah pesan. Namun, dugaannya malah berubah menjadi kekesalan. Kabar justru datang dari seseorang yang amat ia benci meski orang itu adalah sepupunya sendiri.‘Datanglah bersama suamimu ke pertemuan keluarga Wattson saat akhir pekan. Aku dan keluargamu yang lain ingin mengenalnya sebagai anggota keluarga baru. Aku akan mengirimkan detail acaranya nanti.’Caraline refleks melempar ponsel begitu selesai membaca pesan tersebut. Wajahnya seketika merengut dengan kedua tangan menyilang di dada. Ini benar-benar kabar buruk. Wanita bersurai panjang itu tak bisa membayangkan hal apa yang akan terjadi selama pertemuan nanti, terlebih bila mereka tahu kondisi Deric.Caraline bergegas ke tepi danau begitu mobil menepi di kediaman. Ia lantas duduk di kursi kayu yang berada di bawah pohon. Wanita itu meluapkan kekesala
Baca selengkapnya

27. Unperfect Husband

Deric tak langsung menanggapi perkataan Caraline. Ia diam beberapa saat sebelum akhirnya berkata, “Sepertinya itu ide yang bagus.” Caraline seketika mendongak, menilik Deric sesaat, kemudian menoleh pada arah danau. “Menurutmu begitu?” tanyanya disertai tawa kecil. “Apa kau merasa keberatan untuk hadir?” Deric mendekat ke arah Caraline. “Aku bisa mendengar nada tak suka dari caramu bicara.” Caraline menyugar rambut beberapa kali, kemudian berjalan menuju pinggir danau. “Apa yang harus aku takutkan dari sebuah pertemuan keluarga?” ujarnya sembari menyilangkan kedua tangan di depan dada. Deric menatap punggung Caraline. “Aku tidak pernah bilang kalau kau takut.” Caraline terpejam, lantas mengembus napas panjang. “Kau pasti salah dengar.” “Telingaku masih berfungsi dengan baik,” sahut Deric, “tak masalah jika kau takut. Aku tidak akan menertawakan sesuatu yang memang normal terjadi pada semua seseorang.” Caraline seketika memutar
Baca selengkapnya

28. Unperfect Husband

Caraline mendaratkan tubuhnya dengan asal ke kursi di bawah pohon. Kondisi hatinya mendadak tak keruan setelah menerima pesan susulan dari sepupunya perihal pertemuan keluarga Wattson yang akan diadakan esok hari. Karena masalah itu pula, ia sama sekali tak bisa berkonsentrasi selama pekerjaan.“Wanita itu benar-benar membuatku kesal!” ucapnya sembari memukul ruang kosong di kursi.Caraline mengembus napas panjang, kemudian memijat kening perlahan. Wajahnya lantas mendongak  ke langit jingga. Di tengah kekesalannya yang kian memuncuk, waktu justru kian bergulir menuju hari esok. Andai saja ia memiliki kekuatan untuk mengendalikan waktu, niscaya hari esok akan benar-benar ia hapus dari Bumi. Bagaimanapun jua, ia sama sekali tak siap.  “Apa kau sedang ketakutan?” tanya Deric dengan pandangan yang tertuju ke danau. Pria itu masih setia dengan kamera di tangan. Saat berhasil memotret dua ekor angsa yang tengah bercengkerama, ia seg
Baca selengkapnya

29. Unperfect Husband

Pukul sembilan pagi, Caraline sudah bersiap dengan gaun selutut berwarna biru tua. Rambutnya dibiarkan tergerai dengan ujung yang dibuat sedikit bergelombang. Ketika menuruni anak tangga, wanita itu mengembus napas panjang beberapa kali seraya mengamati kembali penampilannya.Caraline sama sekali tak bisa tidur nyenyak semalam. Beberapa jam sekali, ia akan terbangun dengan kondisi berkeringat. Selebihnya, wanita itu akan melamun di kasur sampai kantuk kembali bertamu.“Dasar pemalas!” rutuk Caraline saat mengetahui bila Deric belum berada di pinggir danau.Caraline mengibas rambut ketika ponsel berbunyi. Bibirnya segera menyuguhkan senyuman ketika Diego mengirim sebuah pesan.‘Bagaimana keadaanmu hari ini?’Caraline memutar bola mata. Ia menggeleng beberapa kali karena merasa Diego amat payah dalam membuka topik obrolan. Meski begitu, ia membalas pesan pria itu.‘Apakah aku benar-benar sedang membaca pesan dari
Baca selengkapnya

30. Unperfect Husband

Satu jam kemudian, mobil yang dinaiki Deric dan Caraline menepi di sebuah vila yang terletak di pinggir pantai. Tempat itu langsung menghadap hamparan laut biru. Dari lokasi keduanya berada, deburan ombak dapat terdengar cukup jelas.“Sepertinya aku akan belajar banyak hal sesudah pulang dari tempat ini,” ujar Deric sembari mengamati pemandangan luar dari jendela mobil.Caraline mengembus napas panjang, kemudian terpejam untuk beberapa saat. Kedua tangannya berada di depan dada, berusaha untuk menstabilkan degup jantungnya. “Dengarkan aku,” ucapnya.           Deric seketika menoleh, dan di saat yang sama Caraline menenggelamkan wajah ke arah jari-jarinya yang saling beradu.“Aku benci untuk mengatakannya, tapi kau harus bekerja sama denganku dalam pertemuan ini. Aku akan mendorong kursi rodamu saat kita berdua memasuki ruangan pertemuan. Jangan bicara sebelum aku memberimu iz
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
26
DMCA.com Protection Status