Beranda / Romansa / Unperfect Husband / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Unperfect Husband: Bab 51 - Bab 60

254 Bab

51. Unperfect Husband

Caraline memutuskan pulang lebih awal. Syukurlah Helen mampu mengecoh para awak media sehingga ia keluar dari kantor tanpa hambatan. Diego sudah pulang setelah makan siang berakhir, dan untungnya pria itu tak mengatakan hal aneh apa pun pada media.Caraline mengembus napas panjang ketika mobil menepi di halaman rumah. Ia memijat kepala perlahan, kemudian berjalan menuju kediaman. Tanpa sengaja, matanya justru mendapati Deric tengah melaju di pinggiran danau ke arah tempatnya biasa berolahraga. Hal yang kian menarik perhatian Caraline adalah, Deric tengah menghubungi seseorang.“Itu bukan urusanku. Lagi pula untuk apa aku tahu urusannya?” Caraline memutar bola mata, tetapi tubuhnya masih berada di tempat hingga Deric menghilang dari pandangan.“Baiklah, ini karena aku penasaran dan ingin memberitahu dia soal kegiatanku besok.” Caraline memutuskan mengikuti pergerakan Deric. Ia berjalan dengan langkah lebar. Akan tetapi, ia tak menemukan pr
Baca selengkapnya

52. Unperfect Husband

Astaga, kenapa aku sebodoh itu? batin Caraline.Caraline seketika membeku laksana baru saja disiram air es. Matanya memelotot dengan dengan mulut terbuka. Wanita itu merasa ingin mengubur diri sendiri atau melemparkan tubuh ke danau saking malunya. Bisa-bisanya ia bertindak bodoh, terlebih di depan Deric. Tuhan, kenapa ia yang terkenal jenius justru bertingkah layaknya orang idiot?Caraline mengembus napas panjang ketika keterkejutan berhasil menguap. Pandangannya seketika menelisik sekeliling. Ketika kembali menyadari bila dirinya sudah mengelililingi hampir sekeliling danau dengan cara berlari, wanita itu memijat dahi beberapa kali.Sebenarnya, Caraline ingin menjerit hingga tenggorakannya serak, atau justru mengamuk sampai pohon di sekelilingnya rontok. Akan tetapi, ia sadar jika tak memiliki kekuatan untuk melakukan itu semua. Mengenyahkan sosok Deric saja ia mulai merasa kewalahan. Apa yang harus ia lakukan sekarang?“Apa pons
Baca selengkapnya

53. Unperfect Husband

“Kau sudah makan malam?” tanya Deric dengan seuntai senyum. Pria itu memutar sedikit kursi roda untuk berhadapan langsung dengan Caraline.Kedua tangan Caraline perlahan turun. Sunggingan senyum Deric membuat sekujur tubuhnya yang kembali menegang. Akan tetapi, ketika menyadari hal itu adalah kekeliruan, kedua tangannya kembali ke tempat semula. “Jangan mengalihkan pembicaraan!”“Aku pikir tak elok jika kita berbicara dengan keadaan seperti ini. Bagaimana jika kau turun agar kita bisa mengobrol?”“Jangan pernah memerintahku! Kau pikir apa posisimu di rumah ini? Berhenti berkhayal!”“Baiklah, kalau begitu aku yang akan datang ke kamarmu,” sahut Deric, “bagaimana?”“Aku akan membunuhmu jika kau selangkah saja mendekat ke kamarku!” ancam Caraline.“Jika aku sudah mati, dengan senang hati aku akan menggentayangimu setiap waktu.” Deric tertawa.
Baca selengkapnya

54. Unperfect Husband

Caraline bangun saat suara alarm terdengar. Wanita itu bergegas turun dari ranjang, kemudian menoleh pada jam dinding. Pukul tujuh pagi. Cahaya dari luar kamar tampak terperangkap di celah tirai.Setengah jam kemudian, Caraline sudah berada di meja makan. Wanita itu sarapan dalam keadaan tenang. Ia melihat seorang maid berjalan ke arah dapur, kemudian menghilang ditelan dinding. “Diamlah, Caraline. Jangan bertindak bodoh dengan mengikutinya,” ujarnya seraya mencubit paha beberapa kali.Caraline fokus pada sajian yang terhidang walau beberapa kali ekor matanya tertuju ke arah halaman. Ketika selesai sarapan, wanita itu segera menuju pekarangan belakang. Ia berpapasan dengan Helen yang baru saja datang dari depan.“Kau datang pagi sekali, Helen,” ujar Caraline dengan wajah datar.“Kebetulan sekali aku tidur nyenyak semalam, Nona,” jawab Helen.Kedua wanita itu berjalan ke arah pinggiran danau untuk menungg
Baca selengkapnya

55. Unperfect Husband

Caraline bergegas menuju elevator setelah mengamati penampilan Diego secara sekilas. Ia memijat kepala perlahan atas tindakan pria itu yang menurutnya tak penting. Pria berperawakan tinggi itu ikut memasuki lift dengan senyum terpatri di wajah. Keadaan ruangan sempit ini kini hanya diisi oleh mereka berdua.“Bagaimana pendapatmu jika kita berlibur di sekitar pantai?” tanya Diego, “aku punya tempat yang bagus untuk dikunjungi.”“Aku hanya takut jika selera dan penilaian kita berbeda,” jawab Caraline tanpa menoleh sedikit pun, “bagus menurutmu, bukan berarti bagus untukku, kan?”“Lalu tempat apa yang kau suka?” Diego menoleh ke arah Caraline.“Haruskah aku menjawab pertanyaanmu?” Caraline menyelipkan rambut ke belakang telinga, lalu melirik Diego. “Aku kira kau akan mengejutkanku.”“Baiklah.” Diego merapikan jas untuk sesaat. “Jangan salahkan aku jik
Baca selengkapnya

56. Unperfect Husband

“Bisakah lain kali aku mengajak Deric jalan-jalan?” tanya Diego.“Sebaiknya kau menarik ucapanmu,” sahut Caraline, “Deric itu ... anjing yang ganas pada orang baru yang ditemuinya. Kau pasti akan mendapat kesulitan.” “Ayolah, Caraline,” bujuk Diego, “bukankah dia ... hanya seekor anjing? Kita hanya perlu membuatnya bertekuk lutut agar dia paham siapa yang berkuasa atas dirinya.”“Ya, dia seekor anjing.” Caraline mengulum senyum. Rasanya puas sekali ketika mengatakan hal tersebut. “Sudahlah, lupakan membahas hewan menggonggong yang menyebalkan itu.”Diego menyandarkan punggung ke kursi. “Tapi, sepertinya kau menikmati obrolan tentang anjingmu. Aku bisa melihat kau tersenyum ketika mengatakannya.”“Benarkah?” Caraline menaikkan sebelah alis, kemudian menyelipkan rambut ke telinga. Ia memilih beberapa sajian yang terhidang di depan meja. &
Baca selengkapnya

57. Unperfect Husband

Hujan deras mengguyur Heaventown siang ini. Tetes air tampak terperangkap di kaca jendela. Saat ini, Deric dan Helen tengah berada di sebuah kafe untuk bersantap siang. Beberapa orang tampak berlarian di luar bangunan untuk menghindari hujan, disusul dengan kendaraan-kendaraan yang menepi ke sisi jalan.Suasana kafe agak sepi dari pengunjung. Hanya ada beberapa meja yang terisi yang bisa dihitung dengan jari. Beberapa pegawai terlihat tengah membereskan beberapa meja kotor, juga mengantar pesanan.Deric mengamati buliran air yang menempel di kaca samping. Jemarinya dengan perlahan mengikuti tetes hujan yang turun, yang kemudian menyatu menjadi buliran yang lebih besar. Pandangannya seolah terkunci pada objek-objek itu meski kini dua gelas cokelat panas dan dua potong roti sudah tersaji di atas meja.“Kau tidak akan kenyang hanya dengan menatapku, Helen,” ujar Deric seraya menoleh pada wanita di depannya.Helen mendadak tegang. Meski udara ding
Baca selengkapnya

58. Unperfect Husband

Caraline bergegas turun ketika mobil menepi di depan lobi sebuah gedung. Wanita itu melepas kacamata hitam, dan tercenung ketika melihat bangunan di hadapannya secara jelas. Ini pertama kalinya ia berkunjung ke tempat ini.Selama perjalanan, Caraline sempat mencari informasi mengenai lokasi yang akan dikunjunginya, tetapi internet tak bisa memberi kabar seperti yang ia harapkan. Nyatanya tempat ini tak muncul di kolom pencarian. Ia sempat didekap keraguan, tetapi ia memberanikan diri untuk menaruh kepercayaan pada Diego.“Kau tahu, ini adalah salah satu properti terbaru milik Universe Corporation. Tempat ini belum dibuka untuk publik. Hanya saja, Henry Hulbert berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk menjadi orang yang pertama kali mengunjungi tempat ini,” ujar Diego yang tiba-tiba muncul di belakang Caraline.Caraline mengembus napas panjang, lantas kembali menelisik sekeliling. Tempat ini memiliki perpaduan elegan, klasik nan menakjubkan di
Baca selengkapnya

59. Unperfect Husband

Caraline segera menyambar tas di atas meja rias. Wanita itu kemudian keluar dari kamar dengan langkah terburu-buru. Kekesalan masih dengan jelas terlukis di paras cantiknya. Selama berada di bawah guyuran shower, ia tak henti-hentinya mencibir Deric. Akan tetapi, ia tak berani mendoakan hal jelek padanya. Sungguh aneh, setiap kali ia berharap sesuatu yang buruk terjadi pada pria itu, ia malah mendapati dirinya sendiri yang menjadi korban.Caraline melewati sebuah lorong agak panjang. Ia langsung disambut angin dan udara dingin ketika kaki jenjangnya melangkah ke arah balkon. Deburan ombak dapat terdengar jelas dari posisinya saat ini. Pemandangan laut dan sekitarnya benar-benar memanjakan mata.“Apa kau suka berada di tempat ini?” tanya Diego yang muncul dari belakang Caraline.“Aku harap kau bisa menilainya sendiri,” sahut Caraline tanpa menoleh pada lawan bicara. Ia lantas bergerak ke arah pagar balkon.“Apa yang terjadi de
Baca selengkapnya

60. Unperfect Husband

“Sayang sekali, aku tidak percaya keajaiban.” Caraline sengaja memilih duduk di kursi yang tidak ditarik Diego. Wanita itu lantas menyilangkan kaki.Tanpa diduga, Diego tiba-tiba bejongkok di depan Caraline. Pria itu mengambil sapu tangan dari saku celana, kemudian membersihkan kaki wanita itu. “Ini akan membuatmu lebih baik.”“Apa ... yang kau lakukan?” tanya Caraline dengan nada panik. Wanita itu segera menahan tangan Diego. Melihat seorang CEO perusahaan otomotif terkenal bertindak seperti ini padanya, benar-benar membuatnya tak nyaman. “Aku bisa melakukannya sendiri.”“Biarkan aku yang bertanggungjawab.” Diego melepas genggaman jemari Caraline dari tangannya satu per satu. “Aku yang membuatmu melepas sepatumu. Jadi, biarkan aku yang memasangkannya kembali.”    “Aku ... hanya tak ingin seseorang berpikir macam-macam.” Caraline merasa keberatan.&l
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
26
DMCA.com Protection Status