Home / Fantasi / Selubung Memori / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Selubung Memori: Chapter 91 - Chapter 100

594 Chapters

90. API UNGGUN #2

Hari itu cukup mengerikan, terutama ketika pedang Lavi terayun.Aku menangkisnya, tetapi putaran pedang Lavi sangat cepat—bahkan saat dia tahu pedangnya bisa tertusuk tepat ke dadaku, dia masih bisa tersenyum. Belum lagi, dari sisi kiri, Elton meledakkan gelombang suara di ujung kakinya, meluncur cepat dengan belati terangkat.Suara Dalton tiba-tiba terdengar begitu melegakan. “Halo.”Jadi, aku menangkis Lavi, menunduk, mengayunkan pedang ke bawah Lavi.Dan Dalton muncul, membawa batang besi di tangannya, mengarahkannya untuk menangkis Elton. Belati dan besi bertemu. Suara berdenting terdengar cukup menyakitkan—sementara aku mengejar Lavi yang melompat mundur. Tampaknya Lavi menggunakan kemampuannya lagi. Sekilas, dia tampak memunculkan segaris sengatan kecil, sebelum mulai meluncur mengarah padaku lagi. Kecepatan itu tidak serasi dengan citra manusia biasa. Sayangnya, waktu melambat.Serangannya seperti tiga kali tusukan ke
last updateLast Updated : 2022-03-03
Read more

91. API UNGGUN #3

Ada banyak hal yang terjadi, terutama setelah kedatangan Fal.Dewan punya gagasan membawa Fal satu Gerha denganku. Pertimbangan utamanya jelas: Fal paling dekat denganku, dan dia tidak akan lepas kendali saat di sisiku. Iya. Benar. Fal pernah lepas kendali. Suatu malam, saat aku, Dalton, Yasha, dan Haswin sedang menghabiskan waktu di pondok utama—salah satu yang kami lakukan itu menyusun daftar pemilihan perempuan tercantik Padang Anushka, yang entah bagaimana tiba-tiba aku terlibat dalam geng Dalton—cahaya kelewat terang muncul dari arah Gerha darah biru. Tentu saja kami berlari. Yasha yang paling cepat karena dia punya ketangkasan tim stok murni—sementara Dalton harus menyeretku menyembunyikan semua yang kami persiapkan untuk pemilihan idiot. Maka ketika kami tiba, Fal sudah menangis di pelukan Layla, sementara Lukas kelihatan penuh keringat seolah baru melihat sesuatu yang mengerikan. Kandidat baru dan darah biru sudah berkerumun menatap Fal yang penuh is
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more

92. API UNGGUN #4

Pesta api unggun saat itu cukup meriah.Menurutku, pesta api unggun belakangan ini memang cukup menyita waktu. Gagasan pesta dansa yang dicetuskan Nuel membuatku jadi bulan-bulanan Dalton dan gengnya—terutama ketika aku berdansa dengan gaya kelewat kikuk—dan satu-satunya pasangan dansaku cuma Lavi, yang punya kelincahan tulen dalam menari. Itu cukup membuatku merona sepanjang waktu, jadi aku selalu mengumpat setiap mendengar ada pesta api unggun. Bedanya, Lavi selalu menunggu pesta.Jadi, saat ini, ketika lagu bernuansa pelan menguasai suasana, Yasha segera menarik Dalton, berdansa menuju tengah lingkaran, yang membuat Nuel berteriak, “HEI! MINGGIR! MANA PEREMPUANNYA?”Kami terbahak-bahak, terutama saat Dalton jadi wanitanya.Sayangnya, aku tahu apa yang akan terjadi saat mereka berdansa.Haswin mendorongku, menunjuk-nunjuk Lavi yang tengah asyik berdialog dengan Isha dan Tara di seberang api unggun. Nuel, yang di dekat kami
last updateLast Updated : 2022-03-07
Read more

93. API UNGGUN #5

Malam semakin malam, tetapi kami semakin heboh di pondok utama.Dalton hampir menangis mengingat semua yang terjadi di pesta api unggun. Dia terus menuntut ketika kami berakhir berdansa penuh canda tawa, dia berakhir duduk di ujung kerumunan, meratapi penyesalan yang penuh pilu. Kubilang, target yang dia ajak dansa terlalu tinggi, dan Haswin setuju. Jadi, kami berakhir semakin membuatnya malu. Untuk kali ini, Elka bersama kami, membicarakan hal bodoh—yang agak mengecewakanku. Maksudku, Elka ini cowok keren dengan aura hebat, tetapi ternyata cukup tertarik pada kegiatan para idiot.Elka sering berlatih pedang denganku, jadi aku tahu sedikit soal kemampuan berpedangnya yang sebenarnya bisa terlihat menonjol. Ketika kutanya mengapa dia tidak menunjukkan kelincahan dan kemampuan yang dia punya saat latihan, dengan enteng dia bilang, “Aku bukan mau meraih posisi. Aku cuma mau bertahan hidup.”Aku sudah menghormatinya sejak uji senjata, tetapi aku se
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more

94. DARAH MURNI #1

Kabar baiknya: aku berhasil tetap terbangun sampai pagi tiba. Kuingat, Lavi pernah bilang mereka akan berangkat saat matahari terbit, jadi sebelum pagi tiba, aku sudah di depan Gerhanya. Cahaya masih di ufuk timur, kabut masih tebal ketika Lavi kaget melihatku menunggunya di balik pagar.“Kejutan,” ujarku, tanpa nada.“Pasti tidak tidur,” dia tersenyum manis. “Wajahmu kayak habis kesetrum.”“Aku gugup setengah mati memikirkanmu pergi.”“Terbalik, dasar idiot.” Dia merangkulku ke padang rumput.Misi menjaga kali ini mengirim Lavi dan Elton, jadi di padang rumput, lagi-lagi aku bertemu Dalton. Kupikir baru lima belas menit kami berpisah, tetapi semua yang terlihat darinya sudah jauh lebih segar. Barangkali efek kabut tipis dan embun. Pemandangan Padang Anushka sebelum matahari terbit memang tidak tertandingi.“Tidak bersama Jesse?” tanya Dalton.“Aku yang bawa
last updateLast Updated : 2022-03-11
Read more

95. DARAH MURNI #2

Rencana pagi ini: aku mengobrol dengan Layla saat sarapan—Fal pasti ada bersamanya—tetapi di depan dapur, aku bertemu Haswin. Kupikir dia tidur, seperti Dalton, tetapi dia di sini, mengangkat alis, dan wajahnya segar seolah selama kami berpisah, dia sudah hibernasi selama bertahun-tahun. Rencana B: aku putar balik, memilih jam sarapan telat—Layla mungkin mengomel, tetapi setidaknya aku bisa mengobrol dengan nyaman. Sayangnya, Haswin bisa mengendus rencana B, hingga menyeretku masuk, mengambil makanan, memaksaku satu meja.Yang perlu kuberitahu: metode makan di sini bukan disuguhkan pelayan tim tungku, tetapi prasmanan. Hampir kebanyakan jam sarapanku selalu telat, sehingga Layla perlu menyisakan makanan, yang terkadang jauh lebih banyak dari rata-rata porsi. Di jam sarapan normal, biasanya Layla sibuk berdiri di dekat pintu ruangan tim tungku, memastikan makanan yang tersisa. Namun, saat ini, ketika aku duduk di meja makan berisi dua piring penuh daging pang
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more

96. DARAH MURNI #3

Agaknya aku merasa bersalah tidak benar-benar bersama Layla selama ini.Sejak mendapat informasi target musuh berikutnya Lembah Palapa, selama dua bulan terakhir, Profesor Merla tidak pernah kembali ke Padang Ansuhka. Aku agak cemas, tetapi di misi menjaga terakhir—yang secara teknis mengirim Dalton, Profesor Merla masih di sana, berpatroli setiap malam. Rencananya, Profesor Merla kembali dalam waktu dekat, tetapi dua minggu berlalu, dan entah bagaimana masih belum ada tanda-tanda kembali. Dalton tidak berani bilang ke Layla sejak interaksi terakhir mereka, jadi aku yang mengatakannya, dan Layla kelihatan menerimanya. Dia pasti tidak bisa melawan keadaan. Jadi, aku tidak bisa menyangka kalau Layla ternyata sudah cukup menanggung banyak hal.Aku ingat Profesor Merla bilang Layla sebenarnya hanya ingin didengar—Layla juga terang-terangan mengakui itu padaku. Rasanya agak keterlaluan karena selama dua bulan terakhir, Layla kehilangan orang yang biasa mendengar
last updateLast Updated : 2022-03-15
Read more

97. FALESHA #1

Layla dan Tara ternyata berhasil menyembunyikan rahasia sangat baik. Dua orang itu berjanji tidak akan mengatakan pada siapa-siapa, bahwa selama dua bulan terakhir: Fal sudah berulang kali lepas kendali—aku tidak percaya, dan Layla sudah cukup tenang sampai hampir memutar bola mata mengatakan itu. “Oh ya, hampir lima puluh kali. Kau tahu berapa? Satu? Oh, tidak. Aku kecewa padamu.”Dan paradoks terbesar saat kupikirkan semua bermula dari Lukas, ternyata salah. Semua bermula dari satu orang: Troy.Troy punya kebencian tulen pada Layla. Berlaku dua arah. Layla juga. Satu alasan terbaik: Troy benci darah campuran. Mengganggu pemandangan. Gagasan itu membuat segalanya berkobar kembali. Layla, yang membiarkan Fal tinggal di Venus justru memberi jalan baru untuk situasi panas seperti dua tahun lalu. Itu agak penuh kontradiksi. Maksudku, soal Troy. Dia putra Profesor Neil, yang jelas satu-satunya dewan berdarah campuran di Padang Anushka. Dia terlahir dari o
last updateLast Updated : 2022-03-17
Read more

98. FALESHA #2

Acara memancing dengan geng Dalton batal karena aku tidak bangun. Hal idiotnya: kami tidak ada yang bangun, kecuali Elka. Jadi, begitu malam tiba, Reila mengetuk pintu Gerha—bukan pintu depan, tetapi pintu belakang—yang itu artinya dia melompati pagar baru mengetuk pintu, membawa Fal di tangannya yang bilang, “Fal tidak bisa tidur. Temani main.”Aku menatap Reila. Dia bilang, “Jujur saja, aku ngantuk berat.”“Layla?”“Sudah mimpi.”Sejujurnya aku mau mencoba berkomunikasi dengan Lavi, tetapi menemani Fal tampaknya bukan sesuatu yang bisa kutolak, jadi kubawa dia ke Balai Dewan, satu-satunya tempat yang masih bersinar terang. Nuel sedang duduk di resepsionis. Kujelaskan apa yang terjadi, dia bilang, “Tempati ini saja. Aku juga mau kembali.”Aku lupa sudah berapa lama di Padang Anushka, tetapi itu pertama kalinya aku duduk di meja resepsionis. Mejanya tipe bangku yang punya penut
last updateLast Updated : 2022-03-19
Read more

99. FALESHA #3

Fal sungguhan tidur, jadi meja resepsionis kelewat sunyi.“Tampaknya pilihan bagus tidak keluar saat momennya begitu.”Aku langsung menoleh, melihat Jesse keluar ruangan.Dia mengangkat alis. “Bukan hanya aku yang menguping. Nuel, Asva juga. Tadinya mau main dengan Fal. Melepas penat atau apa pun. Terlalu banyak hal mengerikan yang kami dapat. Tapi momennya buruk—kau keberatan aku duduk di sini?” Dia menunjuk meja—seberapa kagetnya aku, itu pertama kali dia minta izin untuk hal berbau kurang ajar—tetapi aku mengangguk.“Dia tidak cocok di sini,” katanya, duduk.“Fal?”“Melihatnya di sini membuatku ingin kedamaian. Mungkin kalau aku bisa lihat seperti apa wujudku saat enam tahun, aku pasti bersyukur. Seburuk-buruknya masa laluku, rasanya masih tidak sebanding dengannya.”Dia melempar camilan kecil ke mulutnya, membuatku termenung. Aku tahu Jesse di malam hari
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more
PREV
1
...
89101112
...
60
DMCA.com Protection Status