Share

96. DARAH MURNI #3

Agaknya aku merasa bersalah tidak benar-benar bersama Layla selama ini.

Sejak mendapat informasi target musuh berikutnya Lembah Palapa, selama dua bulan terakhir, Profesor Merla tidak pernah kembali ke Padang Ansuhka. Aku agak cemas, tetapi di misi menjaga terakhir—yang secara teknis mengirim Dalton, Profesor Merla masih di sana, berpatroli setiap malam. Rencananya, Profesor Merla kembali dalam waktu dekat, tetapi dua minggu berlalu, dan entah bagaimana masih belum ada tanda-tanda kembali. Dalton tidak berani bilang ke Layla sejak interaksi terakhir mereka, jadi aku yang mengatakannya, dan Layla kelihatan menerimanya. Dia pasti tidak bisa melawan keadaan. Jadi, aku tidak bisa menyangka kalau Layla ternyata sudah cukup menanggung banyak hal.

Aku ingat Profesor Merla bilang Layla sebenarnya hanya ingin didengar—Layla juga terang-terangan mengakui itu padaku. Rasanya agak keterlaluan karena selama dua bulan terakhir, Layla kehilangan orang yang biasa mendengar

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status