Share

93. API UNGGUN #5

Malam semakin malam, tetapi kami semakin heboh di pondok utama.

Dalton hampir menangis mengingat semua yang terjadi di pesta api unggun. Dia terus menuntut ketika kami berakhir berdansa penuh canda tawa, dia berakhir duduk di ujung kerumunan, meratapi penyesalan yang penuh pilu. Kubilang, target yang dia ajak dansa terlalu tinggi, dan Haswin setuju. Jadi, kami berakhir semakin membuatnya malu. Untuk kali ini, Elka bersama kami, membicarakan hal bodoh—yang agak mengecewakanku. Maksudku, Elka ini cowok keren dengan aura hebat, tetapi ternyata cukup tertarik pada kegiatan para idiot.

Elka sering berlatih pedang denganku, jadi aku tahu sedikit soal kemampuan berpedangnya yang sebenarnya bisa terlihat menonjol. Ketika kutanya mengapa dia tidak menunjukkan kelincahan dan kemampuan yang dia punya saat latihan, dengan enteng dia bilang, “Aku bukan mau meraih posisi. Aku cuma mau bertahan hidup.”

Aku sudah menghormatinya sejak uji senjata, tetapi aku se

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status