Share

94. DARAH MURNI #1

Kabar baiknya: aku berhasil tetap terbangun sampai pagi tiba. Kuingat, Lavi pernah bilang mereka akan berangkat saat matahari terbit, jadi sebelum pagi tiba, aku sudah di depan Gerhanya. Cahaya masih di ufuk timur, kabut masih tebal ketika Lavi kaget melihatku menunggunya di balik pagar.

“Kejutan,” ujarku, tanpa nada.

“Pasti tidak tidur,” dia tersenyum manis. “Wajahmu kayak habis kesetrum.”

“Aku gugup setengah mati memikirkanmu pergi.”

“Terbalik, dasar idiot.” Dia merangkulku ke padang rumput.

Misi menjaga kali ini mengirim Lavi dan Elton, jadi di padang rumput, lagi-lagi aku bertemu Dalton. Kupikir baru lima belas menit kami berpisah, tetapi semua yang terlihat darinya sudah jauh lebih segar. Barangkali efek kabut tipis dan embun. Pemandangan Padang Anushka sebelum matahari terbit memang tidak tertandingi.

“Tidak bersama Jesse?” tanya Dalton.

“Aku yang bawa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status