Home / Romansa / Love by Accident (Indonesia) / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Love by Accident (Indonesia): Chapter 1 - Chapter 10

34 Chapters

Lelaki Brengsek di Kafe

Setelah pulang sekolah, Lara dan kedua teman baiknya Chika dan Tara, tampak berjalan menuju ke sebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari sekolah mereka. Ketiga sahabat itu memang sudah sejak minggu lalu merencanakan ingin pergi ke kafe yang baru buka beberapa bulan lalu itu. Dengan masih mengenakan seragam dibalut cardigan mereka bertiga langsung memasuki kafe tersebut. Di depan pintu masuk mereka langsung disambut oleh pelayan kafe."Selamat datang di Ocean Cafe, untuk berapa orang?" Tanya si pelayan. "Buat tiga orang mbak," jawab Lara dengan lugas. "Oke" "Eh iya mbak, tumben banget pake ditanya kayak begini biasanya juga enggak?" Ungkap Lara penasaran. "Iya soalnya kafe kita hari ini sedang kasih banyak promo makanya pelanggannya tiba-tiba membludak." "Oh... gitu." "Yaudah Ra, kita cepetan cari duduk, capek nih dari tadi jalan. Mbak tunjukin mejanya dong," Chika dari raut wajahnya memang sudah menunjukan rasa lelah. La
Read more

Revandra Alvarez

"Hahaha... mampus lu Ndra!" Ledek teman-teman Andra menertawakan kegagalannya. "Nyalinya gede banget tuh cewek, seorang Revandra Alvarez disiram kopi dong...!" Ujar Ogy teman Andra. Raut Andra tampak tidak senang, ia dengan cepat meraih kunci mobilnya. "Transferannya nanti gua kirim ke rekening kalian, gue cabut duluan!" Ujar Andra kemudian pergi dengan raut wajah murka. Semua pengunjung pun melihat ke arah lelaki bertinggi badan 182 cm tersebut. "Si Andra murka banget kayaknya tuh!" Ujar salah seorang teman Andra yang lain.  ** "Wah gila sih Ra, lo nyiram tuh cowok di depan umum loh, gue nggak bisa bayangin mukanya malu banget pasti, mana disudutin sama pengunjung lain pula," celetuk Chika. "Biar aja, salah sendiri gak bisa ngehargain perempuan!" "Tapi dia diem aja tuh, tapi kayakanya dia marah cuma ditahan aja," ujar Tara. "Ah biar aja biar tuh laki bejat mikir! Nggak semua cewek bisa digrepe-grepe seenak jidatny
Read more

Khawatir

"Finally kelar juga kita belajar!" Ungkap Chika sambil membunyikan jari-jarinya. "Elah, dari tadi perasaan lo cuma bikin tok tok sama update story mulu deh pake bilang kelar belajar," sahut Tara. "Ye... biarin, yang penting kan gue ikut belajar juga. Walau dikit." "Heuh... dasar lu fansnya Cindy!" "Idih najong, elu aja sono jadi anak buah Cindy si ratu abal-abal." "Aduh...! Kalian please jangan berisik dulu deh, gue mau telepon Gilang nih!" Lara yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya ternyata tengah mencoba menghubungi sang pacar yang sejak tadi belum mengangkat panggilannya. "Ih Gilang kemana sih? Kok dari tadi gue telepon nggak diangkat-angkat!" "Lagi dijalan kali Ra...," kata Tara mencoba berpositif thinking. "Iya kali ya?" Sudah berkali-kali Lara mencoba terus menghubungi Gilang, namun tetap saja tak diangkat. Chika pun memberi saran kepada Lara untuk
Read more

Penguntit

Akhirnya Lara pulang dengan naik ojol, tapi memang dasar mungkin hari ini adalah hari sial untuk Lara. Di pertengahan jalan, motor ojol yang ditumpanginnya tiba-tiba malah pecah ban, alhasil Lara tak bisa diantar sampai rumahnya."Aduh Neng maafin saya ya, kalo gitu neng gausah bayar deh," kata driver ojol itu dengan wajah sedih. Sepertinya ia berharap sekali mendapat order-an dari Lara namun apa daya malah terkena musibah."Emang hari ini angkut berapa penumpang Pak?""Hari ini lagi sepi neng, saya seharian dapat lima penumpang aja, itu pun kalo ditambah sama orderan dari eneng, tapi ya mungkin emang bukan rejeki saya."Lara sebenarnya kesal karena gara-gara pecah ban dirinya jadi telat pulang, tapi dilain sisi ia merasa iba setelah mendengar cerita driver tersebut. "Yaudah Pak nggak apa-apa. Ini buat bapak." Lara memberikan selembar uang 20 ribu rupiah untuk pengendara ojol tersebut."Loh N
Read more

Pesan Bunda

Pagi harinya, Lara yang sudah berseragam rapi baru saja turun dari kamar sambil menggendong tas dan menenteng tote bag yang berisi buku-buku yang ia pinjam dari perpustakaan sekolahnya."Pagi semua," sapa Lara yang langsung ikut bergabung dan duduk dimeja makan bersama keluarganya yang lain. "Loh, Kak Dafa udah ikut sarapan aja, bukannya semalem belum pulang ya?" Dafa adalah kakak laki-laki Lara. Kebetulan sang kakak adalah salah satu mahasiswa yang memang cukup aktif menjadi panitia kegiatan di kampusnya, sehingga seringkali pulang larut malam bahkan tak pulang."Tadi Kakak pulang subuh, tidur dulu dua jam terus bangun buat sarapan, soalnya habis ini masih harus balik lagi ke kampus.""Ya Ampun Kak, sibuk banget. Emang kalau udah jadi mahasiswa pasti bakal sesibuk itu ya?" Lara jadi penasaran dengan kehidupan seorang mahasiswa. Terlebih Lara yang kini sudah menginjak 12 SMA sebentar lagi juga akan masuk universitas, ia penasaran akankah dirin
Read more

Dafa vs Andra

Setelah mengantar Sandra ke sekolahnya, akhirnya Dafa tiba juga di depan gerbang sekolah Lara. "Makasih ya Kak udah anterin aku.""Iya sama-sama, udah sana masuk!" Ujar Dafa sambil mengusap-usap kepala adik perempuannya "Ih... jangan digituin, nanti berantakan tau rambut aku.""Jiah... mau ketemu siapa sih, sampe berantakan dikit aja nggak mau.""Ada deh, rahasia! Udah ah entar keburu si Chika dateng pasti bakal heboh minta salamin ke Kak Dafa.""Ya biarin aja itu kan fans Kakak.""Idih, pede gila." Lara pun membuka pintu dan keluar dari mobil. "Bye Kak..." Ucap Lara berpamitan dari luar kaca mobil.Dafa pun membalas dengan lambaian tangannya dari dalam mobil lalu pergi.Tak lama berselang, Chika dan Tara datang menghampiri Lara yang masih mengamati mobil kakaknya pergi."Woi!" sontak Lara pun kaget dibuatnya oleh kedua temannya itu."Eh kalian tuh, kebiasaan deh ngagetin gue!" Kesal Lara."Hehe...&nb
Read more

Pengendara ojek misterius

Akhirnya jam menunjukan pukul delapan malam, yang mana itu tandanya jam bimbingan belajar Lara sudah usai. Setelah beberapa saat ngobrol dengan teman-teman satu tempat bimbingan degannya untuk membahas pelajaran, ia pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Dan sepertinya hari ini Lara harus pulang naik ojek online lagi, karena dirinya tidak bisa minta jemput Gilang, dikarenakan hari ini Gilang tengah mengantar kakaknya ke luar kota. Lara juga tidak bisa minta jemput kakaknya Dafa karena kebetulan Dafa juga tengah ada rapat kepanitiaan di kampus.Tidak mau mengulur waktu, Lara yang ingin cepat-cepat sampai rumah pun segera mengeluarkan ponselnya untuk membuka aplikasi ojek online. Tapi sungguh sial, saat dirinya hendak ingin memesan ojek online ponsel Lara malah justru habis baterai. "Eh, eh! Jangan mati dulu dong plis, hape... hape...! Yah... Mati lagi!" Lara mengguncang-gunca
Read more

Malam kehancuran Lara

Lelaki itu menurunkan tubuh Lara yang dibopongnya ke atas lantai yang beralaskan permadani usang. Lara yang begitu ketakutan pun terus menangis, tubuhnya meringsek kebelakang menjauhi laki-laki yang ada dihadapannya itu. "Tolong, tolong jangan sakitin saya, saya mohon," Lirih gadis belia itu dengan suaranya yang bergetar.Lelaki itu tertawa geli, "Nyakitin? Lu tenang aja, sakitnya sebentar doang kok cantik, habis itu lu bakal tau rasanya surga dunia." Pria tersebut menyetuh pipi Lara, spontan Lara pun menghalau dan semakin meringsek mundur. Rasa takut yang ditandai dengan keringat dingin yang bercucuran di dahi Lara membuatnya semakin panik. Ekor matanya bergerak ke sekelilingnya guna mencari celah untuk Lara agar bisa kabur atau setidaknya menghentikan laki-laki gila yang ada di hadapannya ini. Mata Lara akhirnya tertuju pada bingkai usang yang ada di dekatnya. Diambilnya bingkai tersebut, lalu ia lemparkan ke arah laki-laki bermasker hitam itu hingga mengenai pelipisnya. Al
Read more

Dimana Lara?

"Kita cari Lara kemana Yah?" tanya Dafa yang sibuk menyetir mobil mengelilingi jalan sambil celingak-celinguk memandang keluar kaca mobil mencari dimana keberadaan adiknya saat ini."Ayah juga nggak tau Daf harus cari kemana, tapi kita tetep harus cari adik kamu. Jujur, perasaan ayah nggak enak kali ini.""Ayah harus tetep berpikiran positif ya." Tiba-tiba ponsel Dafa berdering, ia pun langsung mengangkatnya dengan earphone wireless. "Ya Halo, kenapa Chika?".."Oh kamu mau bantu cari Lara juga, yaudah kalau gitu kamu cari nanti kalau ada info kamu tolong langsung telfon kakak!"...."Oke, makasih ya Chik!""Itu temen Lara, ada infokah soal Lara?" Tanya Rizal pada putra sulungnya yang habis menerima telepon, berharap ada kabar tentang putrinya."Belum Yah, tapi tadi Chika bilang dia mau bantu cari Lara."Rizal menghela napas. "Semoga Lara baik-baik saja," ungkap Rizal penuh harap. Bagaimana pun sebagai
Read more

Teman Lara

Lara akhirnya keluar dari kamar mandi setelah selesai berganti pakaian. Lara sengaja dipinjami pakaian oleh Chika karena melihat pakaian seragam dan kardigan yang dikenakannya tadi tampak kotor, dan berantakan."Ini Ra, diminum dulu tehnya." Chika yang menuggu didepan kamar mandi ternyata sudah membawakan secangkir teh hangat untuk untuk diminum oleh Lara agar lebih tenang. "Umー mending minumnya sambil duduk di sofa aja yuk!" Ajak Chika.Setelah duduk Lara pun menyesap secangkir teh yang telah dibawakan oleh temannya itu. "Thanks ya Chik," ungkap Lara setelah menyesap tehnya."Sama-sama."Lara dan Chika kini tengah duduk di sofa, sambil menunggu Ayah dan kakak Lara datang menjemput. Sebagai sahabat dekatnya Chika benar-benar penasaran tentang apa yang sebenarnya telah terjadi pada Lara hingga membuatnya tiba-tiba berjalan sendirian tadi. "Ra, jujur sama gue, sebenernya lo itu kenapa? Dan, kenapa lo bisa ada ditempat itu? Eloー""Gue nggak apa-apa ko
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status