Beranda / Romansa / Love by Accident (Indonesia) / Pengendara ojek misterius

Share

Pengendara ojek misterius

Penulis: Chrysalis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Akhirnya jam menunjukan pukul delapan malam, yang mana itu tandanya jam bimbingan belajar Lara sudah usai. Setelah beberapa saat ngobrol dengan teman-teman satu tempat bimbingan degannya untuk membahas pelajaran, ia pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Dan sepertinya hari ini Lara harus pulang naik ojek online lagi, karena dirinya tidak bisa minta jemput Gilang, dikarenakan hari ini Gilang tengah mengantar kakaknya ke luar kota. Lara juga tidak bisa minta jemput kakaknya Dafa karena kebetulan Dafa juga tengah ada rapat kepanitiaan di kampus.

Tidak mau mengulur waktu, Lara yang ingin cepat-cepat sampai rumah pun segera mengeluarkan ponselnya untuk membuka aplikasi ojek online. Tapi sungguh sial, saat dirinya hendak ingin memesan ojek online ponsel Lara malah justru habis baterai. "Eh, eh! Jangan mati dulu dong plis, hape... hape...! Yah... Mati lagi!" Lara mengguncang-guncang ponselnya dan mencoba menekan tombol power- nya berharap ponselnya bisa hidup kembali. "Ya ampun mana aku nggak bawa power bank pula," keluh gadis cantik itu. "Huh! Yaudah deh mau gimana lagi, terpaksa jalan ke depan sana buat naik ojek pangkalan!"

Lara pun  berjalan kaki menuju pangkalan ojek, karena jalanan yang dilewatinya untuk menuju pangkalan ojek sepi, Lara pun mempercepat langkah kakinya karena tidak bisa dipungkiri ia jadi takut mengingat kejadian kemarin yang merasa ikuti orang asing. Lara terus berjalan menyusuri jalan, dan saat dirinya tengah berjalan tiba-tiba munculah dari arah belakang seseorang pengendara yang mengenakan jaket hitam dan helm hitam mengendari Motor matic. Lara pun dibuatnya agak merasa was-was, ia pun mencoba menghindari si pengendara berbaju serba hitam itu. Namun bukannya menjauh, justru si pengendara malah semakin memepetkan motornya ke dekat Lara.

"Mau Ngapain?" ujar Lara pada pengendara yang terus berkendara dengan mengiringi dirinya itu.

"Ojek neng?" Kata si pengendara itu dengan suara parau.

"Tunggu, jadi Ma- Masnya itu tukang ojek?"

Sang pengendara motor yang mengaku ojek itu pun mengangguk. "Lah iya emang neng kira saya apa? Begal?"

Meski sudah bilang begitu, Lara tentu saja masih merasa curiga dan malah memperhatikan tampilan si pengendara itu dengan seksama dari bawah ke atas, ia agaknya ragu. Tapi... mengingat dirinya yang ingin sekali segera pulang ke rumah, akhirnya Lara dengan berat hati memutuskan untuk percaya dan naik ojek tersebut. "Mas beneran ojek kan?" Lara memastikan lagi. Sang pengendara motor pun kembali mengangguk. "Iya neng, saya ojek perlu saya kasih ktp saya biar percaya?"

Lara sejenak berpikir. Kayaknya dia beneran tukang ojek deh. "Yaudah kalo gitu mas, sekarang tolong anterin saya ke jalan komplek merpati ya," kata Lara memberi instruksi kepada tukang ojek itu. Tanpa lama-lama sang pengendara itupun langsung tancap gas.

Di sepanjang jalan Lara hanya duduk tenang dibonceng tanpa berkata apa-apa. Tapi dirinya seketika mulai menyadari keanehan terhadap tukang ojek tersebut. Emang tukang ojek jaman now itu selalu wangi banget gini ya? Mana jaketnya juga dari merek mahal pula aneh? Pikir Lara. Setelah ada mungkin sekitar dua puluh menit berjalan, tiba-tiba Lara baru sadar kalau jalan yang dilewatinya saat ini jelas bukanlah jalan menuju ke alamat rumahnya. "Tu- tunggu dulu deh mas, ini jalannya kayaknya salah deh... bukan kesini Mas!" Lara menepuk pundak sang ojek agar berhenti. "Mas, saya bilang ini salah jalan! Bisa berhenti dulu nggak sih!" Sayangnya sang ojek tetap diam dan seolah tak memperdulikan ujaran dan tepukan Lara, sebaliknya pengendara itu malah terus saja melaju. "Mas berenti! Hei Mas!"

Tanpa menjawab sepatah kata apapun, sang pengendara motor yang mengaku ojek itu tidak merespon sama sekali apa yang dilakukan Lara. Dirinya malah makin mempercepat laju motornya. Alhasil Lara pun terlihat mulai panik, ia pun berteriak sambil memukul-mukul pundak si pengendara motor itu agar berhenti. "Mas berenti nggak, ini jalannya salah! Mas kalo nggak berhenti saya teriak loh!" Ancam Lara.

Pengendara itu lagi-lagi tak peduli dengan ucapan Lara dan malah  membelokan motornya ke arah jalan kecil yang minim rumah penduduk. Lara pun jadi semakin panik, ia benar-bener merasa ketakutan saat ini. "Mas beneran kalo masnya nggak berhenti saya teriakin mas penjahat! Tolong! Tolong!"

Akhirnya si pengendara itu pun berhenti. Tapi bukan berhenti ditepi jalan, melainkan memberhentikan motornya tepat dalam halaman sebuah pavilium tua. Lara dengan cepat turun dari motor dan bersiap ingin kabur. Sialnya dia kalah cepat sehingga tangannya malah lebih dulu disambar dan dicengkeram kuat oleh pengendara misterius itu. "Mau kabur kemana?"

"Ka- kamu mau apa? Lepasin tangan saya!" Lara benar-benar ketakutan kali ini, badannya mulai gemetar melihat laki-laki yang kini sudah membuka helmnya namun setengah wajahnya masih ditutupi masker hitam.

"Kamu siapa?!" Ujar Lara sambil terus berusaha kabur dari cengkeramannya. "Lepasin saya!"

"Diem lu!" Bentak laki-laki itu. Lara semakin bergidik ngeri dibuatnya. "Ka- kamu mau ngapain saya?" ujar Lara dengan suara bernada gemetar.

"Mendingan lu gausah banyak omong, dan diem aja ikutin gua! Tenang aja, gua bakal bawa lu seneng-seneng di dalem!"

Mata Lara terbelalak dan jantungnya berdegub dengan kerasnya. Apa maksud ucapan dia barusan? Seneng-seneng maksudnya apa? Lara pun kembali berteriak minta tolong sambil terus mencoba menarik tangannya dari cengkraman kuat laki-laki itu. "Tolongin saya! Tolong siapapun tolong saya!"

Lelaki itu malah tertawa mengejek mendengar Lara berteriak-teriak. "Dasar tolol! Lu mau teriak sampe tenggorokan lu berdarah juga nggak bakal ada yang dateng. Disini sepi dan ini udah malem!" Lelaki itu tiba-tibamenarik Lara dan membungkam mulut gadis itu dengan tangannya. "Mendingan lu diem dan ikutin aja mau gua!" Lekaki itu seketika langsung membopong Lara dipundaknya dan membawanya masuk ke dalam pavillium tua.

"Lepasin saya! Lepasin! Tolong! Tolong...!" Lara memukuli pundak pria itu dan terus berteriak, mencoba meminta tolong dengan suaranya yang sudah hampir serak karena tenggorokannya mulai kering. Apa yang bakal dia dia lakuin ke aku? Ya Tuhan... Aku takut banget.

šŸ„€šŸ„€šŸ„€

Bab terkait

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Malam kehancuran Lara

    Lelaki itu menurunkan tubuh Lara yang dibopongnya ke atas lantai yang beralaskan permadani usang. Lara yang begitu ketakutan pun terus menangis, tubuhnya meringsek kebelakang menjauhi laki-laki yang ada dihadapannya itu. "Tolong, tolong jangan sakitin saya, saya mohon," Lirih gadis belia itu dengan suaranya yang bergetar.Lelaki itu tertawa geli, "Nyakitin? Lu tenang aja, sakitnya sebentar doang kok cantik, habis itu lu bakal tau rasanya surga dunia." Pria tersebut menyetuh pipi Lara, spontan Lara pun menghalau dan semakin meringsek mundur. Rasa takut yang ditandai dengan keringat dingin yang bercucuran di dahi Lara membuatnya semakin panik. Ekor matanya bergerak ke sekelilingnya guna mencari celah untuk Lara agar bisa kabur atau setidaknya menghentikan laki-laki gila yang ada di hadapannya ini. Mata Lara akhirnya tertuju pada bingkai usang yang ada di dekatnya. Diambilnya bingkai tersebut, lalu ia lemparkan ke arah laki-laki bermasker hitam itu hingga mengenai pelipisnya. Al

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Dimana Lara?

    "Kita cari Lara kemana Yah?" tanya Dafa yang sibuk menyetir mobil mengelilingi jalan sambil celingak-celinguk memandang keluar kaca mobil mencari dimana keberadaan adiknya saat ini."Ayah juga nggak tau Daf harus cari kemana, tapi kita tetep harus cari adik kamu. Jujur, perasaan ayah nggak enak kali ini.""Ayah harus tetep berpikiran positif ya." Tiba-tiba ponsel Dafa berdering, ia pun langsung mengangkatnya denganearphone wireless."Ya Halo, kenapa Chika?".."Oh kamu mau bantu cari Lara juga, yaudah kalau gitu kamu cari nanti kalau ada info kamu tolong langsung telfon kakak!"...."Oke, makasih ya Chik!""Itu temen Lara, ada infokah soal Lara?" Tanya Rizal pada putra sulungnya yang habis menerima telepon, berharap ada kabar tentang putrinya."Belum Yah, tapi tadi Chika bilang dia mau bantu cari Lara."Rizal menghela napas. "Semoga Lara baik-baik saja," ungkap Rizal penuh harap. Bagaimana pun sebagai

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Teman Lara

    Lara akhirnya keluar dari kamar mandi setelah selesai berganti pakaian. Lara sengaja dipinjami pakaian oleh Chika karena melihat pakaian seragam dan kardigan yang dikenakannya tadi tampak kotor, dan berantakan."Ini Ra, diminum dulu tehnya." Chika yang menuggu didepan kamar mandi ternyata sudah membawakan secangkir teh hangat untuk untuk diminum oleh Lara agar lebih tenang. "Umćƒ¼ mending minumnya sambil duduk di sofa aja yuk!" Ajak Chika.Setelah duduk Lara pun menyesap secangkir teh yang telah dibawakan oleh temannya itu. "Thanks ya Chik," ungkap Lara setelah menyesap tehnya."Sama-sama."Lara dan Chika kini tengah duduk di sofa, sambil menunggu Ayah dan kakak Lara datang menjemput. Sebagai sahabat dekatnya Chika benar-benar penasaran tentang apa yang sebenarnya telah terjadi pada Lara hingga membuatnya tiba-tiba berjalan sendirian tadi. "Ra, jujur sama gue, sebenernya lo itu kenapa? Dan, kenapa lo bisa ada ditempat itu? Eloćƒ¼""Gue nggak apa-apa ko

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Bunga yang ternoda

    Setibanya dirumah, Lara yang berjalan memasuki rumah dengan didampingi sang ayah langsung dihampiri oleh Hani sang ibu. "Lara..." Lara yang wajahnya terlihat kelelahan pun langsung menyambut pelukan hangat dari wanita yang telah melahirkannya itu."Lara sayang... akhirnya kamu pulang nak." Hani tak kuasa menitikan air matanya saat ini. Melihat putrinya sudah pulang dan berada dalam pelukannya saat ini adalah kebahagiaan yang tak terkira. Hatinya merasa sangat lega setelah mengetahui anaknya sudah kembali bersamanya. Lara pun jadi ikut menitikan air mata, ia tahu ibunya pasti sangatlah khawatir dengannya makanya hingga menangis seperti itu. Tapi disisi lain, hati Lara terasa teriris dan perih. Dari lubuk hatinya yang terdalam ia merasa bersalah pada sang Bunda, dirinya tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan bundanya jikalau ia tau penyebab dirinya telat pulang ke rumah hari ini. Padahal baru saja tadi pagi, sang bunda menasihatinya perihal mahkota wanita yang harus

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Sakit

    Keesokan paginya Sandra yang sudah rapi mengenakan seragam sekolah datang mengetuk-ngetuk pintu kamar kakaknya. "Kakak..., Kak Lara kata Bunda turun yuk buat sarapan. Kak Lara... helow...! Denger aku nggak sih? Apa masih tidur?" Sandra berkali-kali mengetuk pintu kamar Lara namun tidak ada jawaban apapun dari kakaknya. "Apa kakak jangan-jangan masih tidur ya?" Sandra pun akhirnya berhenti mengetuk kamar sang kakak. Ia berpikir jikalau sang kakak masih tidur jadinya ia pun memilih untuk tidak mengganggunya. Saat hendak berbalik badan meninggalkan kamar Lara, Sandra malah dibuat kaget dengan kedatangan bundanya yang tiba-tiba sudah berada berdiri dibelakangnya. "Astaga Bunda, bikin kaget Sandra aja!""Habisnya kamu Bunda suruh panggilin Kak Lara turun lama banget, jadinya Bunda ke atas sendiri aja buat mastiin. Terus kok kamu masih disini sih? Kak Lara mana?"Sandra menolehkan kepalanya ke arah kamar Lara nengisyaratkan kalau kakaknya masih belum keluar. "Tadi udah Sandr

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Rasa cemas Gilang

    Di sekolah, Chika yang baru saja tiba di kelas langsung meletakan tas di atas mejanya dan berjalan menghampiri Tara yang seperti biasa pagi-pagi sudah sibuk membaca novel. "Tara...!" Pungkas Chika menegur Tara agar tidak fokus ke novelnya terus melainkan fokus padanya. Dan cukup berhasil, Tara akhirnya menutup novelnya dan menghiraukan Chika. "Kenapa si lo Chik? Masih pagi muka lo udah kayak orang nggak semangat gitu.""Emang kelihatannya muka gue gitu ya Tar?"Tara mengangguk mengiyakan. "Emang lagi kenapa sih... Chika si selebgram sekolah kita ini? Cerita sama gue.""Nggak ada apa-apa.""Ck! Yaudah kalo nggak mau cerita. Eh tapi tunggu," Tara mengangkat tangan kanannya dan melihat ke jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Bentar lagi bel masuk kelas bunyi, kok gue belum lihat Lara ya?""Eh jadi lo belum tau?" ujar Ch

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Kebohongan dalam Persahabatan

    Di kamarnya Lara yang baru saja pulang dari rumah sakit tampak hanya berselonjor di atas ranjangnya sambil terus memandangi ponselnya yang ada di atas nakas. Sudah sejak kemarin ponsel Lara tidak aktif karena habis baterai, dan sampai saat ini belum juga dicharge. Lara terlihat murung memandangi ponselnya itu. Dirinya tengah berpikir pasti banyak pesan dan panggilan yang masuk. "Huft...!" Lara menghela napas seolah melepaskan beban berat yang ada dipikirannya saat ini. Tapi pada akhirnya Lara pun meraih ponselnya itu. Tak lama kemudian tiba-tiba saja Hani datang membawakan makan siang untuk Lara. "Kak ayok makan dulu, abis itu minum obatnya," ucap sang Bunda yang ditangannya sudah membawa nampan berisi makanan. Lara mengangguk pelan menanggapi perkataan sang ibu. "Kamu mau telepon siapa?" Tanya Bunda melihat Lara mengenggam ponsel. "Oh, enggak kok Bunda, Lara cuma mau nge 

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Andra the king of party

    Andra dan kawan-kawannya terlihat bersenang-senang di salah satu bar paling terkenal di kota. Muda mudi itu nampakanya telah berbaur dalam hingar bingar gemerlap pesta dunia malam di kota metropolitan. Menari, minum, hingga bahkan saling bercumbu mesra semua aktifitas itu terekam jelas disana tanpa sekat. Tentu saja Andra sendiri yang malam ini menjadi rajanya disana. Lelaki yang mengenakan jaket hitam kulit itu tampak duduk di depan meja bar menikmati minuman racikan bartender yang sangat disukainya. "Bro!" Ogy menepuk pundak Andra dan ikut duduk disebelahnya. "Gy, lu mau minum apa? Pesen aja sesuka lu bebas!" Ogy pun langsung memesan segelas cocktail pada bartender. Sambil menunggu pesanan minumannya jadi, Ogy yang sejatinya masih penasaran dengan Andra yang terlihat begitu senang hari ini pun kembali bertanya. "Andra, lu sebenernya habis menang apa sih? 

Bab terbaru

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Reaksi Kak Dafa

    Lara begitu sedih dan hamcur, tak hentinya ia menyalahkan dirinya sendiri dengan semua yang terjadi. "Gue gagal, gue udah gagal jadi anak, gue udah ngecewain Bunda!" Lara melihat ke arah cermin memandangi dirinya yang tampak menyedihkan. Bahkan kata menyedihkan mungkin belum cukup untuk menggambarkan atas betapa nista nestapa yang ia alami saat ini. "Ini semua gara-gara lo dasar cowok brengsek! Biadab!" Maki Lara kemudian dengan marah melempari cermin itu dengan berbagi botol parfumnya.***Hani yang kini masih duduk diatas ranjang untuk menenangkan diri seolah masih syok dan tak percaya mengetahui kenyataan yang terjadi pada putrinya. Bayi cantik yang ia lahirkan dan ia besarkan dan ia jaga dengan penuh cinta dan kasih sayang, nyatanya malah harus mengalami tragedi menyedihkan itu. "Apa yang harus aku lakuin sekarang? Apa aku harus terus menyembunyikannya. Tapi bagaimanapun hal ini tidak bisa terus disembunyikan." Sejatinya Lar

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Lara Hamil

    Lara pun pulang ke rumah, dengan tubuh kelelahan mata agak sembab ia berjalan memasuki gerbang rumahnya. Lara sempat berpikir apa mungkin salah satu temannya atau gurunya menghubungi sang bunda terkait dirinya tidak masuk hari ini? Tapi siapa peduli saat ini Lara hanya ingin segera masuk ke kamarnya untuk menenangkan diri. Setelah melepas sepatu dan cuci tangan Lara langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya.Namun saat dirinya ingin masuk kamar ia malah justru dikagetkan dengan penampakan sang Bunda yang berdiri di depan pintu kamarnya dengan memasang wajah serius."Huh? Kok ada Bunda ya apa jangan-jangan Bunda udah tau kalau hari ini aku nggak masuk," ucapnya dalam hati. "Bu- bunda ngapain di depan kamar Lara?"Hani tak menjawab pertanyaan Lara, ia langsung meminta Lara masuk ke kamar bersama dengan dirinya."Ada apa sih Bun? Kok kayaknya muka Bunda serius banget."

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Kecurigaan Bunda

    Di jalan Lara terus kepikiran tentang kenyataan jika dirinya saat ini tengah mengandung. Sungguh hal tak pernah terpikirkan oleh Lara setidaknya dia tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan mengandung di umurnya yang masih tijuh belas tahun."Udah sampe Dek," ucap driver taksi online, namun sepertinya Lara yang masih melamun tak mendengarnya. "Dek, dek udah sampe sekolah.""Eh iya udah sampe, sorry ya Pak saya nggak tau.""Iya Dek nggak apa-apa."Lara pun akhirnya turun dari taksi online tersebut. Ia melihat gerbang sekolah yang membentang di hadapannya, baginya kini memasuki gerbang sekolah terasa mengerikan sekali ribuan pertanyaan menghantui isi kepala Lara. Gimana kalau orang-orang disekolah tau gue hamil? Gimana kalo gue terpaksa dikeluarin dari sekolah karna hamil? Gimana kalo gue nggak bisa lulus karena hamil? Pertanyaan-pertanyaan tersebut sungguh membuatnya

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Dua Garis

    Setibanya di rumah Lara langsung pergi ke kamarnya dan menguncinya rapat-rapat dari dalam. Gadis itu mengatur napasnya yang tersengal-sengal dan hatinya yang berdetak kencang. Lara mengeluarkan alat tes kehamilan yang dibelinya tadi dari dalam tasnya. Takut! Hal itu yang dirasakan oleh Lara, namun ia tetap harus melakukannya. Dengan tekat yang kuat ia pun bergegas masuk ke kamar mandi. Setelah beberapa saat selesai melakukan test dengan urinnya, Lara masih belum berani untuk melihat hasilnya. Dirinya belum siap jika hasilnya benar-benar positif kalau dirinya hamil. Ya Tuhan aku takut, apa aku bisa kuat nerima kenyataan kalau beneran aku hamil. Sadar tidak bisa terus terkurung dengan rasa penasaran yang semakin memuncak, Lara pada akhirnya memberanikan diri untuk mengetahui hasilnya. Ia mengangkat alat kehamilan tersebut ke hadapan matanya, perlahan Lara membuka matanya. "Du- dua garis?" Seketika tubuhnya lemas dan Lara pun jatuh terkulai diatas lantai sambil ma

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Test pack

    Di sekolah Lara terlihat tengah berada di kantin bersama kedua sahabatnya Chika da Tara. Ia terlihat tengah menyantap semangkuk bakso dengan lahapnya, saking lahapnya sampai-sampai kedua temannya itu dibuat menelan ludah. "Lara, lo kelaperan ya?" Ujar Chika yang bahkan sampai merasa sudah merasa kenyang duluan dengan hanya melihat Lara makan."Iya Ra, lo tumben banget deh makan selahap itu, biasanya lo kan yang paling lama makannya diantara kita bertiga," imbuh Tara.Lara kemudian menelan makanan dimulutnya, "Masa sih?""Lah lo emang nggak ngerasa?"Lara hanya menggeleng sambil terus melanjutkan makannya. Lara sepertinya memang tidak sadar kalau akhir-akhir ini nafsu makannya sangat tinggi.Setelah beberapa saat mereka bertiga pun selesai menghabiskan makan siang mereka, dengan Lara yang tanpa sadar hari ini makan dua porsi bakso."Gila lo Ra, hari ini lo mukbang keknya ya?" Ledek Chika mengetahui Lara makan bakso sampai dua mangkuk. Lara pu

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Tanda-tanda Kehamilan

    "Lara!" Bunda mengetuk dan memanggil Lara dari luar kamarnya. Mendengar sang ibu datang, Lara yang menangis pun segera mengusap air matanya dan membukakan pintu sang ibu."Eh Bunda, kenapa?"Bunda memperhatikan Lara sejenak lalu bertanya, "kamu baik-baik aja kan sayang? Soalnya tadi Bunda lihat muka kamu tiba-tiba pucet terus pergi ke kamar.""Lara baik-baik aja kok Bun," jawab Lara yang tidak ingin sang ibu mengkhawatirkannya.Tapi sayang, sepertinya sang ibu tidak yakin dengan perkataan putrinya itu. Ia justru terlihat memicingkan matanya sambil memperhatikan mata Lara yang nampak sembab. "Kamu habis nangis ya?""Eh- Um— ini aku enggak nangis kok, cuma habis lihat trailer drama yang sedih banget aja makanya nangis deh, hehe...""Yakin kamu?" Bunda meraba kening dan leher Lara memastikan kalau putrinya itu tidak demam atau sejenisnya."Yakin kok Bund, percaya deh sama Lara."Hani menghela napas, sejujurnya ia tidak perca

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Telat Datang Bulan

    Lara kembali ke rumah dengan keadaan lesu. Ia berjalan menuju ke kamarnya dan tak lama sang bunda muncul lalu menghampirinya. "Loh Kak, kok kamu udah pulang?"Lara melihat ke arah bundanya dan tersenyum kecil. "Lara tiba-tiba masuk angin Bund, makanya Lara pulang.""Tuhkan, kamu sih Bunda bilangin tadi sarapan dulu malah ngeyel, gini kan jadinya. Nggak nurut sih dikasih tau sama orang tua," omel Bunda ikuti rasa cemas."Maaf Bun, yaudah kalo gitu Lara istirahat di kamar dulu ya.""Yaudah, nanti Bunda bawain makanan ke kamar kamu ya."**Selang beberapa saat akhirnya Bunda pun datang ke kamar Lara sambil membawakannya semangkuk bubur.Tok Tok!Lara beranjak lalu membukakan pintu."Nak ini Bunda buatin bubur, kamu makan ya...," pinta sang Bunda pada putrinya itu.Melihat bubur tersebut entah kenapa Lara jadi merasa sangat lapar. Bunda pun meletakan nampan makanan itu diatas nakas, dan meminta Lara agar segera memaka

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Mual-mual

    Waktu terus berjalan, hari-hari pun dilewati Lara pasca dirinya putus dengan Gilang tiga minggu lalu. Sejauh ini berjalan cukup baik, Lara menjalani kehidupan di sekolah dengan normal dan dihabiskan dengan banyak ke perpustakaan dibanding ngobrol bersama sahabatnya. Bahkan saat jam istirahatpun Lara lebih sering ke perpustakaan dibanding kantin. Hingga lama kelamaan kedua sahabatnya Chika dan Tara merasa Lara agak berubah, dia tidak seceria dulu dan lebih sendiri. Akhirnya mereka berdua pun berencana mengajak Lara nongkrong di kafe sepulang sekolah.KRING...! Jam belajar pun usai, guru pengajar pun keluar kelas diikuti murid-murid yang keluar kelas silih berganti. Lara yang masih terlihat membereskan tasnya pun dihampiri oleh Chika. "Ra!""Eh iya kenapa Chik, belom balik lo?" Tanya Lara sambil terus membereskan buku-bukunya ke dalam tas."Um, kita nongki dulu yuk ke kafe biasa sebelum balik? Tara punya voucher potongan harga loh kan lumayan."Sayangnya La

  • Love by Accident (Indonesia)Ā Ā Ā Sahabat Terbaik

    Percakapan Gilang dan Lara berakhir dengan akhir yang tidak baik bagi Gilang, laki-laki itu sungguh masih menyimpan rasa cinta dan harapan untuk bisa kembali dengan Lara, tapi semuanya sudah terlambat, hubungan Lara dan Gilang pada akhirnya harus kandas. Ketika kesedihan menyelimuti Gilang, hal berbeda justru dirasa oleh Cindy yang diam-diam ternyata menguntit percakapan Lara dan Gilang. Cindy yang ditemani sabahatnya Inez tampak senang sekali melihat Gilang yang telah putus dari Lara. Bahkan tak segan ia menampilkan senyum penuh kemenangan."Cin, jadi Gilang beneran udah putus sama Lara?" Tanya Inez yang juga agak belum percaya semua ini."Ya lo bisa lihat sendiri kan?" Cindy terkekeh senang. "Akhirnya, tanpa harus capek-capek cari cara misahin Gilang dari si cewek munafik itu, mereka putus juga.""Tapi Cin, lihat deh tuh... Kayaknya yang sedih banget malah si Gilang." Inez merujuk ekspresi Gilang yang dilihatnya dari jauh."Apaan sih! Lihat aja nanti pa

DMCA.com Protection Status