Home / Romansa / Love by Accident (Indonesia) / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Love by Accident (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20

34 Chapters

Bunga yang ternoda

Setibanya dirumah, Lara yang berjalan memasuki rumah dengan didampingi sang ayah langsung dihampiri oleh Hani sang ibu. "Lara..." Lara yang wajahnya terlihat kelelahan pun langsung menyambut pelukan hangat dari wanita yang telah melahirkannya itu."Lara sayang... akhirnya kamu pulang nak." Hani tak kuasa menitikan air matanya saat ini. Melihat putrinya sudah pulang dan berada dalam pelukannya saat ini adalah kebahagiaan yang tak terkira. Hatinya merasa sangat lega setelah mengetahui anaknya sudah kembali bersamanya. Lara pun jadi ikut menitikan air mata, ia tahu ibunya pasti sangatlah khawatir dengannya makanya hingga menangis seperti itu. Tapi disisi lain, hati Lara terasa teriris dan perih. Dari lubuk hatinya yang terdalam ia merasa bersalah pada sang Bunda, dirinya tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan bundanya jikalau ia tau penyebab dirinya telat pulang ke rumah hari ini. Padahal baru saja tadi pagi, sang bunda menasihatinya perihal mahkota wanita yang  harus
Read more

Sakit

Keesokan paginya Sandra yang sudah rapi mengenakan seragam sekolah datang mengetuk-ngetuk pintu kamar kakaknya. "Kakak..., Kak Lara kata Bunda turun yuk buat sarapan. Kak Lara... helow...! Denger aku nggak sih? Apa masih tidur?" Sandra berkali-kali mengetuk pintu kamar Lara namun tidak ada jawaban apapun dari kakaknya. "Apa kakak jangan-jangan masih tidur ya?" Sandra pun akhirnya berhenti mengetuk kamar sang kakak. Ia berpikir jikalau sang kakak masih tidur jadinya ia pun memilih untuk tidak mengganggunya. Saat hendak berbalik badan meninggalkan kamar Lara, Sandra malah dibuat kaget dengan kedatangan bundanya yang tiba-tiba sudah berada berdiri dibelakangnya. "Astaga Bunda, bikin kaget Sandra aja!""Habisnya kamu Bunda suruh panggilin Kak Lara turun lama banget, jadinya Bunda ke atas sendiri aja buat mastiin. Terus kok kamu masih disini sih? Kak Lara mana?"Sandra menolehkan kepalanya ke arah kamar Lara nengisyaratkan kalau kakaknya masih belum keluar. "Tadi udah Sandr
Read more

Rasa cemas Gilang

Di sekolah, Chika yang baru saja tiba di kelas langsung meletakan tas di atas mejanya dan berjalan menghampiri Tara yang seperti biasa pagi-pagi sudah sibuk membaca novel. "Tara...!" Pungkas Chika menegur Tara agar tidak fokus ke novelnya terus melainkan fokus padanya. Dan cukup berhasil, Tara akhirnya menutup novelnya dan menghiraukan Chika. "Kenapa si lo Chik? Masih pagi muka lo udah kayak orang nggak semangat gitu." "Emang kelihatannya muka gue gitu ya Tar?" Tara mengangguk mengiyakan. "Emang lagi kenapa sih... Chika si selebgram sekolah kita ini? Cerita sama gue." "Nggak ada apa-apa." "Ck! Yaudah kalo nggak mau cerita. Eh tapi tunggu," Tara mengangkat tangan kanannya dan melihat ke  jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Bentar lagi bel masuk kelas bunyi, kok gue belum lihat Lara ya?" "Eh jadi lo belum tau?" ujar Ch
Read more

Kebohongan dalam Persahabatan

Di kamarnya Lara yang baru saja pulang dari rumah sakit tampak hanya berselonjor di atas ranjangnya sambil terus memandangi ponselnya yang ada di atas nakas. Sudah sejak kemarin ponsel Lara tidak aktif karena habis baterai, dan sampai saat ini belum juga di charge. Lara terlihat murung memandangi ponselnya itu. Dirinya tengah berpikir pasti banyak pesan dan panggilan yang masuk. "Huft...!" Lara menghela napas seolah melepaskan beban berat yang ada dipikirannya saat ini. Tapi pada akhirnya Lara pun meraih ponselnya itu. Tak lama kemudian tiba-tiba saja Hani datang membawakan makan siang untuk Lara. "Kak ayok makan dulu, abis itu minum obatnya," ucap sang Bunda yang ditangannya sudah membawa nampan berisi makanan. Lara mengangguk pelan menanggapi perkataan sang ibu.   "Kamu mau telepon siapa?" Tanya Bunda melihat Lara mengenggam ponsel.   "Oh, enggak kok Bunda, Lara cuma mau nge 
Read more

Andra the king of party

Andra dan kawan-kawannya terlihat bersenang-senang di salah satu bar paling terkenal di kota. Muda mudi itu nampakanya telah berbaur dalam hingar bingar gemerlap pesta dunia malam di kota metropolitan. Menari, minum, hingga bahkan saling bercumbu mesra semua aktifitas itu terekam jelas disana tanpa sekat. Tentu saja Andra sendiri yang malam ini menjadi rajanya disana. Lelaki yang mengenakan jaket hitam kulit itu tampak duduk di depan meja bar menikmati minuman racikan bartender yang sangat disukainya.   "Bro!" Ogy menepuk pundak Andra dan ikut duduk disebelahnya.   "Gy, lu mau minum apa? Pesen aja sesuka lu bebas!"   Ogy pun langsung memesan segelas cocktail pada bartender. Sambil menunggu pesanan minumannya jadi, Ogy yang sejatinya masih penasaran dengan Andra yang terlihat begitu senang hari ini pun kembali bertanya. "Andra, lu sebenernya habis menang apa sih? 
Read more

Pengakuan Andra

Andra mengajak Ogy keluar bar, mereka memilih basement sebagai tempat untuk bicara.   "So, sebenernya ada apa?" Tanpa basa-basi Ogy langsung to the point menanyakan apa yang ingin ia tanyakan.   Andra tampak menarik napas lalu menghembuskannya. Lelaki itu memasukkan kedua tangannya kedalam saku celanannya dan berdiri bersandar pada sisi kap mobil. "Lu bener mau denger?" Tanya Andra memastikan.   "Kayak bukan elu banget bertele-tele gitu Ndra!"   Andra tersenyum miring. "Oke! Kalau gitu gue tanya sama lu. Lu masih ingetkan sama cewek SMA yang kita lihat di kafe beberapa hari lalu?"   "Cewek, di kafe?" Ogy mengerutkan keningnya mencoba mengingat. "Oh... maksud lu cewek yang nyiram lu pake kopi tempo hari? Oke, oke gue inget. Emangnya ada apa sama dia, lu masih dendam sama tuh cewek?"
Read more

Menghindar

Rizal akhirnya tiba di depan gerbang sekolah Lara. Setelah yakin telah mengangkut semua buku-buku dan perlengkapan sekolahnya, Lara pun bergegas untuk turun dari mobil. "Ayah, Lara sekolah dulu ya." Lara mengulurkan tangan lalu salim dengan ayahnya.   "Uhm, Nak!"   "Iya?" Lara yang baru saja mau membuka pintu mobil jadi urung melakukannya.   Rizal tiba-tiba saja membelai rambut putrinya itu lalu tersenyum padanya.   "Ada apa Yah? Kok tiba-tiba?" Tanya Lara heran.   "Nggak ada apa-apa, Ayah cuma mau berpesan aja sama kamu, kalau kamu lagi ada masalah atau apapun itu yang membuat hati serta pikiran kamu nggak tenang, jangan sungkan buat cerita sama Ayah ya!"   Mata bening itu langsung tampak berkaca-kaca karena terharu dan seketika Lara memeluk ayahnya. "Makasih ya Ayah, mak
Read more

Keluarga Alvarez

Tiba di kediamannya, Andra yang baru saja kembali setelah dua hari tidak pulang ke rumah, langsung memarkirkan mobil porsche mewah miliknya itu di halaman rumahnya yang cukup luas. Keluarga Alvarez memang keluarga yang sangat terpandang, yang mana keluarganya adalah memilik dari Adante Group, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perhotelan, dan tempat hiburan. Andra yang dengan santainya memasuki pintu rumah, tiba-tiba langsung dikejutkan oleh suara keras seorang lelaki yakni Amran Alvarez, lelaki yang kini menduduki jabatan sebagai CEO di Adante Group sekaligus ayah kandung Andra.   "Andra!"   Andra pun berhenti dan menoleh singkat ke arahsang ayah yang kini tengah berjalan menghampirinya. Raut wajah laki-laki 22 tahun itu tampak datar, ia seolah tidak peduli dengan apa yang akan Amran lakukan padanya. Sang ayah sudah berdiri di sebelah Andra, dari tempatnya itu Amran dapat menghidu dengan
Read more

Karma?

Jam sekolah telah usai, Lara yang bersiap pulang tiba-tiba langsung menanyakan pada Chika apakah dirinya bisa pulang bersamanya hari ini? Tentu saja dengan senang hati Chika mengiyakan sekaligus heran. "Tunggu, tumben banget lo mau bareng sama gue Ra, biasanya kan lo pulang bareng Gilang?"   "Iya Ra, biasanya lo bucin banget maunya dianter pulang sama Gilang, sekarang kok tiba-tiba minta bareng pulang sama Chika?" Timpal Tara yang juga penasaran.   "Soal itu..." Lara tampak bingung memikirkan bagaimana cara menjelaskan pada kedua sahabatnya itu.   Selang beberapa saat datanglah Gilang dengan tergesa-gesa ke kelas Lara untuk mengajaknya pulang. Chika dan Tara yang ada disana seketika dibuat merasa kikuk melihat Lara dan Gilang yang sepertinya butuh bicara berdua saja. Akhirnya kedua sahabat Lara itu pun sepakat untuk memberikan waktu Lara dan Gilang untuk bicara berdua.
Read more

Mimpi Buruk

Malam harinya Andra kembali ke rumah dalam keadaan sedikit mabuk. Untungnya kali ini kedua orang tua Andra, sedang tidak berada dirumah karena tengah ke luar kota untuk peresmian proyek sehingga tidak akan memunculkan perdebatan. Andra yang sedikit agak sempoyongan menaiki anak tangga menuju ke kamarnya. Tanpa sengaja Tasya yang tengah membuat segelas susu di dapur lewat dan melihat sang kakak yang jalan gontai. "Kakak!" Seru Tasya kemudian menghampiri Andra. Andra pun menoleh ke arah dimana suara Tasya berasal. "Kakak mabok lagi ya?" Tasya meletakan segelas susunya dimeja lalu melangkah menghampiri Andra yang sudah naik beberapa anak lantai. "Kakak abis darimana sih!" Agaknya Tasya mengkhawatirkan sang kakak namun Andra justru malah memberikan senyum miring dan lanjut naik ke atas menuju kamarnya di lantai dua. "Kakak tadi nyetir sendiri?" Tanya Tasya memastikan. "Yoi!" Ujar Andra singkat.
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status