Home / Romansa / Love by Accident (Indonesia) / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Love by Accident (Indonesia): Chapter 21 - Chapter 30

34 Chapters

Putus?

Di kampus Andra yang harusnya mengikuti mata kuliah malah terlihat berbaring diatas rooftop  kampus sambil memandangi langit ditemani sekaleng soft drink yang nampak disebelahnya. Pria itu masih teringat akan mimpinya buruknya tentang gadis yang telah diperkosanya itu. "Anjir! Kenapa gua jadi kepikiran terus sama mimpi sialan itu!" Andra tampaknya sangat kesal karena membuatnya jadi tidak tenang.Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki seseorang, langkah kaki itu berjalan mendekatinya."Woi ngapain lu malah tiduran disini bukannya ikut mata kuliah!" Tegur seseorang yang suaranya sudah sangat familiar bagi Andra. Andra pun menoleh kesebelah kirinnya, ia melihat sepasang sepatu merek jordan tengah berdiri disebelahnya. Ah itu sepatu milik Ogy, besitnya. Andra pun lekas bangun dan duduk sambil memandang kedepan. "Gua nggak semangat masuk kelas," ujarnya."Ah elu kan dari dulu emang ngga pern
Read more

Akhir Hubungan

Setelah mendengar pengaduan dari Cindy, Gilang langsung berjalan menuju ke kelas Lara untuk menemuinya."Eh Ra itu Gilang," ucap Chika yang melihat Gilang tiba-tiba masuk ke kelasnya dengan raut wajah serius. Lara pun menoleh dan menatap Gilang yang kini menghampirinya."Ada apa Gilang?""Ikut aku, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," Gilang agak menarik tangan Lara seolah memaksa."Mau ngomong apa, tapi bentar lagi jam istirahat selesai loh.""Udah ikut aja ayok!" Gilang terus memaksa dan menarik lengan Lara hingga membuatnya sedikit kesakitan. Alhasil Lara pun tak bisa menolaknya dan terpaksa ikuti mau Gilang, Chika dan Tara yang merasa cemas melihat hal yang tidak beres pun  memutuskan untuk mengikuti mereka.Di depan pintu kelasnya Lara malah kembali menolak karena merasa sebentar lagi mau masuk, dan meminta Gilang agar menunda bicaranya nanti setelah pulang sekolah saja. Namun Gilang kekeh tidak mau dan memaksa. Karena kesal dengan
Read more

Keributan di Toilet

Sepulang sekolah nampak Tara dan Chika yang masih di dekat area perpustakaan. Setelah selesai mengembalikan buku ke perpustakaan keduanya tampak berjalan melewati koridor sekolah sambil membicarakan tentang kejadian antara Lara dan Gilang tadi. Baik Tara dan Chika masih tak habis pikir bagaimana bisa pasangan itu bisa putus hubungan dengan semudah itu, bahkan perpisahan mereka disaksikan hampir oleh seluruh murid."Tar, menurut lo masuk akal nggak sih, Gilang tiba-tiba tau soal Lara yang mau minta putus sama dia, padahal kan– Lara aja baru bilangnya sama kita doang?"Tara mencoba berpikir logis dan menerka keanehan yang terjadi tadi. "Iya sih, emang aneh banget secara Gilang tau darimana coba?""Ah gue tau!" Chika tiba-tiba langsung menepuk pundak Tara seolah baru menyadari satu hal."Hih apaan sih lo Chik tau apaan, sakit nih lengan gue lo tabok.""Hehe sorry."
Read more

Kebenarannya

Hani menuruni tangga perlahan sambil memikirkan putrinya saat ini. "Sebenarnya Lara kenapa ya? Kenapa dia tiba-tiba putus sama pacarnya, apa benar cuma karena mau fokus belajar?""Dor!"Tiba-tiba saja Hani yang baru saja turun dari tangga malah dikagetkan oleh putri bungsunya hingga membuatnya tarik napas, "Astaga Sandra kamu ini bikin kaget bunda aja deh...""Hehe...maaf Bund," Sandra sambil cengar cengir minta maaf pada bundanya. "Habisnya Bunda turun tangga kaya orang linglung bengong gitu, emangnya Bunda lagi mikirin apa sih?"Bunda menghela napas, "Enggak kok, bunda cuma lagi bingung aja sama kakak kamu Lara.""Loh emang Kak Lara kenapa?"Hani tidak bercerita jelasnya ia hanya mengatakan kepada Sandra kalau kakaknya itu tengah terlihat galau."Hem, paling kak Lara galau karena kak Gilang.""Kamu tau soal Gilang?" Ungkap Hani yang tidak tau kalau ternyata Sandra juga tau perihal mantan kekasih kakaknya itu."Sandra t
Read more

Akhir hubungan kita

Jam istirahat tiba, Gilang tampak terburu-buru membereskan semua buku-bukunya."Lu mau kemana sih buru-buru banget, laper lo?" Tanya Rio yang duduk disebelah Gilang."Gue ada urusan penting," jawab Gilang dan kemudian pergi."Mau kemana tuh anak, buru-buru banget. Nggak biasanya dia gitu?" Ungkap Rio yang masih bertanya-tanya mengapa temannya bersikap buru-buru.**Rio berjalan cepat ke arah kelas Lara, "Gue harus cepet-cepet ketemu Lara dan jelasin semua ke dia," tekadnya sambil terus berjalan. Sayangnya saat sudah sedikit lagi sampai ke dalam kelas Lara, langkah Gilang malah harus terhenti karena ada Cindy yang mencegatnya. "Eits, Gilang kamu mau kemana? Mau nemuin aku ya?"Sontak Gilang pun langsung kesal dibuatnya, ditambah lagi dirinya yang sudah tau kelicikan Cindy terhadap dirinya dan Lara. "Lo apaan sih Cin, minggir gue bukan mau nemuin lo!""Lho, terus kamu mau nemuin siapa?""Dia mau nemuin Lara kali Cin," celetuk Inez
Read more

Sahabat Terbaik

Percakapan Gilang dan Lara berakhir dengan akhir yang tidak baik bagi Gilang, laki-laki itu sungguh masih menyimpan rasa cinta dan harapan untuk bisa kembali dengan Lara, tapi semuanya sudah terlambat, hubungan Lara dan Gilang pada akhirnya harus kandas. Ketika kesedihan menyelimuti Gilang, hal berbeda justru dirasa oleh Cindy yang diam-diam ternyata menguntit percakapan Lara dan Gilang. Cindy yang ditemani sabahatnya Inez tampak senang sekali melihat Gilang yang telah putus dari Lara. Bahkan tak segan ia menampilkan senyum penuh kemenangan."Cin, jadi Gilang beneran udah putus sama Lara?" Tanya Inez yang juga agak belum percaya semua ini."Ya lo bisa lihat sendiri kan?" Cindy terkekeh senang. "Akhirnya, tanpa harus capek-capek cari cara misahin Gilang dari si cewek munafik itu, mereka putus juga.""Tapi Cin, lihat deh tuh... Kayaknya yang sedih banget malah si Gilang." Inez merujuk ekspresi Gilang yang dilihatnya dari jauh."Apaan sih! Lihat aja nanti pa
Read more

Mual-mual

Waktu terus berjalan, hari-hari pun dilewati Lara pasca dirinya putus dengan Gilang tiga minggu lalu. Sejauh ini berjalan cukup baik, Lara menjalani kehidupan di sekolah dengan normal dan dihabiskan dengan banyak ke perpustakaan dibanding ngobrol bersama sahabatnya. Bahkan saat jam istirahatpun Lara lebih sering ke perpustakaan dibanding kantin. Hingga lama kelamaan kedua sahabatnya Chika dan Tara merasa Lara agak berubah, dia tidak seceria dulu dan lebih sendiri. Akhirnya mereka berdua pun berencana mengajak Lara nongkrong di kafe sepulang sekolah.KRING...! Jam belajar pun usai, guru pengajar pun keluar kelas diikuti murid-murid yang keluar kelas silih berganti. Lara yang masih terlihat membereskan tasnya pun dihampiri oleh Chika. "Ra!""Eh iya kenapa Chik, belom balik lo?" Tanya Lara sambil terus membereskan buku-bukunya ke dalam tas."Um, kita nongki dulu yuk ke kafe biasa sebelum balik? Tara punya voucher potongan harga loh kan lumayan."Sayangnya La
Read more

Telat Datang Bulan

Lara kembali ke rumah dengan keadaan lesu. Ia berjalan menuju ke kamarnya dan tak lama sang bunda muncul lalu menghampirinya. "Loh Kak, kok kamu udah pulang?"Lara melihat ke arah bundanya dan tersenyum kecil. "Lara tiba-tiba masuk angin Bund, makanya Lara pulang.""Tuhkan, kamu sih Bunda bilangin tadi sarapan dulu malah ngeyel, gini kan jadinya. Nggak nurut sih dikasih tau sama orang tua," omel Bunda ikuti rasa cemas."Maaf Bun, yaudah kalo gitu Lara istirahat di kamar dulu ya.""Yaudah, nanti Bunda bawain makanan ke kamar kamu ya."**Selang beberapa saat akhirnya Bunda pun datang ke kamar Lara sambil membawakannya semangkuk bubur.Tok Tok!Lara beranjak lalu membukakan pintu."Nak ini Bunda buatin bubur, kamu makan ya...," pinta sang Bunda pada putrinya itu.Melihat bubur tersebut entah kenapa Lara jadi merasa sangat lapar. Bunda pun meletakan nampan makanan itu diatas nakas, dan meminta Lara agar segera memaka
Read more

Tanda-tanda Kehamilan

"Lara!" Bunda mengetuk dan memanggil Lara dari luar kamarnya. Mendengar sang ibu datang, Lara yang menangis pun segera mengusap air matanya dan membukakan pintu sang ibu."Eh Bunda, kenapa?"Bunda memperhatikan Lara sejenak lalu bertanya, "kamu baik-baik aja kan sayang? Soalnya tadi Bunda lihat muka kamu tiba-tiba pucet terus pergi ke kamar.""Lara baik-baik aja kok Bun," jawab Lara yang tidak ingin sang ibu mengkhawatirkannya.Tapi sayang, sepertinya sang ibu tidak yakin dengan perkataan putrinya itu. Ia justru terlihat memicingkan matanya sambil memperhatikan mata Lara yang nampak sembab. "Kamu habis nangis ya?""Eh- Um— ini aku enggak nangis kok, cuma habis lihat trailer drama yang sedih banget aja makanya nangis deh, hehe...""Yakin kamu?" Bunda meraba kening dan leher Lara memastikan kalau putrinya itu tidak demam atau sejenisnya."Yakin kok Bund, percaya deh sama Lara."Hani menghela napas, sejujurnya ia tidak perca
Read more

Test pack

Di sekolah Lara terlihat tengah berada di kantin bersama kedua sahabatnya Chika da Tara. Ia terlihat tengah menyantap semangkuk bakso dengan lahapnya, saking lahapnya sampai-sampai kedua temannya itu dibuat menelan ludah. "Lara, lo kelaperan ya?" Ujar Chika yang bahkan sampai merasa sudah merasa kenyang duluan dengan hanya melihat Lara makan."Iya Ra, lo tumben banget deh makan selahap itu, biasanya lo kan yang paling lama makannya diantara kita bertiga," imbuh Tara.Lara kemudian menelan makanan dimulutnya, "Masa sih?""Lah lo emang nggak ngerasa?"Lara hanya menggeleng sambil terus melanjutkan makannya. Lara sepertinya memang tidak sadar kalau akhir-akhir ini nafsu makannya sangat tinggi.Setelah beberapa saat mereka bertiga pun selesai menghabiskan makan siang mereka, dengan Lara yang tanpa sadar hari ini makan dua porsi bakso."Gila lo Ra, hari ini lo mukbang keknya ya?" Ledek Chika mengetahui Lara makan bakso sampai dua mangkuk. Lara pu
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status