Pagi ini aku sengaja telat ke D-Vion. Aku ingin mengantarkan Bayu dan Winarti ke sekolah Bayu. Sekaligus ingin menekankan pada pihak sekolah, agar tidak memudahkan orang asing menemui anakku. Aku tahu Mas Divo sedang merancang sebuah rerncana buruk untukku. Aku tidak mau kehilangan Bayu, Hidupku tak akan ada artinya lagi, bila aku tidak lagi bisa melihatnya. Aku kuat karenanya. Aku benar-benar tak mau kehilangannya. Bagaimana bila lelaki itu berniat memisahkanku dengan Bayu? Ah! ini akan jadi cobaan terbesar dalam hidupku. Aku tidak mau, tidak! Aku menunggu kehadiran Winarti di sofa tamu, sambil mengutak-atik handphone dalam genggaman. Sedari subuh, setelah salat, aku telah mempersiapkan semuanya, termasuk Bayu, ia juga sudah rapi. Tinggal bekal yang ia bawa untuk ke sekolah yang dipersiapkan Winarti. “Ayo, Winarty! Nanti Bayu telat,” panggilku pada Winarty yang masih tak keluar juga dari ruang dapur. Mungkin ia masih menyiapkan bekal untuk Bayu. Namun
Baca selengkapnya