Dirga bersidekap memandangi gadis itu dari atas sampai bawah. Satu jam dia menunggui gadis itu dandan, sampai jadwal keberangkatannya mundur tak seperti biasa. Tapi lihatlah, tak ada perubahan yang berarti. Alis tebal, kulit wajah yang tak mulus dengan blush on ketebalan, tompel besar di pipinya, juga jangan lupakan lipstik merah menyala. Sungguh, tampilan yang tidak sesuai dengan sifat galak gadis ini. Ah, menurutnya, lebih baik gadis ini tak usah berdandan saja. Lebih mengerikan seperti ini. Tapi anehnya, dia nyaman dengan gadis ini daripada gadis-gadis relasinya yang kadang bersikap centil dan genit."Kenapa lihat-lihat? Mau gue colok mata lo," gertak Dara melotot."Segitu lamanya dandan cuma begini hasilnya?" ucapnya lirih tapi cukup membuat darah Dara mendidih."Apa kata lo?" umpatnya, matanya makin membulat lebar. "Dasar ya, cowok gak ada hati. Hargai dong usaha cewek yang udah dandan cantik gini. Dasar semua cowok sama aja. Cuma fisik yang dilihat."Sebelah sudut bibir Dirga
Baca selengkapnya