Tenang saja. Pekikan itu hanya terlontar dalam hati Dara saja. Pada kenyataannya gadis itu memang kaget. Tapi menetralkannya dan terlihat biasa saja. Berbanding terbalik dengan Dita yang malah menatapinya kagum."Wow! Anda Dara Prasdita Hanindya bukan?"Dara tersenyum. Rupanya wanita ular itu mengenalinya. "Benar, saya Dara. Dan ini salon saya."Hilangkan sementara tingkah bar-barmu, Ra. Sedikit bermain-main dengan wanita ular itu dirasa cukup seru juga. Nana melongo, dia mulai menebak-nebak apa yang telah terjadi. Dara memberinya isyarat lewat kerdipan mata."Wah, saya tidak menyangka kalau ini adalah salon anda. Pantas saja pelayanannya bagus, hasilnya juga memuaskan," puji Dita."Ya, memang benar. Kualitas dan pelayanan adalah nomor satu di salon saya. Kepuasan pelanggan adalah prioritas." Tangan Dara bersidekap dengan senyum tersungging. Bukan angkuh, tapi lebih condong ke anggun. Bayangkan saja, seorang Dara terdeteksi tak lagi bar-bar. Hmm, m
Read more