Home / Romansa / Dinikahi Berondong Mesum / RIJ (29) Panggilan Dirga

Share

RIJ (29) Panggilan Dirga

Author: FitriElmu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tenang saja. Pekikan itu hanya terlontar dalam hati Dara saja. Pada kenyataannya gadis itu memang kaget. Tapi menetralkannya dan terlihat biasa saja. Berbanding terbalik dengan Dita yang malah menatapinya kagum.

"Wow! Anda Dara Prasdita Hanindya bukan?"

Dara tersenyum. Rupanya wanita ular itu mengenalinya.

"Benar, saya Dara. Dan ini salon saya."

Hilangkan sementara tingkah bar-barmu, Ra. Sedikit bermain-main dengan wanita ular itu dirasa cukup seru juga. Nana melongo, dia mulai menebak-nebak apa yang telah terjadi. Dara memberinya isyarat lewat kerdipan mata.

"Wah, saya tidak menyangka kalau ini adalah salon anda. Pantas saja pelayanannya bagus, hasilnya juga memuaskan," puji Dita.

"Ya, memang benar. Kualitas dan pelayanan adalah nomor satu di salon saya. Kepuasan pelanggan adalah prioritas."

Tangan Dara bersidekap dengan senyum tersungging. Bukan angkuh, tapi lebih condong ke anggun. Bayangkan saja, seorang Dara terdeteksi tak lagi bar-bar. Hmm, m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dinikahi Berondong Mesum   RIJ (30) Dara Menggoda Dirga

    Tak butuh waktu lama, Dara selesai mandi. Memoles wajah yang padahal tadi baru saja mendapat perawatan. Tak apa, yang penting perut kenyang. Diraihnya ponselnya. Ada tujuh panggilan dari Dirga. Dara menekan panggil ulang."Kemana saja? Taksinya sudah datang.""Heee. Baru mandi gue.""Apa?""Eiits... maksudnya tadi masih mandi. Sekarang sudah siap kok.""Ya sudah. Cepat turun. Kasihan taksinya nunggu kamu.""Hmm."Tanpa basa basi, Dirga mematikan panggilan. Dara tak protes, cepat-cepat dia berlari keluar. Benar saja, ada taksi yang berhenti di depan."Mbak Dara kan?"Dara mengangguk. Langsung masuk taksi."Let's go, Pak."Supir itu tertawa kecil. Mengacungkan jempolnya dan melajukan mobilnya.-------"Meja nomor tujuh. Dekat tiang di tengah."Dara mengedarkan pandangannya mencari tempat yang dimaksud. Meja nomor tujuh, bagian tengah. Matanya menangkap Dita yang sedang tertawa-tawa pada pemuda yang memunggungi Dara

  • Dinikahi Berondong Mesum   RIJ (31) Malam Tak Terduga

    Pagi.Dara merasakan tidak nyaman dalam tidurnya. Perlahan dia membuka matanya. Asing. Ini bukan kamarnya. Dia menggeliat pelan. Aneh, tubuhnya terasa sakit dan pegal semua. Kepalanya pun sedikit pusing. Aroma maskulin tercium oleh cuping hidungnya."Sshhh... gue dimana sih?" keluhnya. Dara beringsut hendak turun. Matanya membulat begitu menyingkap selimut dan melihat kaos yang dia kenakan bukan miliknya."I-ini kan...""Sudah bangun?"Dara sontak menoleh. Dirga yang berdiri membelakanginya menghadap jendela."A-apa yang terjadi? Ki-kita gak...""Menurutmu?"Dara terdiam. Potongan demi potongan kejadian tadi malam terpendar. Seingatnya dia sedang makan di restoran bareng Dirga dan si uler buntung itu. Terus dia minum minuman Dirga. Setelah itu badannya terasa aneh dan panas. Lalu..."Gak! Gak mungkin. Gak mungkin kita melakukannya? Hiks..."Dirga membalikkan badannya. Tatapannya datar."Gak mungkin. Hiks... hiks... lo kudu tanggung jawab!

  • Dinikahi Berondong Mesum   RIJ (32) Dara Pulang

    Apel merah yang sudah terpotong ke beberapa bagian beserta pisau di sisinya menandakan ada sesuatu yang sedang dirasakan sang pelaku. Bisa jadi dia benar-benar kesal atau sekedar gabut. Yang pasti sekarang dia sedang terkapar di atas ranjang miliknya. Pandangannya mengarah ke jendela, tapi tak begitu yakin kalau jendela itu benar menjadi titik fokusnya. Beginilah yang dia lakukan sepanjang hari ini. Rasanya masih belum ikhlas dengan kejadian tadi malam. Ya, karena dia tidak ingat apa-apa, tapi tiba-tiba saja dia kehilangan sesuatu yang amat sangat berharga. Menyebalkan bukan?"Mau hibernasi sampai kapan?"Tak terdengar ketukan pintu ataupun pintu yang dibuka, tiba-tiba saja sosok itu nongol dan bersandar di sisi dinding dekat pintu. Ditangannya tercangking plastik entah apa isinya."Tidak perlu ditutupi. Lagipula aku sudah tahu wajah aslimu," sambar Dirga cepat saat Dara hendak menutupi wajahnya dengan bantal. Gadis itu mendesah kasar. Kembali meletakkan b

  • Dinikahi Berondong Mesum   RIJ (33) Menenangkan Diri

    Astaga! Hanya begitu reaksi pria tersebut? Dara mendecak kesal. Menghentakkan kakinya ke lantai."Awas aja sampek ngikutin gue. Gue bakal bikin lo gak selamat," ancamnya meski terdengar konyol.Dara makin kesal karena tak ada reaksi dari pria itu. Bahkan sampai taksi online pesanannya datang, tak ada tanda-tanda Dirga akan menghentikan langkahnya. Sungguh menyebalkan sekaligus tidak peka. Terpaksa dia menyeret kopernya sendirian, karena ternyata pak sopir itu juga tidak peka dengan tidak membantunya. Jadilah sepanjang perjalanan Dara mengomel tak henti.---------Tok! Tok! Tok!Dara mengetuk keras pintu rumah orang tuanya. "Ih! Lama banget sih bukainnya. Mama sama papa kemana sih?" omelnya. Wanita memang seperti itu. Kesal dengan siapa, tapi semua objek jadi imbasnya.Dogh! Dogh! Dogh!Kali ini dengan tenaga ekstra yang dia keluarkan. Bodo amat dengan tangannya yang memerah, atau nanti mama keluar dan marah-marah. Salah

  • Dinikahi Berondong Mesum   Pagi yang Indah

    Semburat sinar mentari menelisik mengintip dari celah jendela yang tidak sempat Dara tutup sempurna tadi malam. Mengganggu tidur lelap yang entah sejak kapan menghampirinya. Begitu kelopak matanya terbuka, Dara mengucek matanya. Melihat sekeliling dan baru ingat kalau dia pulang ke rumah. Dan berada di kamarnya lebih tepatnya."Ah, gue bangun kesiangan. Nyenyak banget. Sampek gak sadar kalah sama matahari gue," gumamnya. Gadis itu beranjak dari ranjangnya dan segera ke kamar mandi. Niatnya yang semula hanya untuk cuci muka, berlanjut sekalian mandi. Mumpung tidak mager. Karena kalau di tunda biasanya setelah itu malas. Lagipula memang rencananya seharian ini rebahan saja di kamar. Kalau badan sudah bersih, maka tak ada tuntutan badan bau.Selesai mandi, Dara membuka kopernya, memilah baju yang akan dia pakai. Tapi selintas kemudian dia termenung sesaat. Ah, lagipula hanya di rumah. Tak ada Dirga juga disini. Jadilah dia tutup kembali kopernya dan beralih membuka lemari bajunya. Menga

  • Dinikahi Berondong Mesum   Dirga Menyerah

    "Jangan dekat-dekat," sentak Dara. Begitulah dia. Sensi sekali dengan suami sendiri. Setiap kali dia melihat Dirga berjalan menghampirinya, dia langsung mengusirnya. Padahal masih setengah hari loh. Tapi mereka sudah seperti Tom dan Jery. Bukan saling memangsa, melainkan saling bertengkar. Sejak kapan sih tikus dan kucing mainnya kejar-kejaran mulu? Si kucing gak ngiler kah melihat badan si tikus yang menggoda?Eits... ngapain bahas kucing sama tikus?"Sini, nak. Dekat mama saja." Mama menepuk kursi sebelahnya. Alias diseberang Dara. Mereka berseberangan.Mata Dara mendelik. Lah, kok?"Ma," rengeknya tak terima. Dirga tersenyum penuh kemenangan. Mengejek menyebalkan. Lalu meletakkan pantatnya di kursi. Dekat mama mertuanya."Kamu itu kenapa toh? Wong sama suami sendiri kok galak.""Dia nyebelin, Ma," ketusnya."Nyebelinnya kenapa, hm?"Dara kicep. Mana mungkin dia menjelaskan kejadian malam itu. Yang ada mama justru dukung Dirga. Orang yang godain duluan memang dia."Sudah... sudah. M

  • Dinikahi Berondong Mesum   Kehadiran sang bayi

    Dirga benar-benar tak pernah datang lagi. Bahkan, chat atau telepon pun tak pernah bertengger di ponsel Dara. Mama, juga sama sekali tak membahas tentang Dirga. Papa, apalagi, beliau sibuk bekerja. Hanya pulang sudah malam. Tak menyinggung sedikitpun tentang kepulangannya atau Dirga. Kembali seperti saat dirinya belum menikah. Tapi, Dara merasa sepi. Seakan mereka membiarkannya bertindak sesuka hati. Mama dan papa masih bersikap biasa saja dengannya. Sesekali mencandainya layaknya putrinya masih singgel. Justru dirinya yang merasa aneh. Sepi. Dan, perasaan lain yang dia tak tahu itu apa.Sudah dua mingguan Dara di rumah. Ke salon seperti dulu. Sesekali mengajak Nana hunting. Atau seharian rebahan di rumah.Pagi ini, hari minggu. Dia bangun agak siang. Kalau saja rasa mual di perutnya tak mengganggunya, dia tak akan bangun. Segera berlari ke kamar mandi. Memuntahkan isi perutnya. Tapi hanya cairan bening yang keluar.Mama yang mendengar suara muntahan dari kamar Dara bergegas menghamp

  • Dinikahi Berondong Mesum   Luluh

    "B-bayi? Lo bilang tadi bayi?"Dirga tak menjawab. Dia masih kebingungan. Bagaimana bisa Dara tiba-tiba terbangun?"Lo gak bohong kan? Maksud lo gue hamil gitu? Gimana bisa?" Pekiknya tak percaya. Meraup wajahnya kasar."Sejak kapan kamu siuman?" Pertanyaan yang sama sekali gak nyambung. Dara mendengkus. Bisa-bisanya pria ini mengabaikan pertanyaan pentingnya demi tahu kapan dia siuman. Menyebalkan."Jawab dulu. Apa maksud perkataanmu tadi," sentaknya. Dirga menghela napas. Menyugar surainya yang mulai acak-acakan karena tertidur tadi. Dan baru sadar masih memakai jas rapinya."Iya. Kamu hamil. Tadi dokter yang memeriksamu mengatakan kamu hamil tiga minggu," jelasnya. Mulut Dara menganga. Otaknya seakan dipaksa berfikir."Gi-gimana bisa. A-aku--" tenggorokannya tercekat."Kita bahkan hanya melakukannya sekali.""Memang kenapa? Itu buktinya kualitasku premium. Makanya sekali tembak saja langsung jadi," oceh Dirga membanggakan dirinya. Wajah Dara sontak memerah."Cih! Enak sekali lo. G

Latest chapter

  • Dinikahi Berondong Mesum   Last be Forever

    Rapat direksi berjalan lumayan alot. Menguras tenaga dan pikiran. Ditambah Farel yang meski berada di ruang ber-Ac merasakan panas dingin. Mungkin karena dia kepikiran yang di rumah. Beruntung presentasinya lancar. Mendapatkan aplouse dari yang lain. Kembali ke mejanya dengan gugup. Papanya menepuk pundaknya, mengacungkan jempol.Tak lama rapat selesai. Tapi masih dilanjut dengan obrolan ala-ala bapak-bapak khas. Farel bergerak gelisah. Dan rupanya itu disadari Dirga. Belum sempat Dirga mengatakan sesuatu, ponselnya berdering."Ah, maaf. Ada panggilan."Pak Manaf mengangguk.Dirga berjalan agak menjauh."Halo sayang--""Farel ada sama kamu kan?""Em, iya. Kenapa?""Cepat ke rumah sakit. Hana akan melahirkan."Dirga terkejut. Menoleh ke arah Farel. Pantas saja putranya sedari tadi gelisah."Oh, oke. Segera."Telpon dimatikan. Dirga segera menghampiri Farel."Segera ke rumah sakit. Istrimu mau melahirkan."Mulut Farel ternganga, tapi dia malah bingung."Tunggu apalagi. Ajak mertuamu, na

  • Dinikahi Berondong Mesum   Menunggu Hadirnya

    Beberapa hari kemudian, Farel sudah boleh dibawa pulang. Merayakan kepulangan Farel dengan mengadakan pesta kecil-kecilan. Tentu hadir juga David dan keluarga Billa.Disela obrolan itu Bram mengomeli Farel karena dikiranya selingkuh dengan wanita waktu itu. Untung saja Bram belum mengatakan pada yang lainnya. Hanya dia pendam sendiri. Dan setelah tahu kenyataannya, dia lega. Yang paling membuat terkejut adalah pernyataan Billa, bahwa Yulia adalah putrinya dengan pria brengsek waktu itu. Dia tahu karena melihat berita yang ramai dibicarakan di televisi dan portal berita online lainnya. Menelisik asal negara dan nama ayahnya, Billa yakin, Yulia itu benar putrinya. Tentu saja itu menggemparkan. Mereka jadi tak enak pada Billa. Tapi Billa bilang tak apa. Mungkin karena didikan ayahnya sehingga Yulia seperti itu. Billa sendiri nanti rencananya akan menemui Yulia saat kondisi sudah kondusif.Pesta dilanjut dengan kecerewetan dari Devan. Dia memang mood booster. Tahu sendirilah, keturunan D

  • Dinikahi Berondong Mesum   Tetaplah Disini

    Kenapa harus ada session rumah sakit lagi untuk kisahnya? Dan kali ini pun, pria itu yang terbaring di ranjang pesakitan. Hana menggenggam tangan Farel. Beberapa jam yang lalu, Farel memasuki ruang gawat darurat untuk mengeluarkan peluru di pinggir punggungnya. Untung saja tak sampai tembus mengenai organ dalamnya. Tapi yang namanya peluru panas tetap saja membuat korbannya terbaring tak berdaya. Kini Farel dipindahkan di ruang yang sama dengannya. Frans mati di tempat akibat tiga peluru yang dia tembakkan. Sedang Yulia kini juga dirawat di ruang yang berbeda. Wanita itu rupanya tahan banting. Devan, David dan papanya mendapat perawatan ringan atas luka yang mereka peroleh dari hasil gulat dini hari tadi. Sedangkan kawanan penjahat lain berhasil di ringkus polisi. Termasuk penjahat yang hanya memakai celana dalam itu. Dia terbangun bingung saat mendapati keadaannya yang memalukan.Sampai saat ini, Hana masih tak paham dengan yang dilakukan Farel. Kenapa pria itu datang bersama yang

  • Dinikahi Berondong Mesum   Jangan Pergi, Farel!

    "Dor! Dor!"Langkah Farel terhenti. Terkejut. Devan segera menariknya ke tempat tersembunyi."Van, siapa?"Devan menggeleng. Tatapannya awas. Mencoba bersikap tenang. Suara ini masih di dekat sini. Jantungnya berdegup kencang. Terpikirkan keberadaan papanya. Ck! Harusnya dia tadi bersama papanya. Tapi, ah...Totalnya ada empat orang yang berhasil mereka lumpuhkan tadi. Jadi, sebenarnya ada berapa orang yang ada disini.Sebuah bayangan hitam berkelebat melewati mereka. Secepat kilat Devan merebut pistol dari tangan Farel. Bersiaga. "Om! Cari keberadaan Farel!"Astaga! Itu, David. Spontan Devan keluar."Bang David."Sontak bayangan itu menoleh."Farel?"Farel muncul.Baru saja David hendak berkata, terdengar suara lain."Itu mereka!"Suara tembakan kembali terdengar. Secepat kilat mereka merunduk mencari tempat aman. "Brengsek! Sial! Dimana curut-curut itu!"Degh!Farel tersentak. Dia tak asing dengan suara itu. Mirip dengan pria yang mendorongnya ke jurang itu. Pria yang bersama deng

  • Dinikahi Berondong Mesum   Upaya Penyelamatan

    Sebuah gudang bekas pabrik lama. Di ruangan yang samar akan penerangan. Sesosok wanita tertunduk dengan kaki dan tangan yang diikat. Mulutnya tersumpal plester besar. Dia masih pingsan akibat bius yang terhirup olehnya beberapa jam yang lalu. Ada dua penjaga yang bersiaga di luar pintu.Sementara di ruangan yang lain, tiga orang pria dan satu wanita tengah menikmati minuman keras di hadapan mereka."Brengsek! Dia masih belum sadar juga?" Wanita itu berkata."Sepertinya kalian tadi memberinya bius terlalu banyak," tukas sang pria."Sory, boss. Dia memberontak kuat. Jadi terpaksa," ucap salah satu dari dua orang yang lain itu. Menuangkan isi botol ke gelas yang diacungkan oleh pria itu."Argh! Aku gak sabar buat nyiksa dia. Frans, ayo kita kunjungi dia sekarang.""Tapi dia belum sadar sayang...""Akan kubuat dia sadar. Ayo! Tanganku sudah gatal menyiksanya."Frans tersenyum. Membelai pipi wanita itu. Lalu mengecup bibirnya singkat."Kau ini bernafsu sekali, hmm? Baiklah, ayo."Keduanya

  • Dinikahi Berondong Mesum   Jebakan

    Pukul setengah sembilan malam saat dia memutuskan pergi. Belum terlalu malam, tapi mama dan papanya juga sudah pergi tidur. Dengan mengendap-endap, Hana menuruni tangga, membuka pintu depan, dan menutupnya kembali.Angin dingin langsung menerpanya. Untung dia memakai sweater yang lumayan tebal. Juga syal merah jambu yang dia lilitkan di lehernya. Dan juga topi rajut menutupi rambut dan telinganya. Mendongak ke langit, gelap. Bahkan tak ada bintang yang tampak. Wajar saja mendung. Anginnya saja dingin luar biasa.Nekat, Hana melongok ke pos satpam. Aman. Mungkin pak Dito sedang di dalam. Mengendap-endap dia membuka gerbang, dan menutupnya lagi. Bergegas mencari tempat aman.Dia sudah memesan taksi online dari aplikasi di ponselnya. Hanya saja taksi pesanannya belum datang. Wanita itu melongok ke arah jalanan dengan tangan dimasukkan ke dalam saku. Menghalau dingin yang teramat menusuk. Menyesal, kenapa dia malah hanya memakai sweater, bukan langsung jaket. Tahu dinginnya begini, dia p

  • Dinikahi Berondong Mesum   Pesan Asing

    Seharian ini, David mengantarnya kemanapun Hana mau. Jelang sore, mereka kembali. Senyum kembali terpatri di bibir Hana. Meski sebenarnya itu palsu."Makasih, Vid, udah jadi sopirku sehari," kekehnya kecil. David tertawa."Siap tuan putri. Kemana tuan putri mengajak pergi, sang supir siap mengantar."Hana terkekeh."Mampir?"tawarnya."Em, lain kali aja deh, Na. Gak bawa apa-apa. Malu.""Haha. Kayak apa aja. Yuk, gak papa. Mampir."David tetap menggeleng."Udah sore juga, Na. Lain kali deh.""Emm, ya udah. Makasih ya Vid."David mengangguk, tersenyum. Lalu memutar laju mobilnya, melesat pergi. Hana memandangi mobil itu hingga menghilang dari pandangannya. Menghela napas sejenak, dan membuka gerbang rumahnya. Melangkah dengan tak semangat. Tanpa dia tahu, ada orang asing yang sedari tadi memperhatikannya.*******"Baru pulang sayang?"Hana menghentikan langkahnya. Mendapati mamanya yang tengah menyiram bunga. Lalu menghampirinya."Iya, Ma. Jalan-jalan dulu. Hehe."Lily tersenyum. Syukur

  • Dinikahi Berondong Mesum   Kejahatan Yulia

    Aku menunduk. Terpaksa harus menjelaskan semuanya. Bahkan percuma juga berbohong. Yulia juga sudah tahu. Tapi, tentunya aku akan menyembunyikan alasan pribadi melakukan penipuan ini."Jadi--- ah, aku bahkan gak habis pikir, Rel. Tega kamu ya."Yulia menangis. Meski aku tahu, air mata buaya."Maafkan aku Yulia. Aku hanya tidak mau kamu sakit hati karena membayangkan yang tidak-tidak tentangku dan kak Hana. Jadi, aku terpaksa harus berbohong.""Lalu, kenapa saat berada di Singapura kamu berpura tidak mengenalku?" tukasnya tajam."Maaf. Saat itu aku belum ingat. Tapi, saat sudah di tanah air, aku mengingatmu. Makanya pas kamu ke kantor, aku langsung mengenalimu. Itu karena aku tak bisa berbohong tentang perasaanku Yulia."Yulia mendengkus. Ayolah, kenapa susah sekali membuatnya percaya."Dan, kenapa aku berpura tak mengenal kak Hana, itu karena aku takut kamu sakit hati membayangkan hari yang telah aku lalui bersama wanita itu karena selalu menganggap dia adalah kamu, sayang."Kugenggam

  • Dinikahi Berondong Mesum   Pria Lain

    Sampai di kantor, aku bergegas menuju ruang meeting. Ada klien dari Australia dan salah satunya orang lokal yang harus kutemui. Yulia? Entah kemana dia. Posisinya sebagai sekretaris semakin tak terurus semenjak dia mengakui sebagai istriku waktu itu. Untung saja sekretaris lamaku masih bisa kuandalkan. Sebenarnya aku muak, ditambah sikapnya yang angkuh dan semaunya sendiri. Tidak hanya aku saja yang jengah, melainkan karyawanku yang lain mengeluhkan hal yang sama. Hanya saja mereka menutupinya meski terlihat jelas mereka hanya pura-pura."Oh, kamu ya menantunya Doni. Aku sering mendengarmu dari istriku. Tapi baru kali ini ketemu. Haha."Salah satu klien yang mengenalkan diri bernama om Bram itu menyapaku. Aku tersenyum tipis. Bagaimana pula aku harus menjawabnya."Who's?""Ah, begini mr. Smith. Dia ini ternyata menantu Doni, rekan bisnis kita," jelas om Bram. "Oh, really?"Aku semakin bimbang. Mengakui, itu jelas mereka akan terbongkar seandainya mereka tahu Yulia yang menjadi istrik

DMCA.com Protection Status