Share

Kehadiran sang bayi

Dirga benar-benar tak pernah datang lagi. Bahkan, chat atau telepon pun tak pernah bertengger di ponsel Dara. Mama, juga sama sekali tak membahas tentang Dirga. Papa, apalagi, beliau sibuk bekerja. Hanya pulang sudah malam. Tak menyinggung sedikitpun tentang kepulangannya atau Dirga. Kembali seperti saat dirinya belum menikah.

Tapi, Dara merasa sepi. Seakan mereka membiarkannya bertindak sesuka hati. Mama dan papa masih bersikap biasa saja dengannya. Sesekali mencandainya layaknya putrinya masih singgel. Justru dirinya yang merasa aneh. Sepi. Dan, perasaan lain yang dia tak tahu itu apa.

Sudah dua mingguan Dara di rumah. Ke salon seperti dulu. Sesekali mengajak Nana hunting. Atau seharian rebahan di rumah.

Pagi ini, hari minggu. Dia bangun agak siang. Kalau saja rasa mual di perutnya tak mengganggunya, dia tak akan bangun. Segera berlari ke kamar mandi. Memuntahkan isi perutnya. Tapi hanya cairan bening yang keluar.

Mama yang mendengar suara muntahan dari kamar Dara bergegas menghamp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status