Dirga menyambut cengiran tipis di bibirnya saat papa dan mama mertuanya menyapanya. Aih! Dia malu karena bangung kesiangan. Rusak sudah citra disiplinnya. Tapi ya sudahlah, kepalang basah. Segera dia membuatkan susu kehamilan untuk Dara dan membawanya ke meja makan."Mama dan papa sudah selesai. Kami berangkat dulu. Dan Dara, kalau belum sehat betul, di rumah saja. Oke?" Pesan Mama. "Yaaah, bosen.""Eih, dibilangin." Dara mengerucutkan bibirnya. Kadang sifat manjanya masih muncul saat sedang bersama orang tuanya. Itu sebelum terjadinya pemutusan sepihak hubungan cintanya oleh Raka. Dan kini, sifat itu muncul lagi. Dirga terkekeh kecil. Mengusak surai Dara."Tenang aja, Ma. Ntar kunci aja dia di rumah seharian," godanya. Dara melotot, tapi bukannya takut, Dirga malah tertawa."Ya udah, mama sama papa berangkat. Yang hati-hati kalian."Dirga dan Dara mengangguk kompak.Mama menggandeng tangan papa, lalu meninggalkan dua sejoli itu
Baca selengkapnya