Bangun tidur, Farel kaget. Karena melihat kadonya sudah terbungkus. Matanya yang tadinya kuyu sisa kantuk, tiba-tiba jadi melebar. Menggaruk kepalanya yang tak gatal. Malu, karena ada surat di dalamnya. "Kak Hana ulang tahun kah, sayang?"Farel terkejut. Sejak kapan mamanya masuk?"Eng... enggak, Ma.""Terus, kadonya?"Netra Farel bergerak ke kiri dan kanan."Itu... pengen ngasih aja."Dara tertawa kecil."Oh, gitu."Farel mengangguk."Kata Deni, kalau sayang itu kasih kado. Farel kan sayang sama kak Hana, Ma."Dara terkekeh. Mengusak surai Farel. Untung saja kecerdasan Farel di pelajaran. Bukan pada masalah cinta monyet yang seharusnya belum masanya."Iya. Mau ke rumah kak Hana kapan? Apa mau dikasih di sekolah?""Gak mau, Ma. Gede. Mama aja ya yang kasih kak Hana.""Lo, kenapa?""Malu.""Kenapa malu? Kan cuma ngasih hadiah.""Nanti kak Hana gak suka gimana, Ma?"Dara menunduk, memegan
Baca selengkapnya