Share

Bertahan Karenanya

Dara menutup album tersebut. Mengusap genangan di sudut matanya dan juga di pipinya. Menyimpan album tersebut di rak buku bersama dengan buku-buku milik Dirga.

Ponselnya menyala. Berkedip-kedip ada panggilan. Gegas Dara meengangkatnya.

"Ya, Ly?"

"Mbak di rumah?"

"Em, iya."

"Ya udah, mbak. Kita mau kesana."

"Oke-oke. Aku tunggu kedatangan kalian."

Pucuk dicinta ulampun tiba. Tak jadi kesana, justru mereka yang mau datang.

"Emm, mbak--"

"Iya, Ly?"

Hening sejenak.

"Eng... gak jadi ding."

"Iihh... kamu mah. Bikin penasaran."

Terdengar kekehan Lily dari seberang.

"Ya udah, mbak. Mau siap-siap dulu."

"Oke. Hati-hati. Bilang Doni jangan ngebut-ngebut."

Lily hanya tertawa. Tahu saja suaminya mantan berandal.

"Haha. Iya mbak. Ya udah ya mbak."

"Oke. Sip."

Begitu sambungan dimatikan, Dara bergegas memesan makanan. Tak mungkin kan ada tamu hanya dibiarkan tanpa jamuan?

*****

Dua puluh lima
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status