Share

Kejujuran Dirga

Pukul sepuluh malam, Dirga sudah tertidur. Kepalanya bersandar di ranjang dengan tangannya memegang tangan Dara. Tanpa dia ketahui, gadis itu membuka matanya. Memandangi wajahnya yang lelap. Tersenyum dibalik tabung oksigennya. Lalu tangan sebelahnya mencopot tabung yang justru dirasa mengganggunya.

Pergerakannya masih lemah. Sebelah tangannya mengusap lembut surai Dirga. Persetan dengan gengsi yang tersembunyi selama ini. Hatinya telah yakin dengan perasaannya pada pria itu. Perhatian kecilnya saja mampu mendebarkan hatinya. Apalagi yang dia harapkan selain mengakui perasaannya?

Sudut bibirnya tertarik membentuk ringisan kecil kala pening menyergap kepalanya. Ah, dan juga badannya pegal sekali. Melirik perutnya. Dia, si kecil baik-baik saja kan? Menilik perutnya yang biasa saja, Dara berharap dia baik-baik saja.

"Ah!" Pekiknya saat tak sengaja Dirga meremat jarinya. Goresan luka dan biru lebam di kulit tangannya adalah sumber rasa sakit itu. Untung saja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status