All Chapters of Istri Lima Belas Ribu: Chapter 281 - Chapter 290

608 Chapters

Bagian 284

"Aku istrinya. Aku ibu kandung Bilal. Dimana penghuni rumah ini?" tanya Anti tanpa sikap sopan."Mbak istrinya Mas Agam? Istri sah?""Ya, istri sah dimata agama. Aku mau mengambil anakku. Dimana mereka? Anda tahu?""Kalau Mas Agam masih punya istri, kenapa anaknya tidak ada yang merawat selama ini, Mbak? Kenapa Mas Agam sendirian mengasuh bayi yang baru lahir? Dan, Mas Agam dan Laila juga bisa menikah secara resmi di KUA." Mendengar sanggahan dari pria di depannya, Anti tentu saja gelagapan. Tidak menyangka akan mendapat serangan alibi."Itu, itu bukan urusan kamu! Tidak usah banyak bicara. Dimana istri Agam yang sudah merebut suami dan anakku?" tanya Anti ketus."Jelas urusan saya, Mbak. Mbak datang. Bikin keributan di lingkungan saya. Saya tidak kenal, ya saya tanya. Dan satu hal! Jangan sebut Laila sebagai perebut anak dan suami anda! Karena yang sebenarnya adalah, dia mengambil apa yang sudah anda buang. Dan merawatnya dengan tulus!""Ha
Read more

Bagian 285

Lama, Anti tidak bangun. Membuat kedua petugas bank kebingungan. Akhirnya memilih mencari pertolongan. Dan beberapa saat kemudian, Anti sudah siuman.Malam harinya, wanita itu sulit sekali memejamkan mata. Bayangan buruk akan sebuah perkosaan yang hampir saja menimpa, membuatnya sesekali menutup telinga dan menggelengkan kepala dengan kasar.'Serendah itukah aku?' batinnya berujar.***Siang itu, Anti bersama rombongan kantor pergi ke sebuah rumah makan untuk merayakan ulang tahun salah satu temannya. Bukan sebuah perayaan layaknya anak muda. Hanya acara traktiran biasa.Selepas makan, satu per satu rekan kerjanya pulang. Tinggal Anti sendiri duduk di kursi menatap tanaman yang hijau di halaman. Rumah makan yang dipilih berkonsep di ruangan terbuka. Sehingga, angin segar bisa pengunjung rasakan secara langsung.Entah mengapa, dirinya masih ingin tetap duduk di sana. Menikmati kesendirian yang memilukan.Kini hidupnya sepi. Tanpa teman
Read more

Bagian 286

Di malam yang sunyi, Anti merasa benar-benar sendiri. Dibukanya album foto saat menikah dengan Tohir dulu. Juga foto-foto Nadia saat kecil. Hatinya sakit.Setelah agak tenang, Anti duduk bersila, bersandar pada tembok.Penyesalan demi penyesalan datang."Seandainya waktu itu aku tidak meninggalkan Mas Tohir, pasti Mas Tohir tidak akan sama Erina. Tapi waktu itu, aku sangat mencintai Agam. Ah, andai saja aku menerima Agam dan juga bayiku. Setidaknya, saat ini aku tidak akan merasa kesepian." Anti berbicara sendiri. Tangisnya pecah. Tergugu seorang diri.Dalam kesedihannya, tiba-tiba teringat sebuah nama."Nia ...." Satu nama di masa lalunya ia sebut. Entah mengapa, dengan semua yang menimpa hidupnya saat ini, yang ada di kepalanya adalah sosok mantan istri Agam. Wanita yang pernah ia buat menangis.Siangnya, Anti nekat ke rumah Nia. Seorang diri mengendarainya motor menuju alamat yang berjarak satu jam dengan melewati hutan tentunya.B
Read more

Bagian 287

Anti pulang ke rumahnya dengan membawa sejuta kecewa dalam dada.Saat ingin menenangkan diri, yang datang justru ibunya. Meminta tolong untuk melanjutkan cicilan bank yang telah diambilnya. Untuk pertama kalinya dalam hidup, Anti menangisi nasibnya yang sudah porak poranda. Pernah dulu, menangis karena ingat Nadia namun, tidak sesakit ini."Kamu kenapa, An?" tanya wanita yang telah melahirkannya itu.Anti hanya diam. Tidak ada jiwa pemberani seperti dahulu ia tampakkan."Kamu kenapa?" ibunya mendekat. Memegang lembut pundaknya. Anti hanya diam. Membuat perempuan yang ada di sampingnya kebingungan."Maafkan Ibu, Anti! Ibu sudah membuat kamu menderita," ujarnya lirih sembari mengelus kepala anak perempuannya.Anti bergeming, dalam posisi duduk memeluk lutut. Tidak ia jawab sepatah katapun pernyataan dari sang Ibu.***Hari-hari berlalu dengan kesedihan. Menjalani hidup seorang diri. Hingga, satu bulan sudah berlalu sejak ia menem
Read more

Bagian 288

Sebelum membukanya, Laila mengintip dari balik jendela. Seorang wanita berdiri di sana. Dirinya merasa takut. Sejauh ini, belum pernah melihat bagaimana wajah Anti secara langsung. Pun dengan fotonya, Agam sama sekali tidak mau menyimpan. Sehingga, tak ada gambar yang ia tunjukkan. Selain itu, lelaki itu memang ingin mengubur kenangan buruk di masa lalu.Di tengah kebimbangan, Laila memilih mengambil gawai dan menghubungi suaminya. Dan mengatakan bahwa, di luar ada seorang tamu wanita yang tidak ia kenal.Agam segera menutup telepon dan bergegas pulang.Gedoran dari luar semakin kencang. Membuat Bilal terbangun dan menangis. Laila jadi semakin takut. Karena dengan tangisan Bilal maka, wanita yang berdiri di luar akan tahu bahwa di dalam ada orang."Buka pintunya! Aku tahu, ada orang di dalam!" teriak dia yang saat ini berdiri di ambang pintu.Anti, hari ini nekat kembali mendatangi tempat tinggal mantan suaminya. Rasa ingin bertemu dengan anak yang
Read more

Bagian 289

"La, kamu kenapa, La?" tanya Agam lirih. Laila hanya menggelengkan kepala. Sambil terus memegang telinga.Dalam keadaan bingung, Agam mengambil ponselnya dan menghubungi Yanto. Memintanya untuk datang bersama Pak RT Utuk mengamankan Anti karena wanita itu terus berteriak dari luar meminta dibukakan pintu.Laila semakin takut. Air mata semakin deras mengalir sementara Bilal masih menangis kencang.Beberapa menit berlalu, Agam memilih menenangkan bayinya sembari menunggu bantuan datang.Terdengar suara gaduh dari luar. Agam keluar kamar dan mengintip dari balik jendela."Lepaskan aku! Aku ingin menemui anakku. Aku ingin mengambilnya dan membawa pulang," ceracau Anti yang ditarik paksa oleh Pak RT juga Yanto. Sementara di belakang, menyusul Tuti yang langsung menuju pintu samping minta dibukakan.Setelah dibuka, perempuan itu langsung masuk mengambil Bilal dari gendongan ayahnya.Agam bergegas ke dalam kamar dan berusaha menenangkan istr
Read more

Bagian 290

  Hidup Iyan bagaikan patung yang bernyawa. Tidak ada gairah kebahagiaan yang mewarnai hari-harinya seperti dahulu kala. Bagaimana tidak? Di saat kawan seusianya menjalani hidup yang bahagia dengan istri dan anaknya. Menghabiskan banyak waktu bersama keluarga kecil mereka, dirinya hanya bisa menatap Rani yang belum sepenuhnya waras. Konon katanya, seseorang yang pernah mengidap gangguan penyakit jiwa, dia tidak akan sembuh sepenuhnya. Tidak akan berubah menjadi normal. Beberapa bulan lalu, pernah suatu ketika Rani berulah, berteriak-teriak kencang di depan rumah, hingga Iyan sampai kalap menghajarnya. Dan entah kebetulan atau karena ada faktor lain, Rani sedikit berubah, sedikit bisa berpikir layaknya dahulu kala. Mencuci, dan bekerja layaknya seorang ibu rumahtangga. Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung seterusnya. Terkadang, Rani masih suka berbicara dan mengamuk sendiri. 'Lalu, apa artinya hidupku saat ini?' batin Iyan berteriak.
Read more

MENUJU ENDING

 Sarah termenung, setelah mendapat telepon dari bapaknya yang berada di luar Jawa. Selama pergi berbulan-bulan tanpa kabar, baru kali ini, pria tang sebelumnya sangat ia sayangi itu memberi kabar meski lewat udara.Tetes-tetes air jatuh dari pelupuk matanya. Sungguh, dirinya begitu terpukul atas apa yang menimpa orangtuanya. Namun, mencoba kuat demi menjalani hidup yang masih harus berjalan.Gadis itu duduk di atas kasur, menatap titik-titik air hujan yang turun melalui jendela. Masih terekam jelas, perbincangan antara dirinya dengan bapak kandungnya."Rah, apa kabar?" tanya Seno di seberang telepon. Sarah diam. Tenggorokannya tercekat. Untuk beberapa saat, hening tercipta diantara mereka."Mengapa Bapak baru menanyakan kabar kami?" tanya Sarah balik. Pertanyaan yang ia berikan adalah bentuk sebuah protes."Bapak tidak punya pulsa ...," jawab Seno mencari alasan."Bapak pergi membawa uang banyak, mengapa hanya pulsa senilai sepu
Read more

ENDING

"Mbak Nia, aku tahu, Ibu dan juga keluarga kami banyak salah sama Mbak Nia. Namun, Mbak Nia perlu tahu kalau, saat ini, keluarga kami telah mendapatkan banyak sekali balasan atas apa yang dilakukan sama Mbak Nia dulu. Aku ke sini untuk minta maaf atas nama mereka semua, Mbak ...." "Sarah, aku tidak punya kekuatan untuk memberi balasan apapun pada mereka yang telah membuatku terluka. Aku bahkan sudah melupakan semuanya. Aku tidak mau mengingat masa lalu itu lagi. Jadi, apa yang terjadi pada keluarga Sarah, itu adalah sebuah takdir." "Aku tahu, Mbak ... tapi, entah mengapa, rasanya aku ingin sekali ke sini untuk meminta maaf sama Mbak Nia. Terutama atas nama Ibu," ucap Sarah mulai bergetar. Nia yang sebenarnya sudah tidak ingin lagi berurusan dengan keluarga Agam jadi bingung.           "Ya, aku maafkan semuanya," jawab Nia datar. Sebenarnya hanya ingin mengakhiri pembahasan tentang mereka. "Mbak Nia, ak
Read more

EKSTRA PART 1

Tiga bulan sudah berlalu sejak kecelakaan yang mengakibatkan kakinya cedera itu berlalu. Namun, kondisinya masih belum sembuh total.Sampai saat ini, Anti masih belum berangkat kerja.Dan satu bulan setelah kecelakaan itu terjadi, dirinya juga harus kehilangan rumah. Karena dilelang pihak bank. Sisa uang yang ia terima, disimpan dalam bank.Anti mencoba tegar, menjalani hidup sebagai balasan atas perbuatannya dahulu.Taubat itu tidaklah mudah. Akan ada jalan yang menyulitkan untuk menguji iman seseorang, serta kesungguhannya dalam menjalani usaha untuk lebih mendekatkan diri pada Allah.Meskipun berusaha menjadi manusia yang lebih baik, tidak lantas mengembalikan semua hal yang ia miliki dulu.Terutama sahabat-sahabatnya. Tak jarang, beberapa dari mereka menyindir lewat status. Mengatakan bahwa, taubatnya itu hanyalah pencitraan.Akan tetapi, Anti, dengan segala rasa yang tersiksa berusaha untuk tetap menjadi manusia yang lebih baik.
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
61
DMCA.com Protection Status