All Chapters of Tuan Muda: Chapter 81 - Chapter 90
147 Chapters
Tunggu aku
Bab81"Nona, mengapa tidak kita bunuh saja lelaki ini?" tanya Among, bodyguard setia Juana.Juana memijit pelipisnya."Kamu tahu, cinta itu seperti lingkaran setan bagiku. Menyesatkan jiwa ini, semakin aku membencinya, semakin besar pula aku mencintainya."Among terdiam, mencoba mencerna ucapan Juana."Cinta mampu membuai dan menenggelamkan jiwa dengan sejuta kenikmatan dan keindahan. Namun itu berlaku untuk cinta yang bersambut. Sebaliknya, jika tidak, bagaimana nasib jiwa yang telah terlanjur tenggelam? Dia akan mati dalam rasa sakit hati."Juana berbalik badan, dan menatap Among dengan lekat."Aku wanita yang tidak pernah mengenal cinta sebelumnya. Duniaku, di penuhi dengan ambisi untuk merebut kekuasaan Mose di kota Yuzong dan menjadi orang nomor satu. Tapi lelaki ini, membuatku begitu menginginkannya, hingga aku kehilangan impian, yang selama ini menjadi semangatku. Dan dia, pergi dari Yuzong, dengan harapan akan merajut kasih ya
Read more
Senyum Menyeringai
Bab82Terik mentari begitu menyengat siang ini, di atas puncak kota Monarki, lelaki tampan berperawakan tegap dan berumur matang itu, menatap keramaian kota dari ketinggian."Tuan Welas, saya sudah menyiapkan apartemen mewah untuk Anda, yang berlokasi tidak begitu jauh dari Giant Company Group!" seru pelayan laki-laki itu, kepada tuannya.Lelaki itu tidak menyahut, hanya memberi kode dengan tangannya, meminta pelayan itu untuk tidak mengganggunya.Pelayan tua itu pun paham, dengan tubuh membungkuk hormat, dia pun mundur diri.Suara lengkingan nyaring memenuhi ruang tengah."Wiliam Welas!" pekik wanita berambut pirang sebahu itu. Wanita manis berbody bak gitar spanyol itu pun, dengan cepat menghamburkan diri ke belakang tubuh lelaki tampan, yang dia panggil dengan nama Wiliam Welas."Kau kemari?" tanya Wiliam, melepaskan pegangan tangan wanita itu, dari belakang tubuhnya.Lelaki itu menoleh ke arah wanita cantik itu
Read more
Episode kedua
Bab83Lelaki tampan itu berjalan menuju ruang kerjanya. Senyuman jahat kian terukir manis di wajahnya.Seorang lelaki berperawakan tinggi tegap, mata biru dengan rambut kriting. Juga bibir yang begitu seksi dan dia memiliki ketampanan yang tidak jauh berbeda dengan Wiliam Welas.Lelaki itu memasuki ruang kerja Wiliam, yang memang sudah menunggunya sedari tadi."Apa kabar?" tanya Wiliam, kedua lelaki itu pun saling duduk."Ya, seperti yang kamu lihat. Aku baik dan selalu tampan setiap hari," jawabnya dengan pongahnya."Hmm." Wiliam memaklumi sikap sahabat, serta rekan kerjanya itu."Sudah sejauh mana?" "Wanita itu benar-benar kejam. Namun, dia memiliki sekutu yang lumayan banyak. Dari kekuataan perusahaan, dia memiliki kekuatan tertinggi. Bahkan, tingkat keamanannya pun sangat canggih dan tidak mudah untuk di kecohkan.""Apakah sekuat itu?""Ya, tidak ada satu pun orang, bisa dengan mudah menemuinya."
Read more
Penyamaran
Bab84Wiliam mencoba mengirimkan proposal pengajuan kerjasama pada Giant Company Group."Kenapa wajahmu lesu?" tanpa Wiliam, ketika Abraham asistennya, telah kembali dari Giant Company Group."Ditolak," lirihnya, sembari meraih kursi, dan duduk di depan bosnya itu."Alasannya?" tanya Wiliam dengan sikap masih tenang."Tidak ada alasan, setelah mendapat panggilan telepon dari Bos mereka. Asisten Ibu Zambora, mengatakan Bosnya menolak kerjasama.""Proposal ini, bahkan tidak mereka sentuh sama sekali," lanjut Abraham, sembari memijit pelipisnya.Benar apa yang di katakana Afkar Savire, mereka sulit untuk di dekati, apalagi untuk disentuh."Ini seperti tantangan," gumam Wiliam, sembari memutar otaknya."Penolakan, sama saja dengan penghinaan. Kamu, cari tahu sekutu mereka," titah Wiliam. "Emm, baiklah, Wiliam," jawab Abraham.Sudah menjadi kebiasaannya, menyebut nama Wiliam, ketika mereka hanya berdua. Ab
Read more
Mendekatinya
Bab85Juana membuka kamar mandi, setelah lelah melayani lelaki tua itu. Dia mendesah berat, dan mengguyurkan air di kepalanya. "Sampai kapan aku begini? Menjadi boneka lelaki tua itu, sungguh hidup yang tidak bahagia," keluh Juana, sembari memejamkan matanya, menikmati dinginnya air yang mengguyur tubuhnya."Kau harus menghancurkan kekuasaan Zambora di kota Yuzong. Atau, aku akan menghancurkan kekuasaanmu di kota Monarki ini." Ancaman lelaki tua itu, kembali membuat tubuhnya bergetar hebat. Marah yang kian membuncah dalam dadanya, tidak mampu dia tahan. Juana menangis di dalam bathup, sambil menenggelamkan dirinya.Hidup yang nampak berkuasa, punya segalanya dan di pandang hebat, tapi penuh tekanan. "Untuk apa semua ini? Keluarga? Jika pada akhirnya mereka harus kuhancurkan, untuk apa kekuasaanku? Gila, ini benar-benar gila," batin Juana. Tapi bagaimana mungkin dia berani melawan lelak
Read more
Cemburu
Bab86Juana membaringkan dirinya di bawah cahaya matahari sore. Sungguh indah baginya, bisa berbaring dengan tenang, sambil memandangi langit yang nampak indah."Mau minum jus?" tanya Wiliam, dengan segelas jus jeruk di tangannya.Juana tersenyum tipis, ia pun duduk, dan meraih gelas jus itu."Terimakasih," katanya, sembari menyeruput jus itu hingga tandas."Haus?" ejek Wiliam, ketika Juana menegok minumannya sekaligus."Ah, nggak juga," sahut Juana dengan santai. "Hanya jusnya terasa beda, karena di minum dalam keadaan pikiran tenang."Wiliam hanya tersenyum.Semenjak pertemuan manis itu, Juana mulai sering menghabiskan waktunya di pantai. Sesekali, Wiliam bertemu dengannya. Dan mulai hari ini, mereka pun dekat."Aku melihat kamu dengannya," teriak Aluna Welas, yang ternyata mengetahui pertemuan Juana dan Wiliam. Tentu saja Aluna mengetahui semua itu, sebab tujuannya memang memata-ma
Read more
Bertemu Ayah
Bab87Binar-binar kebahagiaan, bagaikan bintang yang indah, menghiasi kedua bola mata Juana."Aku, seperti melihat seseorang di matanya. Mata itu, persis seperti mata laki-laki yang sangat aku sukai, sekaligus aku benci," ungkap Juana, dengan mata mulai berkaca."Sekaligus dibenci? Sepertinya itu berat," sahut Aluna menanggapi."Aku tidak perduli dengan curhatanmu. Yang aku inginkan, kamu jauhi calon suamiku. Sebelum, kukupas habis kehidupan gelapmu ini. Maka kupastikan, karir dan nama baikmu hancur," ucap Aluna dalam hati.Wanita cantik ini menatap Juana dengan tatapan penuh kebencian. Meskipun Juana bersikap baik dan mengistimewakan Aluna. Namun Aluna, tetap kukuh dengan tujuan awalnya, membuat Hancur karir dan kehidupan Juana."Baiklah Aluna, aku akan pergi menemuinya hari ini. Dia mengirimkan pesan untukku, dan mengajak kami bertemu," ungkap Juana lagi.Dalam hati Aluna, dia sangat terkejut, karena tahu Wiliam, mengajak Juana bert
Read more
Kartu Mati
Bab88Aluna menabrak seorang pejalan kaki hingga terpental.Pejalan kaki itu baru keluar dari mobil, dan berniat ke hotel tersebut juga.Jika tidak tahu, jika ada seorang pengendara mobil yang gila, berusaha menabrak dua sejoli itu.Lelaki itu terpental, hingga meregang nyawa di tempat. Sedangkan Aluna yang sempat melakukan rem mendadak, pun sia-sia. Banyak orang berdatangan, menggerembungi mobil Aluna. Wiliam dan Juana pun ikut terkejut, melihat kecelakaan di belakang mereka.Wiliam yang mengenali mobil itu pun, bergegas berlari ke arahnya.Sosok di dalam mobil, menatap penuh kebencian pada Wiliam.Di tambah lagi, Juana yang datang mendekat, langsung memeluk tangan lelaki itu, membuat Aluna semakin murka.Namun disisi lain, dia sedikit panik, sebab banyak orang mengelilingi mobilnya dengan arogan, dan memintanya untuk keluar.Aluna menguatkan diri, dan keluar dari mobil."Kamu gila, apa yang kamu lakukan
Read more
Mempertemukan
Bab89Aluna terkekeh, melihat wajah Wiliam, yang begitu sangat antusias."Kartu matinya, biar menjadi rahasiaku," jawab Aluna. Membuat Wiliam berdecak kesal."Kau sungguh-sungguh? Tidak ingin memberitahuku?""Belum saatnya, aku ingin bermain-main dulu dengan wanita itu," ungkap Aluna, dengan tersenyum menyeringai."Terserah," sahut Wiliam dengan nada kecewa. Ia pun bangkit dari peraduan mereka, dan meraih pakaiannya yang berserakan."Wow, kau merajuk?" ejek Aluna. Wanita itu merasa senang kali ini, melihat wajah masam lelaki itu.Namun Wiliam tidak menggubris ejekan Aluna sama sekali. Lelaki itu bergegas mengenakan pakaiannya dan pergi meninggalkan rumah rahasia mereka.Sepanjang perjalanan menuju apartemen. Wiliam gusar, memikirkan cara. Cara mengetahui, kartu mati Juana, wanita yang begitu dia ingin hancurkan. Hingga, bisa menyaksikan, kematian tragis dalam hidup wanita itu.Sebuah notifikasi pesan dari Af
Read more
Gugup
Bab90"Aluna, Ayah ingin kamu mengenali Juana," ungkap Welas, dengan tersenyum tipis ke Putrinya.Aluna tersenyum menyeringai. "Apakah Ayah berniat menikah dengannya? Memberiku Ibu tiri?"Welas menghela napas, melihat seringai penuh tanda tanya putri semata wayangnya."Come on, Aluna. Sayang, kamu tetap yang utama di hati Ayah!" "Aku ingin punya Ibu tiri, tapi bukan wanita seperti dia!" tunjuk Aluna, sembari tersenyum remeh.Wajah Juana seketika masam, emosi dalam dadanya kian berpacu. Sekuat mungkin, Juana menahan diri, mendapat penghinaan sekejam ini."Aluna, jaga sikap kamu! Minta maaf dengan Juana sekarang juga!" titah Welas, yang marah dengan sikap dan tingkah anaknya itu."Untuk apa aku minta maaf? Itu ungkapan dari hati," jelas Aluna, tanpa rasa bersalah."Kamu ...." Welas berniat membentak Aluna lebih keras lagi, namun Juana menahan tangan Welas, memberi isyarat untuk sabar."Tahan, Tuan," pinta Juan
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status