Beranda / Urban / Tuan Muda / Episode kedua

Share

Episode kedua

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-10 01:13:15

Bab83

Lelaki tampan itu berjalan menuju ruang kerjanya. Senyuman jahat kian terukir manis di wajahnya.

Seorang lelaki berperawakan tinggi tegap, mata biru dengan rambut kriting. Juga bibir yang begitu seksi dan dia memiliki ketampanan yang tidak jauh berbeda dengan Wiliam Welas.

Lelaki itu memasuki ruang kerja Wiliam, yang memang sudah menunggunya sedari tadi.

"Apa kabar?" tanya Wiliam, kedua lelaki itu pun saling duduk.

"Ya, seperti yang kamu lihat. Aku baik dan selalu tampan setiap hari," jawabnya dengan pongahnya.

"Hmm." Wiliam memaklumi sikap sahabat, serta rekan kerjanya itu.

"Sudah sejauh mana?" 

"Wanita itu benar-benar kejam. Namun, dia memiliki sekutu yang lumayan banyak. Dari kekuataan perusahaan, dia memiliki kekuatan tertinggi. Bahkan, tingkat keamanannya pun sangat canggih dan tidak mudah untuk di kecohkan."

"Apakah sekuat itu?"

"Ya, tidak ada satu pun orang, bisa dengan mudah menemuinya."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Muda   Penyamaran

    Bab84Wiliam mencoba mengirimkan proposal pengajuan kerjasama pada Giant Company Group."Kenapa wajahmu lesu?" tanpa Wiliam, ketika Abraham asistennya, telah kembali dari Giant Company Group."Ditolak," lirihnya, sembari meraih kursi, dan duduk di depan bosnya itu."Alasannya?" tanya Wiliam dengan sikap masih tenang."Tidak ada alasan, setelah mendapat panggilan telepon dari Bos mereka. Asisten Ibu Zambora, mengatakan Bosnya menolak kerjasama.""Proposal ini, bahkan tidak mereka sentuh sama sekali," lanjut Abraham, sembari memijit pelipisnya.Benar apa yang di katakana Afkar Savire, mereka sulit untuk di dekati, apalagi untuk disentuh."Ini seperti tantangan," gumam Wiliam, sembari memutar otaknya."Penolakan, sama saja dengan penghinaan. Kamu, cari tahu sekutu mereka," titah Wiliam."Emm, baiklah, Wiliam," jawab Abraham.Sudah menjadi kebiasaannya, menyebut nama Wiliam, ketika mereka hanya berdua. Ab

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Tuan Muda   Mendekatinya

    Bab85Juana membuka kamar mandi, setelah lelah melayani lelaki tua itu.Dia mendesah berat, dan mengguyurkan air di kepalanya."Sampai kapan aku begini? Menjadi boneka lelaki tua itu, sungguh hidup yang tidak bahagia," keluh Juana, sembari memejamkan matanya, menikmati dinginnya air yang mengguyur tubuhnya."Kau harus menghancurkan kekuasaan Zambora di kota Yuzong. Atau, aku akan menghancurkan kekuasaanmu di kota Monarki ini."Ancaman lelaki tua itu, kembali membuat tubuhnya bergetar hebat. Marah yang kian membuncah dalam dadanya, tidak mampu dia tahan.Juana menangis di dalam bathup, sambil menenggelamkan dirinya.Hidup yang nampak berkuasa, punya segalanya dan di pandang hebat, tapi penuh tekanan."Untuk apa semua ini? Keluarga? Jika pada akhirnya mereka harus kuhancurkan, untuk apa kekuasaanku? Gila, ini benar-benar gila," batin Juana.Tapi bagaimana mungkin dia berani melawan lelak

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Tuan Muda   Cemburu

    Bab86Juana membaringkan dirinya di bawah cahaya matahari sore.Sungguh indah baginya, bisa berbaring dengan tenang, sambil memandangi langit yang nampak indah."Mau minum jus?" tanya Wiliam, dengan segelas jus jeruk di tangannya.Juana tersenyum tipis, ia pun duduk, dan meraih gelas jus itu."Terimakasih," katanya, sembari menyeruput jus itu hingga tandas."Haus?" ejek Wiliam, ketika Juana menegok minumannya sekaligus."Ah, nggak juga," sahut Juana dengan santai. "Hanya jusnya terasa beda, karena di minum dalam keadaan pikiran tenang."Wiliam hanya tersenyum.Semenjak pertemuan manis itu, Juana mulai sering menghabiskan waktunya di pantai. Sesekali, Wiliam bertemu dengannya.Dan mulai hari ini, mereka pun dekat."Aku melihat kamu dengannya," teriak Aluna Welas, yang ternyata mengetahui pertemuan Juana dan Wiliam.Tentu saja Aluna mengetahui semua itu, sebab tujuannya memang memata-ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • Tuan Muda   Bertemu Ayah

    Bab87Binar-binar kebahagiaan, bagaikan bintang yang indah, menghiasi kedua bola mata Juana."Aku, seperti melihat seseorang di matanya. Mata itu, persis seperti mata laki-laki yang sangat aku sukai, sekaligus aku benci," ungkap Juana, dengan mata mulai berkaca."Sekaligus dibenci? Sepertinya itu berat," sahut Aluna menanggapi."Aku tidak perduli dengan curhatanmu. Yang aku inginkan, kamu jauhi calon suamiku. Sebelum, kukupas habis kehidupan gelapmu ini. Maka kupastikan, karir dan nama baikmu hancur," ucap Aluna dalam hati.Wanita cantik ini menatap Juana dengan tatapan penuh kebencian. Meskipun Juana bersikap baik dan mengistimewakan Aluna. Namun Aluna, tetap kukuh dengan tujuan awalnya, membuat Hancur karir dan kehidupan Juana."Baiklah Aluna, aku akan pergi menemuinya hari ini. Dia mengirimkan pesan untukku, dan mengajak kami bertemu," ungkap Juana lagi.Dalam hati Aluna, dia sangat terkejut, karena tahu Wiliam, mengajak Juana bert

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22
  • Tuan Muda   Kartu Mati

    Bab88Aluna menabrak seorang pejalan kaki hingga terpental.Pejalan kaki itu baru keluar dari mobil, dan berniat ke hotel tersebut juga.Jika tidak tahu, jika ada seorang pengendara mobil yang gila, berusaha menabrak dua sejoli itu.Lelaki itu terpental, hingga meregang nyawa di tempat. Sedangkan Aluna yang sempat melakukan rem mendadak, pun sia-sia.Banyak orang berdatangan, menggerembungi mobil Aluna. Wiliam dan Juana pun ikut terkejut, melihat kecelakaan di belakang mereka.Wiliam yang mengenali mobil itu pun, bergegas berlari ke arahnya.Sosok di dalam mobil, menatap penuh kebencian pada Wiliam.Di tambah lagi, Juana yang datang mendekat, langsung memeluk tangan lelaki itu, membuat Aluna semakin murka.Namun disisi lain, dia sedikit panik, sebab banyak orang mengelilingi mobilnya dengan arogan, dan memintanya untuk keluar.Aluna menguatkan diri, dan keluar dari mobil."Kamu gila, apa yang kamu lakukan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • Tuan Muda   Mempertemukan

    Bab89Aluna terkekeh, melihat wajah Wiliam, yang begitu sangat antusias."Kartu matinya, biar menjadi rahasiaku," jawab Aluna. Membuat Wiliam berdecak kesal."Kau sungguh-sungguh? Tidak ingin memberitahuku?""Belum saatnya, aku ingin bermain-main dulu dengan wanita itu," ungkap Aluna, dengan tersenyum menyeringai."Terserah," sahut Wiliam dengan nada kecewa. Ia pun bangkit dari peraduan mereka, dan meraih pakaiannya yang berserakan."Wow, kau merajuk?" ejek Aluna. Wanita itu merasa senang kali ini, melihat wajah masam lelaki itu.Namun Wiliam tidak menggubris ejekan Aluna sama sekali. Lelaki itu bergegas mengenakan pakaiannya dan pergi meninggalkan rumah rahasia mereka.Sepanjang perjalanan menuju apartemen. Wiliam gusar, memikirkan cara.Cara mengetahui, kartu mati Juana, wanita yang begitu dia ingin hancurkan. Hingga, bisa menyaksikan, kematian tragis dalam hidup wanita itu.Sebuah notifikasi pesan dari Af

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • Tuan Muda   Gugup

    Bab90"Aluna, Ayah ingin kamu mengenali Juana," ungkap Welas, dengan tersenyum tipis ke Putrinya.Aluna tersenyum menyeringai. "Apakah Ayah berniat menikah dengannya? Memberiku Ibu tiri?"Welas menghela napas, melihat seringai penuh tanda tanya putri semata wayangnya."Come on, Aluna. Sayang, kamu tetap yang utama di hati Ayah!""Aku ingin punya Ibu tiri, tapi bukan wanita seperti dia!" tunjuk Aluna, sembari tersenyum remeh.Wajah Juana seketika masam, emosi dalam dadanya kian berpacu. Sekuat mungkin, Juana menahan diri, mendapat penghinaan sekejam ini."Aluna, jaga sikap kamu! Minta maaf dengan Juana sekarang juga!" titah Welas, yang marah dengan sikap dan tingkah anaknya itu."Untuk apa aku minta maaf? Itu ungkapan dari hati," jelas Aluna, tanpa rasa bersalah."Kamu ...." Welas berniat membentak Aluna lebih keras lagi, namun Juana menahan tangan Welas, memberi isyarat untuk sabar."Tahan, Tuan," pinta Juan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Tuan Muda   Penerusku

    Bab91Usai makan, Welas mengajak Juana ke ruang tamu, untuk berkenalan dengan Wiliam.Juana tidak bisa menghindar lagi, dengan gontai, ia pun berjalan, mengikuti langkah Welas.Namun Juana sedikit merasa lega, sosok Wiliam tidak ada di ruang tamu. Welas yang penasaran pun, menanyakan pada pelayan."Tuan Wiliam ke kamar Nona Aluna."Hati Juana merasakan butir kecemburuan. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin dengan keadaan ini, Juana bisa memanfaatkannya, untuk menghindari bertemu Wiliam di rumah Welas._____"Ada apa?" Wiliam heran, melihat Aluna yang mengamuk sedari tadi di kamarnya. Melihat Aluna memalingkan wajah, membuat Wiliam sangat kesal."Cih, dasar bayi," ucapnya dengan raut wajah merah.Mendengar ucapan Wiliam, Aluna tersulut emosi kembali."Ya, aku memang anak kecil. Jika aku dewasa dan pintar, aku tidak mungkin mencintai lelaki bajingan sepertimu!" maki Aluna. "Apakah kamu lelaki yang tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04

Bab terbaru

  • Tuan Muda   TAMAT

    Bab147 "Karena apa?" tanya Angela. "Karena aku memberi kesempatan, untuk kalian melakukan apapun, kepada wanita ini." Angela dan Merlin mengernyit. "Apa kau berniat menghasut kami? Untuk memukulinya?" tuduh Angela. Wiliam terkekeh. "Kau harus tahu ini," tunjuk Wiliam ke layar lebar, yang tersedia di ruangannya. Video mesum Angela pun berputar liar, membuat Merlin dan Angela memekik. "Kalian tahu, ini siapa yang merekamnya?" "Siapa?" tanya Angela. "Tolong matikan," pintanya mengiba. "Nikmatilah dulu, jangan buru-buru." Wiliam kembali terkekeh, membuat Angela terisak, menahan malu laksana duri yang menelanjangi tubuhnya. "Juana merekam semuanya. Demi apa? Mari kita dengarkan rekaman ini." Wiliam memutar rekaman suara. "Bagus. Aku yakin, jika kita sudah memperalat Merlin dan Angela, maka langkah balas dendam akan mulus tanpa hambatan. Dan setelah itu, gunakan video ini, untuk mengancam mereka, agar ma

  • Tuan Muda   Akhir Pelarian

    Bab146 "Lepaskan aku!" Suara teriakkan wanita itu, membuat mereka yang berada di dalam ruangan, menoleh ke arahnya. "Jonas," seru Amira. Wanita paru baya itu sangat terkejut, melihat anaknya babak belur. Amira mendekati Jonas. "Apa yang terjadi?" tanya Amira, menatap cemas pada Jonas yang wajahnya di penuhi lebam. Seseorang berperawakan besar, menggunakan pakaian kulit serba hitam, mendekati Wiliam. "Misi telah selesai, Bos." Lelaki itu melapor dan memberikan benda berukuran kecil berwarna hitam. "Bukti dari rencana jahat Juana Zambora dan Jonas pada perusahaan. Dan rekaman penyiksaan mendiang Esmeralda." "Ada rekaman mendiang istri saya?" "Ya Bos! Penyiksaan disertai pemerkosaan sadis, semua terekam jelas di sana. Maafkan saya, bukan saya yang melihat semua adegan dalam video, ada rekan perempuan yang bertugas khusus untuk pengecekkannya, agar tidak keliru." "Baiklah." Wiliam menatap ke arah Juana Zambora, yang juga sa

  • Tuan Muda   Tidak Tahu Apa2

    Bab145"Aluna," panggil Wiliam. Namun Aluna tetap melangkah dengan cepat, sembari memegangi tangan kedua anaknya.Saat langkah Aluna semakin lebar. Dia berhenti, ketika sosok yang sangat dia kenali, berdiri di depan pintu utama."Tante Merlin," gumam Aluna.Merlin bersikap, seolah tidak mengenali Aluna. Dia pun berbincang hangat dengan Amira yang menyambut kedatangannya."Merlin, mana anakmu?" tanya Amira dengan ceria."Tuh, yang lagi jalan menuju kesini," tunjuk Merlin ke arah luar."Wah, cantik sekali," ucap Amira dengan sedikit keras."Hallo Tante, aku Angela, anak semata wayang Ibu," kata Angela memperkenalkan diri.Aluna Welas semakin terkejut, melihat sosok wanita itu.Wiliam pun berjalan pelan, dan berdiri di belakang Aluna Welas."Bawa anak-anak ke dalam. Aku ada urusan penting hari ini, dan jangan biarkan mereka melihat semua yang terjadi," bisik Wiliam pelan, tepat di samping telinga A

  • Tuan Muda   Diantara dua wanita

    Bab144"Ya, kenapa?" tantang Aluna Welas. "Mau menampar lagi?" lanjutnya."Aluna Welas hentikan sikap burukmu ini. Hal ini tidak baik di saksikan anak-anak," tegur Wiliam, yang masih berusaha tenang."Sudah terlanjur basah. Biarkan saja, biar anak-anakku tahu. Bahwa wanita tua bermulut sampah ini, pantas untuk dibenci. Sekalipun, dia kau panggil Ibu.""Apa? Kurang ajar sekali wanita ini. Berani sekali wanita murahan ini menghinaku," teriak Amira dan berusaha menampar Aluna Welas kembali.Namun dengan gerakkan cepat, Wiliam menahan tangan Ibunya."Sudah cukup, Bu. Seharusnya Ibu minta maaf pada anak-anak. Bukannya terus memancing masalah menjadi besar," terang Wiliam.Amira menatap kecewa pada Wiliam."Ibu tidak salah. Untuk apa minta maaf? Apakah kamu mau Ibu merendahkan diri di depan Aluna? Jangan mimpi," ucap Amira dengan kesal, sembari menarik kasar tangannya."Bu. Seharusnya Ibu malu berucap begini. Aku dengan jelas

  • Tuan Muda   Perusak Mental

    Bab143"Kamu tahu, pengalaman mengajarkan aku. Lalai adalah hal yang bisa membuat celaka.""Maksudmu?"Wiliam menghela napas."Dulu aku terlalu santai dan tidak terlalu waspada. Sehingga, banyak yang menjadi korban, termasuk aku sendiri."Aluna Welas terdiam."Terkadang. Musuh yang paling kejam dan mengerikan itu, bukanlah orang yang membenci kita. Melainkan, bisa jadi, orang yang paling dekat dengan kita. Maka dari itu, waspada itu perlu.""Kamu tidak lagi menyindirku kan?" tanya Aluna, membuat Wiliam tersenyum."Itu bukan sindiran. Hanya ungkapan.""Hhhmmm."Mobil memasuki halaman istana Wiliam yang semakin megah. Sebab setiap harinya, Amira selalu ingin istana megah mereka diberikan perawatan dengan baik.Aluna Welas menggandeng lengan Wiliam, memasuki rumah. Baru selangkah mereka memasuki pintu utama, sudah terdengar teriakkan suara Amira dari dapur."Dasar anak haram. Jangan pernah kamu bermimpi

  • Tuan Muda   Waspada

    Bab142 "Bagaimana dengan bisnisku Tan? Bukankah dulu Tante CEO GCG. Bagaimana ceritanya, jadi lelaki itu, yang kini jadi CEO." "Iya Juana, bagaimana bisnis Angela? Apakah kita harus tetap diam, ketika semua bisnis anakku dia bekukan di gedung itu." Juana Zambora menatap Angela dengan lekat. Kemudian, dia beralih ke Merlin, Ibu dari Angela. "Ada apa?" tanya Merlin dengan heran, melihat tatapan Juana. "Apakah kamu melakukan sesuatu, yang aku tidak tahu?" "Maksud kamu apa?" "Aku yakin terjadi sesuatu. Wiliam bukan orang sembarangan, dia tidak mungkin menutup bisnis Angela semuanya tanpa sebab," papar Juana dengan menatap tajam wajah Merlin. "Aaakkku ...." Merlin gugup. Dia teringat masa dipemakaman Welas, terjadi keributan antara dia, Aluna dan Wiliam. "Itu karena tiga karyawanku menyerang Aluna Welas. Mereka menghina penampilan Aluna saat itu." "Tidak mungkin cuma karena itu. Apalagi semua tokomu yan

  • Tuan Muda   Marah

    Bab141 Sepuluh menit kemudian, seorang wanita berjalan cepat menuju konter MOSKAO. Dengan mengenakan pakaian formal, seperti baru pulang dari kantor. "Bos, ini Tuan Wiliam, yang menyegel konter kita," terang Manager. Plakk .... satu tamparan keras, wanita yang di panggil Bos tadi layangkan, ke pipi kanan Manager. Hingga Manager wanita itu meringis kesakitan. "Apa yang telah kamu lakukan, sehingga semua bisa terjadi?" "Bos, ini hanya salah paham," timpal Eliza. "Kami hanya melarang dia," tunjuk Eliza ke arah Aluna Welas. "Pakaian yang dia gunakan, membuat kami melarangnya masuk. Tidak sesuai dengan standar orang kaya," papar Eliza. Wanita itu menatap Aluna. "Tuan, apakah ini tidak berlebihan? Menyegel konter kami yang beromset besar di gedung ini, hanya karena salah paham." "Saya tidak perduli," sahut Wiliam dengan tenang. Dia memasukkan kedua tangannya, ke dalam kantong celana. Gaya coo

  • Tuan Muda   Terkejut

    Bab140 "Kamu mau berbelanja?" tanya Manager wanita itu. "Mungkin," sahut Aluna. "Kamu yakin mampu bayar?" tanya wanita itu dengan angkuh juga. Aluna kini mengerti. Mengapa seorang karyawan toko baju branded ini begitu angkuh dan memandang remeh dirinya. Sebab Manager nya pun sama, jadi tidak heran. "Pakaian model dari pemakaman begini, mau masuk ke konter kami. Huh, yang ada bau bangkai nanti di dalam," ejek Eliza, sang karyawan toko. Dan ucapan wanita itu, disambut kekehan oleh sang Manager. "Kamu betul sekali. Yang ada ruangan kita bau bangkai," seru Manager, sembari terkekeh. "Bau bangkai? Siapa?" tanya Wiliam sembari mendekat, membuat ketiga wanita yang berdiri di depan pintu konter itu terkejut. Melihat kehadiran Wiliam, kedua waanita yang meremehkan Aluna itu tersenyum ramah dan menyapa Wiliam. "Hallo Tuan, ada yang Anda butuhkan?kami siap melayani dengan sepenuh hati," ucap Eliza. "Hhhm. Saya tadi

  • Tuan Muda   Diremehkan

    Bab139Wiliam membawa Aluna Welas menuju pusat perbelanjaan. Di sebuah parkiran mobil yang sangat luas, Aluna menolak untuk keluar.Pakaian serba hitam, seusai pemakaman Ayahnya kemarin, masih melekat ditubuhnya."Kita ngapain kesini? Aku malu berpakaian seperti ini," ucap Aluna, tanpa mau keluar dari mobil."Keluarlah, kita cari baju untukmu.""Nggak! Bajuku di Istana Welas itu banyak. Lebih baik antar aku kesana, baru kamu antar anak-anak.""Keluar! Kamu tahu aku kan! Aku benci dengan bantahan."Aluna menghela napas, dan keluar mobil dengan perasaan teramat kesal.Mereka menuju sebuah konter baju branded."Belilah apapun yang kamu mau. Setelah itu, kita akan membelikan keperluan anak-anak.""Meskipun kamu sangat mengesalkan. Kurasa ini tidak buruk," sahut Aluna Welas, sembari mengukir senyum manisnya."Dasar wanita," gumam Wiliam dalam hati.Wiliam mengeluarkan kartu hitam miliknya, dan membe

DMCA.com Protection Status