Home / Pendekar / Arya Tumanggala / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Arya Tumanggala: Chapter 91 - Chapter 100

135 Chapters

Menjadi Murid

USAI berkata begitu, si lelaki tua lantas memungut sebuah batu sebesar genggaman tangan dari atas pasir pantai. Sembari menimang-nimang batu di tangannya, lelaki tua itu berkata lagi."Aku akan melempar batu ini ke atas. Kalau kau bisa memetik sebutir kelapa untukku sebelum batu ini jatuh kembali ke atas pasir, aku akan mempertimbangkan untuk mengangkatmu jadi muridku."Ucapan tersebut membuat kedua bola mata Tumanggala membesar. Harapannya seketika tumbuh kembali."Baik, Ki. Aku bersedia," sahutnya cepat-cepat. Ia tidak mau berpikir panjang untuk menerima tantangan tersebut.Tanpa berkata-kata lagi si lelaki tua lemparkan batu di tangannya ke udara. Lemparan itu tidak terlalu tinggi ternyata. Kira-kira hanya setinggi tiga depa (5,5 meter) ke atas. Artinya, Tumanggala tak punya banyak waktu.Otak sang prajurit cepat berputar. Kalau memanjat naik jelas tidak akan cukup waktu baginya, secepat apapun ia merayap ke atas. Tinggi pohon kelapa itu se
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more

Wejangan Guru

SEJAK saat itu Tumanggala melatih kemampuan olah kanuragannya sebagai murid si lelaki tua. Seorang petapa berkempuan tinggi yang tetap belum mau menyebutkan nama. Lelaki tua tersebut hanya minta dipanggil Ki. Tanpa embel-embel lain. Semasa bertugas sebagai prajurit Kerajaan Panjalu, Tumanggala hanya berlatih ringan. Sekedar untuk membuat badannya tetap bugar. Kali ini, yang ia jalani adalah latihan untuk meningkatkan kemampuan. Sesuai saran gurunya, Tumanggala harus banyak-banyak melatih kecepatan gerak. Baik gerakan saat melakukan serangan, juga ketika menghindari serangan lawan. Sebab kecepatan merupakan salah satu penentu kemenangan di dalam sebuah pertarungan. "Jika kita dapat bergerak lebih cepat dalam mengirim serangan, maka akan semakin besar peluang kita untuk menggebuk lawan. Serangan yang cepat tentu lebih sulit dihindari." Demikian penjelasan sang guru, dalam satu kesempatan latihan di Teluk Secang. "Begitu pula ketika kita dalam keadaan di
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more

Tak Sabar

MESKI kebenciannya terhadap Ranajaya setinggi gunung, tapi diam-diam Tumanggala membenarkan ucapan lelaki bercambang bauk lebat itu sewaktu di Gua Lawendra."Kau boleh saja menerima anugerah dari raja Panjalu karena telah menghabisi Ranasura. Tapi di gua ini aku pastikan kau bakal menyesal telah melakukan itu," demikian kata Ranajaya waktu itu.Setelah kematian isteri dan anaknya, bukan sekali-dua Tumanggala menyesali kenyataan. Kenapa harus dirinya yang membunuh Ranasura sewaktu penyergapan di Alas Wengker? Kenapa tidak prajurit lain saja, atau Wipaksa?Bukan bermaksud tidak bersyukur atas anugerah yang kemudian ia dapat. Namun kalau boleh mengulang apa yang telah terjadi, sang prajurit memilih lebih baik tetap menjadi prajurit rendahan asalkan dapat hidup tenang bersama anak dan isterinya di Surawana.Kini, apa yang terjadi membuat Tumanggala merasa dirinya telah mengorbankan nyawa anak dan isteri demi mendapat kenaikan pangkat dan anugerah dari raja. R
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more

Menyirap Kabar

MALAM mulai merangkak menuju puncak kegelapan manakala Tumanggala tiba di Katang Katang. Sebuah pemukiman ramai di sisi barat laut Lodoyong. Deretan tiga warung makan tak jauh dari tempatnya berada menarik minat sang prajurit. Maklum saja. Setelah menempuh jarak sejauh nyaris tujuh belas ribu depa (sekitar 31 km) dari Teluk Secang, Tumanggala merasa kecapaian juga. Ia pun memutuskan untuk berhenti sejenak di tempat tersebut. Selain itu, sang prajurit juga ingin menyirap kabar terbaru mengenai keadaan kerajaan. Terlebih situasi di Kotaraja. Tepat tiga purnama dirinya menghilang. Tentu banyak hal yang telah terjadi selama itu. "Mari, Kisanak, silakan mampir di sini," seru seorang penjual dari salah satu warung. Senyum lebar merayu terpentang di wajah wanita paruh baya itu. Tumanggala yang disapa hanya balas tersenyum dan anggukkan kepala. Tapi ia tetap lanjutkan langkah. Baru berhenti ketika sampai di warung yang terletak paling ujung. Warung te
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more

Keterangan Awal

TUMANGGALA juga ikut terkejut. Ada perasaan tidak enak dan juga malu yang seketika merambati dirinya. Membuat rona merah mewarnai wajah sang prajurit. Begitu dapat menguasai diri, Tumanggala buru-buru berdiri. Tubuhnya dihadapkan ke jurusan tiga lelaki yang tadi obrolannya ia curi dengar. Kedua tangannya ditangkupkan ke depan dada. Memberi sebuah sikap menghormat. "Mohon maafkan aku yang telah membuat kaget, Kisanak sekalian," ucap Tumanggala, sembari bungkukkan badan sedikit. Tiga lelaki yang diajak bicara sama mendesah panjang, lalu tersenyum tipis. Sejenak mereka berpandangan satu sama lain. "Tidak jadi masalah, Kisanak. Toh, kami tidak akan mati hanya karena kaget," sahut salah seorang dari ketiganya. Ucapan tersebut disambut gelak tawa oleh dua lelaki lain. Wanita pemilik warung yang mengamati pembicaraan itu dari kejauhan turut tertawa. Tumanggala tersenyum dibuatnya. Kesempatan bagus itu cepat ia pergunakan baik-baik. Sang praju
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more

Gerombolan Rampok

DARI penjelasan tiga lelaki tadi, Tumanggala jadi tahu jika dirinya diberitakan telah mati. Pasukan Panjalu yang melakukan pencarian menemukan mayat lelaki dan perempuan di dalam Gua Lawendra.Disebutkan bahwa lelaki-perempuan tersebut adalah Tumanggala dan isteri. Kotaraja pun berduka atas kematian prajurit muda yang baru saja menanamkan jasa pada Kerajaan Panjalu."Itu cerita karangan kentut busuk! Dusta!" sergah Tumanggala setelah lelaki di hadapannya selesai bercerita.Tentu saja Tumanggala jadi ternganga mendengar cerita tersebut. Kembali ia mengingat kejadian di Gua Lawendra. Bertanya-tanya jasad siapa kiranya yang kemudian disebutkan sebagai dirinya."Kalian boleh percaya boleh tidak, tapi aku adalah Tumanggala yang dalam kabar itu diceritakan telah mati," lanjut sang prajurit. "Kejadian di Gua Lawendra itu memang nyata, tapi yang mati di sana bukan aku!"Tiga lelaki di hadapan Tumanggala saling pandang. Jelas sekali wajah mereka menampakkan
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more

Melawan Perampok

GEROMBOLAN berkuda itu terdiri atas lima orang. Seluruhnya memiliki cambang bauk lebat meranggas di wajah. Tampang mereka bengis. Sepasang mata mereka yang kemerahan senantiasa menyorotkan tatapan menakutkan.Benar dugaan Tumanggala. Begitu tiba di tengah-tengah perkampungan, kelima lelaki tersebut enak saja melemparkan obor-obor di tangan mereka. Benda berujung kobaran api itu mendarat di atas atap rumah-rumah penduduk.Karena rumah-rumah di tempat tersebut terbuat dari jalinan ilalang kering, api obor menjalar dengan cepat ke segala arah. Dalam beberapa kejap saja lima rumah sudah terbakar hebat.Pemilik rumah-rumah yang terbakar itu kontan menjadi geger. Terdengar suara perempuan-perempuan menjerit, diikuti tangisan anak kecil. Lalu pintu-pintu terbuka, dan para penghuni rumah berhamburan keluar."Kebakaran! Kebakaran!"Orang-orang keluar dari dalam rumah dengan serabutan. Lalu berlarian dengan panik sembari berteriak-teriak. Tapi teriakan merek
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more

"Modar Kowe!"

TAWA perampok di atas kuda lenyap. Tak mau terkena sabetan pedang, penjahat itu langsung jatuhkan badan ke belakang. Tubuhnya dirapatkan sedemikian rupa sehingga sama rata dengan punggung kuda.Tebasan Tumanggala pun gagal mengenai sasaran. Tapi sang prajurit punya serangan susulan.Begitu sabetan pedangnya gagal, Tumanggala putar tubuh satu kali di udara untuk kemudian turun tepat ke atas dada lawan. Tangannya yang memegang pedang menusuk lurus ke bawah.Lelaki di atas kuda menggembor marah. Sebelah kakinya bergerak cepat ke atas, hendak memotong tusukan Tumanggala. Suara menderu yang ditimbulkan oleh sapuan kaki itu menandakan ada aliran tenaga dalam yang dikerahkan di dalamnya.Wuuuttt!Namun kaget si lelaki bukan alang kepalang. Secara tak terduga arah pedang tiba-tiba saja berubah. Dari tadinya menusuk ke bawah, menjadi menyabet ke samping menyasar kaki si lelaki yang hendak menangkis.Sungguh sebuah perubahan sasaran yang dilakuka
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more

Rudapaksa

TUMANGGALA tersentak. Jeritan pilu itu membuatnya teringat pada sang isteri. Lebih tepatnya pada peristiwa keji yang dialami perempuan muda itu di Gua Lawendra. Gerahamnya seketika keluarkan suara bergemeletuk keras."Rudapaksa! Itu pasti rudapaksa," desis sang prajurit dengan wajah mengelam.Bergegas Tumanggala mencari arah asal suara. Saat melewati sebuah rumah yang belum terbakar, kembali jeritan perempuan itu terdengar. Kali ini disertai gelak tawa beberapa lelaki.Sepasang mata Tumanggala nyalang mencari-cari. Setelah berjalan ke bagian samping rumah, pemandangan menjijikkan itu pun terlihat. Hanya beberapa langkah dari tempatnya berhenti.Seorang perempuan muda, dalam keadaan hanya terbalut kain yang sudah koyak-moyak tak karuan, melejang-lejangkan sepasang kakinya dalam tindihan seorang lelaki. Satu lelaki lagi tampak memegangi kedua tangan si perempuan sambil tertawa-tawa."Jahanam!" bentak Tumanggala. Suaranya keras menggelegar.Ber
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Rampok Alas Kuwu

UNTUK kesekian kali suara berdentrangan keras terdengar. Kali ini diikuti seruan si perampok karena sekali lagi golok besar di tangannya mencelat lepas dari dalam genggaman.Belum habis rasa kejutnya, Tumanggala sudah datang dengan satu tendangan cepat."Bangsat!"Si perampok hanya dapat memaki kesal. Ia berusaha menghindari serangan, tapi gerakannya sudah sangat terlambat.Bukkk!Tanpa ampun dada lelaki tersebut terhantam telapak kaki Tumanggala. Rasanya seperti ditimpa balok kayu raksasa. Lenguhan keras keluar dari mulutnya. Tubuh besarnya terjengkang ke belakang, lalu jatuh tergeletak di tanah.Tumanggala ganda tertawa. Sebelum lawan kembali bangkit, pedang di tangannya dilemparkan ke arah perampok tersebut. Sebuah serangan yang didasarkan pada satu perhitungan cepat.Dugaan sang prajurit tepat. Setelah diam sesaat mengumpulkan tenaga, si perampok memang segera bangun. Tepat pada saat itulah pedang Tumanggala datang dan ....
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status