Home / Pendekar / Arya Tumanggala / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Arya Tumanggala: Chapter 101 - Chapter 110

135 Chapters

Menang Telak

SUARA berdentrangan keras terdengar saat pedang Tumanggala ditangkis golok besar si perampok. Tanpa diduga-duga oleh sang prajurit, rupanya dalam kejap berikutnya perampok itu kembali mengirim serangan. Kali ini berupa jotosan ke arah muka.Tumanggala mendengus. Namun tinjuan lawan dengan mudah dapat ditangkis. Pada saat bersamaan sang prajurit balas menyerang dengan cara sama, menggunakan sebelah tangan lainnya.Gerakan Tumanggala jauh lebih cepat. Membuat si perampok tak dapat mengelak.Buuukk!Bogem mentah Tumanggala mendarat di mata kanan si perampok bercambang bauk. Kulit di sekitar bola matanya seketika menjadi lebam membiru. Mulutnya menyerukan jeritan keras."Aaaaa!"Belum lagi hilang kejut lelaki itu, sang prajurit kembali mengirim serangan. Sebuah tendangan yang mengarah lurus ke dada.Tumanggala benar-benar memanfaatkan pertemuannya dengan gerombolan perampok ini. Dijadikannya sebagai kesempatan untuk menerapkan kemampuan b
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Penginapan Jatiwangi

BERBARENGAN dengan serbuan warga desa Katang Katang pada si gembong rampok, Tumanggala melesat pergi. Tanpa sepengetahuan siapa pun, dalam sekejap saja tubuh sang prajurit sudah menghilang. Tumanggala tak ingin berlama-lama di tempat tersebut. Hari sudah lewat tengah malam, sedangkan dirinya belum beristirahat. Padahal besok pagi-pagi sang prajurit harus ke Kotaraja untuk menemui Wyara. Tapi prajurit Panjalu itu tidak bergeser terlalu jauh. Sejarak lima ribu depa (sekitar 9 km) dari Katang Katang ia berhenti. Sebuah bangunan penginapan di dekat pertigaan jalan menjadi tempat pemberhentian. "Selamat malam, Kisanak. Selamat datang di penginapan kami," sambut seorang pekatik begitu Tumanggala memasuki halaman penginapan. Sang prajurit hanya menanggapi dengan anggukan kepala. Pekatik tadi sedianya bertugas membawa kuda tunggangan para tetamu ke istal. Namun karena Tumanggala tak membawa kuda, si pekatik tak perlu melakukan apa-apa. "Apa nama pengi
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Menolong Jalir

TUMANGGALA kerutkan kening sembari tajamkan pendengaran. Berusaha mencari tahu dari mana asal suara-suara tersebut. Saat jeritan dan bentakan itu kembali terdengar, tahulah ia keributan itu berasal dari ruangan di sebelah.Rasa penasaran mengantar Tumanggala ke tempat tersebut. Begitu melihat apa yang tengah terjadi di sana, darah sang prajurit seketika mendidih. Wajahnya berubah kelam memerah.Di dalam ruangan, dua lelaki berbadan kekar tampak tengah berusaha menyeret seorang perempuan muda. Yang diseret terus meronta-ronta, sesekali berpegangan pada apa saja yang dapat diraih agar tubuhnya tak terangkut.Beberapa perempuan lain yang juga ada di dalam ruangan itu terlihat tak ambil peduli. Mereka hanya diam menyaksikan apa yang terjadi dari tempat duduk masing-masing."Hentikan!" seru Tumanggala geram.Dua lelaki yang tengah memegangi si perempuan sontak hentikan gerakan, lalu palingkan wajah. Melihat siapa yang barusan berteriak, keduanya saling
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Ki Juru Jalir

DUA lelaki kekar yang terkapar di lantai ruangan segera meloncat bangkit. Sejenak mereka saling pandang. Setelah sama-sama anggukkan kepala, keduanya cabut golok besar yang sedari tadi tergantung di pinggang. Sret! Sret! Diiringi seruan menggeram kedua lelaki tersebut menyerbu Tumanggala. Dua golok besar terayun deras, mengeluarkan suara berdesing. Mengincar batang leher dan bagian ulu hati sang prajurit. Melihat itu, para perempuan muda yang meringkuk ketakutan di sudut ruangan kembali menjerit keras. Lalu berhamburan dan berebut keluar melalui satu-satunya pintu yang ada. "Huh, mereka rupanya tidak main-main," batin Tumanggala berdecak. Alih-alih menunggu serangan tiba, sang prajurit malah bergerak menyongsong ke depan. Kedua tangannya digerakkan sebat, menelusup masuk di antara sabetan golok. Menghantam pergelangan tangan kedua lawan. Des! Des! Dua lelaki kekar kembali menjerit keras. Pergelangan tangan mereka seolah dihanta
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Memberi Pelajaran II

TAK dapat dielakkan lagi, pertempuran pun kembali pecah di ruangan tersebut. Kali ini lawan yang dihadapi Tumanggala berjumlah empat orang. Seluruhnya bersenjatakan golok besar nan tajam.Namun sang prajurit tidak merasa gentar sama sekali. Jika kemampuan empat pemuda bersenjata golok ini sama seperti dua lelaki yang dikalahkannya tadi, maka mereka bukanlah lawan berat baginya.Satu-satunya yang dirasa berat oleh si prajurit adalah perutnya yang semakin berkeroncongan minta segera diisi. Belum lagi kelopak mata yang memberat karena serangan kantuk."Pemuda lancang, rasakan ini!" seru salah satu dari keempat lelaki bergolok besar.Empat bilah golok tajam menyambar, mengintai empat bagian di tubuh Tumanggala. Suara menderu kencang terdengar menggidikkan bersamaan dengan datangnya serangan.Wuutt! Wuutt!Tumanggala pasang kuda-kuda. Kedua kaki ditekuk sedemikian rupa, direndahkan hingga sepasang pahanya jadi rata satu sama lain. Sementara kedua
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Urusan Selesai

SEWAKTU Tumanggala menyarungkan pedang tadi, pandangan Ki Juru Jalir memang menangkap ukiran di gagang senjata tersebut. Ketika diamat-amatinya dengan lebih teliti, lelaki paruh baya itu yakin dirinya tidak salah lihat.Pada ujung gagang pedang Tumanggala terdapat ukiran Narasingha. Ini sebutan bagi makhluk setengah manusia setengah singa. Lambang kebesaran Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya.Lelaki paruh baya itu pun segera maklum jika ia sebaiknya mengalah saja untuk saat ini. Lagi pula dirinya adalah seorang mangilala drawya haji, abdi kerajaan juga. Maka bergegas kakinya melangkah mendekati Tumanggala."Anak Muda, mohon maafkan kami karena telah bersikap kurang ajar terhadapmu," ujar Ki Juru Jalir begitu tiba di hadapan Tumanggala.Seraya berkata begitu, lelaki paruh baya tersebut mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada. Sebuah sikap menghormat yang biasa ditunjukkan kepada orang dengan kedudukan lebih tinggi.Empat lelaki berbadan tega
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Jalir Muda

SELEPAS menuntaskan rasa lapar, Tumanggala langsung kembali ke kamarnya di lantai paling atas. Hari sudah jauh melewati pertengahan malam, menjelang dini hari. Hawa udara sudah semakin dingin mencucuk tulang.Begitu memasuki kamar, Tumanggala langsung rebahkan tubuh ke atas tilam empuk berlapis kain putih bersih. Sejenak dinikmatinya kenyamanan tersebut sembari memandangi langit-langit ruangan.Beberapa kejap kemudian sepasang mata Tumanggala terpejam. Belum tidur. Prajurit itu sedang memancing rasa kantuk yang tadi menghilang agar kembali datang menghampiri. Namun ....Tok! Tok! Tok!Belum lagi kantuk yang diharapkan datang, terdengar suara ketukan di pintu kamar. Tumanggala langsung terjingkat bangun. Pandangannya tajam tertuju pada daun pintu."Siapa?" tanya sang prajurit setengah berseru."S-saya, Gusti Prajurit." Terdengar suara lirih seorang perempuan.Tumanggala kernyitkan kening dalam-dalam. Mengapa ada perempuan mendatanginya
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Citrakara

BAGAIKAN seorang pelancong yang terpesona, gadis itu tampak begitu menikmati pemandangan yang tersaji dari balik jendela. Penampakan Bengawan Sigaradara di malam hari terlihat memikat dalam pandangannya."Ah, ternyata bagus sekali pemandangan dari sini," ujar si gadis. Suaranya merdu mengggoda.Tumanggala menelan ludahnya sendiri. Dari tempatnya berdiri gadis itu tampak begitu memesona. Apalagi angin malam yang nakal sesekali menyibakkan pakaian di bagian dada si gadis."Nisanak, kenapa kau datang ke sini? Apakah ada seseorang yang memintamu datang menemuiku?" tanya Tumanggala dengan hati-hati.Gadis itu balikkan badan dengan perlahan. Sebuah gerakan yang sungguh sangat menggoda. Sebab seperti disengaja si gadis terkesan hendak menunjukkan sepasang tonjolan bulat di dadanya yang membusung.Tumanggala kembali menelan ludah. Dadanya seketika bergemuruh. Ada satu perasaan aneh yang muncul merayapi diri sang prajurit."Gusti, nama saya Citrakara
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Godaan Birahi

CITRAKARA agaknya dapat melihat ketegangan yang dirasakan Tumanggala. Gadis itu sekali lagi tertawa mengikik. Sebuah tawa yang dihadirkan dengan suara, serta mimik wajah yang menggoda."Kakang tidak tahu bagaimana gilanya Kramapala. Tidak ada seorang jalir pun di sini yang suka dengannya. Kalaupun ada yang mau melayani, biasanya itu penghuni baru. Atau mereka yang sangat membutuhkan uang."Sungguh tak terbayangkan rasa senang di hati saya saat terbebas dari kewajiban melayani dia. Untung Kakang datang menolong. Kalau tidak, malam ini akan jadi malam yang mengerikan untuk saya," lanjut Citrakara.Tak ada tanggapan. Tumanggala yang mulai terhanyut oleh pesona kecantikan wajah, serta indahnya lekuk tubuh Citrakara, hanya berdiri diam bagai patung. Tak tahu lagi harus berkata apa."Karena itulah saya ingin membagi perasaan senang itu dengan Kakang sebagai dewa penolong," kata Citrakara lagi sembari sunggingkan senyum manis.Usai berkata begitu kaki si
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

Senopati Agreswara

DAHANAPURA diguyur hujan pagi itu. Titik-titik air turun dengan derasnya ke bumi. Membasahi apa pun yang terlihat mata. Sesekali angin kencang berembus. Mengirim hawa dingin mencucuk tulang. Jalanan tanah di Kotaraja Panjalu pun menjadi becek. Genangan air tampak di beberapa bagian jalan. Namun dalam keadaan seperti itu ternyata ada juga yang nekat melintas. Diiringi bentakan-bentakan keras menggebah, seorang lelaki muda memacu kuda tunggangannya kencang-kencang. Lumpur dan air bercipratan ketika kaki hewan tersebut menjejak tanah basah. "Heaaa! Heaaaa!" Sesampai di depan sebuah bangunan besar berhalaman luas, dengan beberapa prajurit berjaga-jaga di gapura masuk, penunggang kuda itu berhenti. Setelah turun, hewan tunggangannya dituntun menuju gapura. "Aku ingin menghadap Gusti Senopati. Ada kabar penting dari selatan yang harus segera aku sampaikan," ujar orang berkuda itu pada prajurit penjaga gapura. Para prajurit penjaga agaknya me
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status