Semua Bab Un-Desirable Marriage: Bab 71 - Bab 80

105 Bab

71. Rindu Bergelora

 Thalia terduduk sedih. Andai mungkin waktu bisa diulang, dia akan menahan dirinya untuk marah. Dia akan lebih berpikir jernih, menyelidiki semua bukti benda wanita yang bukan miliknya itu terlebih dahulu, sebelum dia melontarkan tuduhannya.Masalahnya, saat itu juga Jose dirudung kemarahan dan kecemburuan. Jose juga main pergi tanpa berpamitan padanya sedangkan rumah itu baru mereka tempati dan hanya mereka berdua saja. Tidak mungkin Thalia tidak merasa marah saat ditinggalkan begitu saja.Dan jika dipikir-pikir lagi, Thalia juga menyesali kenapa dia harus menutup-nutupi pernikahannya dengan Jose pada teman-temannya di kampus. Seharusnya, dia terbuka dan apa adanya. Pergi ke kampus dengan mengenakan cincin pernikahan, tidak perlu dia merasa malu.Sekarang, semua rasa yang tidak perlu itu nyatanya dibalas dengan hancurnya hati Jose. Thalia tahu dia sudah melukai hati pria itu.Seperti yang Pap katakan padanya, ‘Jose pastilah telah sanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-14
Baca selengkapnya

72. Rumah yang Sesungguhnya

 Bacalar memang sudah memasuki musim hujan di bulan-bulan seperti ini. Hingga saat mereka tiba di rumah sewaan yang sederhana itu, hujan masih membasahi tanah, meski telah menetes dari malam sebelumnya, sepanjang hari mengiringi perjalanan pulang mereka bersama Hellena dan Philio, serta hingga fajar ini, saat mereka tiba di rumah.Rasa terima kasih mereka hanturkan pada Phillio yang telah berlelah raga menyetir selama 17 jam membawa mereka kembali ke Bacalar.Pria itu malah terkekeh senang. “Tidak masalah. Aku juga menikmati keberduaanku dengan Helena. Semua karenamu,” kata Phillio menepuk hangat punggung Jose.“Thanks. Kalian hati-hati di jalan pulang,” sahut Jose.Phillio dan Helena melambaikan tangan mereka. “Jangan lupa traktir kami dari uang kemenanganmu!” teriak Phillio sebelum mobilnya melaju semakin jauh.Tinggallah Jose dan Thalia, masih berdiri di teras rumah ditemani rintik hujan yang masi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-15
Baca selengkapnya

73. Tell Me

  >> Dude, aku hanya memberi saran padamu. Kau seharusnya mengenalkan duniamu pada istrimu, selengkap-lengkapnya. Supaya saat kau marah, dia tahu harus mencarimu ke mana. Jangan biarkan dia tersesat atau lebih parah lagi ... dia disesatkan orang lain. Jose memandangi pesan dari Phillio itu. Dia mengernyit. Apa maksudnya? Siang ini masih seperti hari-hari sebelumnya langit tampak berawan. Meskipun tidak lagi hujan, tapi cuaca masih selalu mendung dan hujan masih bisa turun kapanpun tanpa terduga. Setelah minggu lalu mereka mengunjungi makam ibunya, mereka juga mengunjungi ayah Thalia beberapa hari setelahnya. Pria tua itu terlihat menangis saat mereka datang. Dan Carlo mengajak Jose untuk bicara di teras, sementara Thalia bersama Camila memanggang pie di dapur. “Dia mencintaimu. Kuharap kau bisa menjaga hatinya, juga hidupnya, sekuat tenagamu.” Itu yang Carlo pesankan pada Jose. Perasaan bersalah menyelimuti Jose saat itu jug
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-16
Baca selengkapnya

74. Isi Hati Jose, Sedalam-dalamnya

 “Hei!” bisik Thalia tepat di telinga Jose saat pria itu telah tiga jam di depan laptopnya, tak beranjak sedikit pun. Sedangkan malam telah larut.Meskipun di luar hujan lagi, dan angin dingin berembus melewati jendela demi jendela rumah mereka, Jose tetap tak mengenakan baju. Dia hanya mengenakan celana training panjang.Thalia juga baru saja meletakkan segelas coklat panas di pinggir meja. Dia membuatkannya untuk Jose.“Kau belum lelah? Aku buatkan coklat panas supaya kau jangan kedinginan,” tanya Thalia lagi seraya mengecup sekujur tengkuk Jose dan tangannya membelai dada bidang itu.Tidak ada niat menggoda dari Thalia. Itu semua murni karena rasa cintanya ditambah lagi hormon kehamilannya membuat Thalia ingin selalu bersentuhan dengan Jose.“Trims, Sweet. Aku masih harus buat satu design lagi,” jawab Jose akhirnya. Baru itulah dia memberanjakkan pandangan matanya dari layar dan menatap Thalia yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-17
Baca selengkapnya

75. Siapa Mendamba Siapa?

 “Akhirnya sampai juga.” Desahan keluar dari bibir Jose saat dia memarkir mobilnya di depan rumah Felipe.Thalia akan menghadiri pesta kelulusan Felipe dan di sore yang cerah ini, Jose mengantarnya. Pria itu memarkir dan menoleh pada Thalia.“Silakan bersenang-senang dan melupakan aku. Asal jangan kau melirik ke Stuart saja!” desis Jose dengan giginya yang tidak terlihat bergerak, tetapi kedua matanya menatap tajam Thalia.Tapi Thalia tahu, Jose tidak sungguh-sungguh. Dia hanya bercanda.“Stuart tidak hadir,” jawab Thalia enteng.Jawaban yang dia keluarkan untuk menenangkan Jose, tapi nyatanya pria itu malah memicing. “Bagaimana kau tau? Kau bertanya padanya? Lewat pesan? Atau lewat telepon?”Thalia hampir tergelak melihat kecemburuan Jose pada Stuart sampai-sampai mengajukan pertanyaan beruntun begitu.“Tidak! Dia memberitahu Felipe, jika dia tidak bisa datang. Dia ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-19
Baca selengkapnya

76. Season 2

Gabriella merupakan wanita yang sama cantiknya dengan Thalia. Dia bahkan memiliki paras yang lebih dewasa dan mengundang jika disejajarkan dengan Thalia. Rambutnya panjang, pirang, dan bergelombang indah. Hidungnya bangir, matanya tajam dan berbulu mata panjang dan lentik. Kemudian bibirnya, meskipun kecil tetapi penuh dan sensual. Jika dia mau memasang raut yang berwibawa, Gabriella akan memperlihatkan aura kewanitaan yang memukau. Namun tidak. Tatapan Gabriella, raut wajahnya, serta aura dirinya lebih sering dipenuhi dengan kedongkolan dan keangkuhan. Caranya memandang orang lain adalah dari ujung matanya sehingga dia terlihat begitu angkuh dan tak bersedia merendah. Pagi itu, Gabriella sudah siap untuk menjelajah harinya. Wanita itu telah rapi dan cantik dalam balutan kaos berkerah V yang memperlihatkan belahan dadanya yang menggiurkan. Untuk bawahannya dia mengenakan celana panjang berbahan kain yang begitu ketat membalut pinggul hingga ke mata kakinya. Satu bulan pasca melahi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-05
Baca selengkapnya

77. Tawaran bagi Jose

Gabriella cepat berpamitan dengan ketiga temannya itu. Dia pun tancap gas menuju kediaman sederhana Jose dan Thalia.Memasuki musim panas, pekarangan rumah Jose sudah tampak rapi. Setahu Gabriella, pria itu memang rajin mencabuti rumput liar. Juga memangkas semak-semak cowberry liar.Pekerjaan yang dahulu dianggap Gabriella sebagai pekerjaan kasar yang menjijikkan, tapi saat melihat Jose Antonio yang melakukannya, semua terlihat jantan dan maskulin. Hanya pria perkasa yang mampu melakukannya tanpa megap-megap kelelahan, pikirnya.Bersembunyi di balik pohon besar, Gabriella pun mengarahkan pandangannya ke pekarangan rumah sewaan Jose.Hati Gabriella tak lagi berdebar tak karuan setiap kali dia menguntit ataupun mengintip kehidupan Jose Antonio. Hatinya hanya berdebar mendamba.Terakhir kalinya dia menguntit Jose Antonio adalah tiga bulan lalu. Pria itu tampak mengunjungi beberapa pengusaha yang cukup terpandang di kota mereka.Entah apa yang dilakukan Jose saat itu. Tetapi dia mengunju
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-05
Baca selengkapnya

78. Everything For You

Jose Antonio kembali ke Bacallar setelah berhasil mendapatkan bagian saham terakhir yang dia butuhkan. Malam telah menutupi langit saat pick up nya berhenti di pekarangan rumah. Begitu dia turun dan menutup pintu mobil, pintu rumah sudah terbuka dan sosok Thalia sudah berdiri di sana. Senyum penuh kelegaan terpancar di wajah istrinya itu. “Kau merindukanku,” simpul Jose seraya menghampiri sang istri. Tanpa alih-alih, Thalia langsung mengalungkan lengannya di leher Jose dan mencium pria itu dengan penuh penghayatan. “Tentu saja aku merindukanmu. Kau suamiku,” sahut Thalia dengan senyum menggoda di wajahnya. “Lalu apa yang kau lakukan untuk menyambut suami yang kau rindukan ini?” bisik Jose lagi yang sontak saja diikuti dengan melayangnya tubuh Thalia. Jose sudah mengangkat tubuh Thalia di depan dadanya. Dengan sebelah kakinya dia mendorong pintu hingga menutup. Bibirnya langsung menyambar bibir Thalia lagi. Dan tubuh istrinya itu dibawanya hingga ke kamar, direbahkan di atas tem
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-05
Baca selengkapnya

79. Pin Brankas

Fernando tidak menyiakan waktunya lebih lama lagi. Dia segera bergerak mencari cara untuk menerobos masuk ke kamar lama Jose. Menggunakan tang, obeng, serta kawat tipis, Fernando mengutak-atik kunci pintu itu sehingga berhasil membuka tanpa merusak pintu. Saat telah di dalam, Fernando melayangkan pandangannya mengedar ke seluruh penjuru ruangan. Hanya ada furnitur besar-besar yang tidak dibawa Jose. Langkah pertama Fernando tertuju pada meja kerja Jose. Segala laci dibuka, tapi tidak ada apa pun yang berharga bagi Fernando. Matanya kembali tertuju pada lemari pakaian. Isi di dalamnya sudah kosong. Dia pun kembali membuka laci demi laci di sana. Masih tidak ada sertifikat yang menjadi tujuannya mendobrak kamar ini. Pandangannya diarahkan kembali untuk menyapu sekeliling kamar serta ruangan lainnya. “Sialan! Dimana dia menyimpan semua itu? Apa dia membawanya?” Fernando mulai frustrasi dan memeriksa lagi satu demi satu lemari, kabinet, rak, bahkan sampai mengangkat tempat tidur un
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-07
Baca selengkapnya

80. Lidah Tak Bertulang

“Oh, cup cup cup, sayang. Jangan menangis lagi. Sini biar nenek yang kasih susumu. Jangan menangis lagi ya.” Mrs. Milly terlihat mengambil baby Lolita dari gendongan babysitter. Dia juga mengambil botol susu yang sudah dibuatkan kemudian memberikannya pada bibir mungil baby Lolita. Bayi mungil imut itu menyusu dengan lahap. Tangisannya terhenti seketika. Wajah Mrs. Milly terlihat begitu keibuan untuk saat-saat seperti itu. Dia menatap baby Lolita dengan senyum damainya. Selesai baby Lolita menyusu, Mrs. Milly memberikan kembali botol susu pada babysitter. Dia dengan telaten menggendong baby Lolita di bahunya agar bayi mungil itu bisa sendawa. Ketika sendawa telah terdengar dia masih menepuk punggung cucu perempuannya itu. “Kasihan kamu, sayang. Ibumu tak menghiraukan kamu. Dia wanita paling egois yang pernah nenek kenal. Seburuk-buruknya harimau, singa, bahkan tikus busuk sekalipun, mereka tidak akan menelantarkan anaknya sendiri. Apalagi masih bayi seperti kamu, Sayang. Nasib k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status