Semua Bab Un-Desirable Marriage: Bab 81 - Bab 90

105 Bab

81. Rahasiakan Ini!

“Apa kau akan pergi lagi?” Kedua lengan Thalia melingkar di pinggang Jose.Pagi itu, Jose baru saja selesai mengelap genangan air yang diakibatkan hujan semalam. Ternyata plafon di ruangan tamu ada yang bocor.Selesai mengelap, pria itu mengamati plafon, memperkirakan seberapa besar lubang di sana.“Iya. Masih ada beberapa yang bagian saham yang belum berhasil kudapatkan. Tapi aku juga tidak tahu pemiliknya. Entah bagaimana aku bisa menemukan mereka.”Jose menoleh pada Thalia dan meraih tubuh istrinya itu, merengkuh seraya menghirup aroma rambut Thalia.“Kalau hanya beberapa, biarkan saja,” hibur Thalia.“Ya, tanpa itu tidak bisa melebihi mereka, apalagi jika mereka menggabungkan bagian mereka.”“Oh, tapi kalau tidak dapat juga?” tanya Thalia penuh kekhawatiran.Di benaknya, dia kasihan melihat Jose yang telah berusaha sangat keras untuk mendapatkan semua bagian saham yang dimiliki pemegang saham minor lainnya. Sudah berminggu-minggu, Jose keluar pagi dan pulang malam. Setelah pulang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-20
Baca selengkapnya

82. A Deal

‘Sial! Sial!’ rutuk hati Gabriella karena benar-benar tak menyangka jika Mario menjadi tim appraisal di bank yang digunakan Fernando. Dia juga merutuki diri karena tidak pernah menanyakan pada Mario apa pekerjaannya. Kejadian one night stand mereka seperti pertemuan kucing dalam karung! Sungguh luar biasa ... bodoh! Melihat keberadaan Mario di rumahnya, sontak saja jantung Gabriella nyaris menerobos keluar dari rongga dadanya. Cepat-cepat wanita itu membalik tubuhnya hendak kembali ke kamar. Tapi naas, Fernando telah melihatnya. “Oh, itu istriku. Mari kuperkenalkan dulu,” ucap Fernando dan mengarahkan langkah lebar menuju Gabriella. Sontak saja Gabriella tak bisa bergerak lagi kecuali menoleh pada Fernando. Dari tempatnya berdiri terlihat bahwa kedua mata Mario membelalak lebar saat menyadari istri dari Fernando, kliennya, adalah partner one night stand-nya satu minggu yang lalu. Uh la laaah! Dunia macam apa ini? “Gabby, Sayang, ini James dan Mario, tim appraisal dari Bank of B
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-23
Baca selengkapnya

83. Kaya Mendadak

Seperti yang telah direncanakan Gabriella, pengajuan kredit Fernando diterima oleh pihak Bank of Bacallar.Dalam beberapa hari setelah tanda tangan, semua dana sudah cair.Kini, raut Max maupun Fernando terlihat sumringah. Mereka mengadakan perayaan berupa makan malam di hotel bintang lima.Mrs. Milly terlihat hadir kali ini. Tapi Maritza tidak.Lagi-lagi Maritza terlihat menghindar. Ada apa dengan gadis itu? Gabriella terheran-heran. Bertanya pada Mrs. Milly pun dia hanya mendapat jawaban yang kurang memuaskan.“Maritza lagi sibuk dengan kuliahnya. Dia sedang banyak sekali tugas. Jadi tidak bisa bergabung dengan kita,” kata Mrs. Milly berusaha bergaya acuh pada Gabby. Dia sudah tidak menyukai Gabby karena tidak pernah mau merawat anaknya sendiri.Namun, jawabannya itu malah membuat Max jadi ikut berpikir. “Bilang padanya jangan terlalu sibuk seperti ini. Masa perayaan keluarga kita dia tidak ikut. Dia kan bagian dari keluarga kita ini.”“Dia lelah sekali, Sayang. Dia sampai menyewa a
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-24
Baca selengkapnya

84. Kau Menipuku!

Sepanjang sisa minggu itu, Fernando sering bersenandung girang. Benaknya memikirkan uang yang berlipat ganda dalam investasinya.Saking gembiranya, dia sampai tidak menggubris Gabriella sedikitpun saat wanita itu sudah bersiap pergi pagi-pagi sekali.Di pikirannya, ‘Persetan kau mau jungkir balik sekalipun! Yang penting sekarang aku kaya lagi!’Dia sendiri pun bersiap untuk ke kantor, tak menggubris wanita yang masih sah merupakan istrinya itu. Di benaknya Fernando sudah merencanakan kunjungan ke bar begitu jam kantornya usai.Tentu saja wanita bayaran di sana sudah begitu menggoda benaknya setiap malam. Saat ini, uangnya kembali banyak, dia sudah bisa membayar wanita untuk kehangatan ranjangnya lagi.Gabriella sendiri saat memoles make up nya sembari memperhatikan Fernando dari cermin riasnya. Dia melihat gelagat kegembiraan di wajah suaminya itu. Dengan senyum sinis, Gabriella menyelesaikan make up dan segera meraih tas tangannya untuk melenggang. Bunyi heelsnya mengiringi langkahny
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-28
Baca selengkapnya

Kambing Hitam

“Pap!! Pap!!” Panggilan itu mengisi hiruk pikuk di ruang keluarga kediaman Berbardo. Semua yang ada di sana terkejut melihat kondisi Max yang terkena serangan jantung. “Cepat panggil ambulance!” teriak Mrs. Milly membentak para pelayan di sana. Gegas kumpulan pelayan mengahambur untuk meraih telepon dan menghubungi ambulans. Fernand terlihat sangat gusar akan kondisi ayahnya yang kini berada di pelukan Mrs. Milly. Pria itu mendelik tajam pada Gabby. “Sekarang, puas kau? Puas?!!!” Gabriella terkejut dengan kondisi ayah mertuanya. Tak menyangka jika pria itu akan terkena serangan jantung hanya karena mendengar kondisi kehamilan Maritza yang di luar pernikahan, bahkan tanpa adanya kekasih yang sedang menjalin hubungan dengan gadis belia itu. Tetap saja dia tak menyangka Mr. Max bisa mengalami hal mengerikan ini. “Aku hanya mengatakan apa yang kuketahui! Adikmu itu memang sedang hamil! Siapa yang menyangka ayahmu terkena serangan jantung?!” Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Gab
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-09
Baca selengkapnya

86. Tamu Tak Diundang!

“Silvana? Ada apa menelponku?” Jose terlihat teramat heran. Kedua alis tebalnya yang seperti golok terlihat hampir menyatu. “Jose, ini tentang ayahmu. Dia-” “Ada apa dengan pap?” tanya Jose dengan nada yang tidak terlalu antusias. Sebagian besar dirinya sudah tak mempedulikan lagi keadaan ayahnya itu. Tapi nada suara Silvana, dan kenyataan bahwa wanita itu menghubunginya, pastialh bukan untuk hal sepele. “Ayahmu terkena serangan jantung sore tadi, dan sekarang dirawat di ruang ICU. “ “Apa? Bagaimana bisa? Setahuku pap tidak mempunyai riwayat sakit jantung!” “Aku juga tidak tahu, Jose. Tapi ... saat ayahmu terkena serangan jantung, Fernando melarangku untuk menghubungimu. Tapi lima menit lalu, dia menyuruhku untuk segera memberitahumu tentang ini.” “Apakah ada yang kau curigai?” tanya Jose pada Silvana. Dadanya sudah bergemuruh hebat, antara merasakan kepedihannya sebagai seorang anak, tapi dia juga memiliki tembok pahit tentang segala kenangan bersama ayahnya itu. Ditanya sepe
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-11
Baca selengkapnya

87.

Jose mengira dia takkan peduli pada ayahnya itu. Pria tua itu tak layak mendapatkan secuil pun rasa sayang darinya. Bahkan jikalau hanya sekadar rasa kasihan, ayahnya pun masih tak pantas mendapatkannya.Ketika ibunya sakit bertahun-tahun yang lalu, jangankan mendapatkan perawatan seperti yang didapat ayahnya saat ini. Untuk membeli obat-obatan murah di apotik saja, ibunya tidak sanggup.Sang ibu masih harus bekerja ekstra dan menghemat makan hanya untuk membeli obat. Lalu ibunya juga tidak mendapatkan perhatian sama sekali dari ayahnya. Bahkan dia diusir dari rumah warisan kakeknya.Apa itu yang dinamakan manusia? Pria sejati?Lalu sekarang, haruskah dia kasihan pada pria tua tanpa belas kasihan itu?Ingin Jose mengabaikannya. Tidak memedulikannya.Tapi ketika dia mendengar kabar duka itu, hatinya bagai jatuh menembus perut dan berhamburan di tanah.Langit yang tadinya terlihat baik-baik saja, tiba-tiba bagai runtuh menindih kepalanya.Napas yang tadinya masih baik-baik saja, kini te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-14
Baca selengkapnya

88. Telepon dari Silvana

“Hah! Sangat lucu dia bisa berkata bahwa ratusan ribu dolar di rekeningnya itu hasil keringatnya sendiri? Apa dia berpikir bahwa dirinya adalah seorang presdir?” Petugas yang menginterogasi Jose mengoceh kesal atas apa yang dikatakan Jose barusan.Saat ini, kondisi Jose sudah tak berdaya. Dia baru saja disuntik obat penenang dan kini kepalanya sudah tergeletak di atas meja. Jose Antonio tak berdaya dan dalam keadaan tidur nyenyak.“Memangnya apa pekerjaannya?” tanya petugas satunya, yang bertubuh tambun. Dia juga yang meminta agar Jose disuntik obat penenang.“Dia? Setahuku dia ini hanyalah pengangguran tak jelas. Jika bukan karena dia putra dari Max Berbardo, dia pasti sudah berakhir tuna wisma di jalanan. Kalaupun dia terlihat bekerja, paling-paling pekerjaannya hanyalah pekerjaan serabutan. Tidak lebih!”“Oh, pantasan kau begitu yakin uang itu berasal dari pemberian keluarga tirinya bajingan ini.”“Tentu saja! Mrs. Milly tidak mungkin berbohong. Bajingan ini yang mengancam mereka a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-15
Baca selengkapnya

89.

“Fernando awalnya memintaku untuk tidak memberitahukan Jose saat Mr. Max terkena serangan jantung. Tapi saat sore tiba, Fernando tiba-tiba menghubungiku dan memerintahkanku utnuk mengabari Jose mengenai kondisi gawat sang ayah. Fernando juga memberitahukanku nomor kamar tempat rawat inap Mr. Max. Aku pun menghubungi Jose dan memberitahukan keadaan ayahnya itu.” Thalia mengangguk dan masih bisa megnerti apa yagn disampaikan Silvana karena dia masih mengetahui saat Silvana menelpon Jose dan suaminya itu kemudian menjenguk sang ayah. Silvana pun melanjutkan, “Lalu saat malam tiba, Fernando menelpon dan memberitahukanku jika ayahnya sudah meninggal. Ketika mereka kembali dari rumah sakit, polisi berdatangan kemudian menanyai mereka. Aku seperti mendengar bahwa mereka menyebut-nyebut tentang Jose, bahwa pria itu marah pada almarhum ayahnya karena mengajukan pinjaman bank dengan menggunakan tanah dan rumah yang sebenarnya adalah harta warisannya, sebagai agunan pinjaman. Lalu mereka j
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-20
Baca selengkapnya

90. Aku Hanya Perlu Kau Mempercayaiku

Malam hari kini menjadi momok bagi Thalia. Dia sendirian di rumah sewaan mereka. Sekalipun rumah itu tidak besar, tapi sendirian sepanjang hari dan berlanjut menjadi sepanjang malam, Thalia nyaris kehilangan kewarasannya. Ketika dia berhasil mengangkat tubuhnya untuk sekadar membasuh diri, Thalia memandangi dirinya di depan cermin. Perutnya sudah membesar. Kandungannya sudah memasuki trimester tiga. Seharusnya ini menjadi masa-masa yang tak terlupakan oleh dirinya dan Jose. Tapi alih-alih menanti kelahirannya, Thalia malah diperhadapkan dengan situasi ini. Selesai memandangi dirinya, Thalia merebahkan diri. Gerakan kaki dan tangan si baby di dalam rahimnya mulai aktif di saat seperti ini. Biasanya Thalia akan berseru girang sambil memanggil Jose agar bisa ikut merasakan gerakan bayi mereka. Tapi saat ini, Jose tidak ada di sampingnya. Memikirkan ini semua, napas Thalia mulai sesak. Pandangannya menyapu sekeliling ruangan mencari keberadaan suaminya itu. Tapi saat tak kunjung dia t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status