“Belum pulang, Mai?” Bira yang tadinya hendak keluar menuju pintu utama, berhenti sejenak di depan Mai yang tengah duduk santai di sofa lobi. “Jam kantor sudah lewat setengah jam. Pak Ibam ke mana?” “Pak Ibam sudah kusuruh pulang.” Mai memangku wajahnya dengan satu tangan yang bertumpu pada lengan sofa. “Aku di jemput Raj, mau ke tempat mama mertua.” “Rajnya belum nyampe, sudah jam segini?” “Ada kecelakaan di jalan deket kantornya, jadi agak macet.” “Ohh …” Bibir Bira membulat paham. “Bener, kan, yang Om bilang waktu itu, kalau jodoh, gak bakal ke mana! Mau dia sudah pdkt sama anak gubernur, kalau gak jodoh, ya ZONK.” Mai menatap datar pada sang om dengan helaan. Bira mengetahui semua itu pasti dari sang bunda. Memangnya dari siapa lagi? “Gak usah diungkit.” “Baru begitu aja, sudah cemburu.” Bira menyematkan senyum lebar yang ditujukan untuk meledek keponakannya. “Salam buat Raj, ya! Besok-besok, ajak makan malam di
Baca selengkapnya