Raj sengaja memelankan laju roda empat yang dikendarainya, ketika memasuki pintu gerbang kediaman Pras. Menoleh sekilas ke belakang dan melihat Mai yang ternyata juga tengah menatapnya saat ini. Tatapan datar yang selalu diberikan wanita itu kepada setiap orang. Terkadang, Raj merasa kesal sendiri jika ditatap seperti itu oleh Mai. “Apa nanti ada rencana keluar lagi?” tanya Raj memecah kesunyian yang sedari tadi melanda keduanya. Sampai sekarang, Raj masih belum menemukan celah sedikit pun untuk masuk ke dalam hati wanita tersebut. Bahkan, ketika Raj mencoba memberi Mai sebuah rayuan, wanita itu hanya memberinya tatapan datar. Tidak ada sedikit pun senyum yang terbit di wajah cantik itu. Namun, jika diingat lagi, sejak pertemuan pertamanya dengan Mai, mana pernah wanita itu menyematkan senyum lebar kepada dirinya. Sejauh ini, yang didapati Raj adalah sebuah senyum formal, seperti yang didapat oleh sesama rekan kerja. “Gak ada,” jawab Mai datar. “Kamu kalau ma
Read more