Beranda / Romansa / My Arrogant Lawyer / Waktunya Berhenti

Share

Waktunya Berhenti

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Eit, mau ke mana?" 

Entah dari mana datangnya, Raj kini sudah menghadang langkah Mai dengan merentangkan satu tangannya. Senyum khas yang selalu disematkannya ketika menatap Mai, lagi-lagi tidak pernah terbalaskan sama sekali.

Enggan menjawab pertanyaan Raj, Mai menggeser langkahnya lalu berniat pergi menjauh dari pria itu. Namun, baru dua langkah Mai menjauh, tangannya dicekal dengan cepat oleh Raj hingga ia pun berbalik seketika. Menatap datar dan menahan kesal karena pembicaraannya bersama Byakta beberapa saat yang lalu.

“Would you honor me with a dance?” tanya Raj dengan mengedip jahil kepada Mai. “For the last time.”

Wajah Mai terlihat melunak seketika, tapi tetap datar seperti biasanya. “Last time?”

“Ya,” jawab Raj dengan pasti. “Setelah ini, aku janji gak akan ganggu kamu lagi.”

“Oh!” Bibir sensual Mai itu terbuka untuk beberapa saat, tapi tidak mengerti harus mengeluarkan kalimat seperti apa untuk Raj. “Oke.” Hanya satu k

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Ismimuji 3
dicintai itu indah mai... tp yah nama nya first love... susah buat move on
goodnovel comment avatar
Irlhyt
Mai sama Endy keliatannya malah cocok kalo kayak gini mah.
goodnovel comment avatar
Irlhyt
Udah, Raj. Mai ngga mau coba. Masih ngarep banget sama Byakta. Waktunya Move On.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Arrogant Lawyer   Mengungkap Semua Rasa

    Segelas strawberry shock dan satu porsi spicy grilled squid yang sudah habis separuhnya, sedari tadi menemani Mai yang duduk di meja pojok rooftop bar, yang sudah di sulap seperti fungsinya semula. Setelah keluar dari ballroom, hal pertama yang tercetus di kepala Mai adalah pergi ke rooftop bar. Menikmati langit malam yang malam ini ternyata terhampar sangat cerah. Dengan bulan purnama dan bertabur bintang yang berkelip di atas sana. Hanya berdiam seorang diri, tanpa ingin memikirkan hal apapun di kepala untuk sementara waktu. Sesekali, telunjuk Mai menggulirkan layar benda canggih yang ia geletakkan begitu saja di atas meja. Tanpa ada satu orang pun yang menghubungi dirinya. Mai menghela panjang, seraya menumpu wajahnya dengan tangan kiri. Sementara itu, tangan kanannya sibuk bermain dengan garpu dan menusuk-nusuk cumi yang masih tersisa di piringnya. Masih memandang langit kelam dan ditemani oleh angin malam. “Long time no see, Ibu Suri.” Ma

  • My Arrogant Lawyer   Lenguhan Kecil

    PLAK! Satu tamparan langsung mendarat sempurna di pipi kiri Raj. Belum juga rasa nyeri setelah terkena bogem mentah oleh Endy hilang, kini Mai menambah rasa sakit itu dengan satu tepukan keras yang membuat rasa panas di pipi Raj melebar. “Sakit, Mai!” decak Raj dengan tangan kiri yang sudah berada di pipi. Sementara itu, tangan kanannya masih betah mengalung pada pinggang Mai. “Itu bayaran karena kamu sudah kurang ajar!” seru Mai lalu menggigit bibir bawahnya yang terasa kebas. Tidak hanya bibir bawahnya, tapi bibir bagian atasnya pun kini terasa tebal. “Kenapa gak dari tadi-tadi namparnya?” balas Raj dengan memicing jahil. “Sudah dilepas, baru nampar. Begitu enak, diam aja menikmati.” “Pergi sana!” usir Mai kemudian beranjak dari pangkuan Raj. Sudah lelah dengan gejolak emosi, yang sedari pagi selalu saja naik turun tanpa bisa ditepi. Mai membuka pintu kamar tidurnya lalu masuk ke dalam dan duduk di tepi tempat tidur. Melepaskan stilettonya s

  • My Arrogant Lawyer   Satu Tarikan Napas

    Riuh pesta resepsi pernikahan Qai yang masih menggema megah, membuat setiap orang hanya saling sibuk dengan diri sendiri, pasangan, atau pun rekan satu frekuensinya. Tidak terkecuali Sinar yang sedari tadi hanya sibuk menempel pada pada sang suami. Saling berdebat, tertawa, dan menikmati masa-masa bahagia yang masih bisa mereka rengkuh. Di tengah-tengah riuhnya pesta, Nando tergesa mendatangi Pras dan membisikkan sesuatu. Senyum hangat yang tadinya hanya tertuju pada Sinar kini berubah datar. “Di mana Mai sekarang?” tanya Pras sambil berdiri mengancingkan tuksedonya. Sinar yang duduk di sebelah Pras otomatis menatap curiga. Ikut berdiri dan tanpa bertanya lagi, ia langsung mengikuti Nando dan berjalan di samping Pras. “Nah, aku gak tahu kalau itu, Om,” jawab Nando sembari memelankan langkahnya agar bisa sejajar dengan Pras. “Manajer rooftop cuma laporan, kalau Mai bermasalah sama dua cowok di atas, sampai cowoknya pukul-pukulan. Terus, Mai masuk lift sama cow

  • My Arrogant Lawyer   Tertidur Lelap

    “Kalian tidur di sini malam ini,” titah Sinar seraya mengemasi beberapa skincare yang ada di wastafel kamar mandi. Ada beberapa peralatan make up, yang juga Sinar masukkan ke dalam tasnya. Mai yang hanya berdua di kamar dengan sang bunda, tidak menjawab. Ia sibuk meratapi nasib sembari terbaring lelah di atas tempat tidur. Mau tidur di mana pun juga tidak masalah bagi Mai. Yang benar saja, dirinya dan Raj tidak mungkin akan langsung melakukan malam pertama, bukan? Ah, memikirkannya saja Mai langsung menggeram kesal dan kembali merutuki dirinya sendiri. Merasa begitu bodoh, karena terlena dengan sebuah kenikmatan yang berujung kesialan seperti sekarang. Sejauh ini, sang bunda juga tidak mengungkit tentang kejadian memalukan yang ada di kamar Mai beberapa waktu lalu. Sinar sepertinya enggan untuk membahas hal tersebut dengan Mai. Kedua orang tua Mai itu, hanya langsung mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah, daripada harus memberi ceramah panjang lebar

  • My Arrogant Lawyer   Kapan-kapan

    Mai terbangun ketika merasakan benda yang bergetar tanpa henti di atas tempat tidurnya. Tangannya pun menjelajah untuk menggapai benda yang telah mengganggunya. Saat tangannya mendapatkan sebuah benda persegi pipih yang diyakini Mai adalah ponselnya. Tanpa memperhatikan nama yang tertera di sana, ibu jari Mai langsung menggeser icon berwarna hijau lalu meletakkan benda pipih itu di telinganya.“Hm!” gumam Mai untuk menyapa seseorang yang sudah mengganggu tidurnya. Mai bahkan kembali menutup matanya dan masih ingin melanjutkan kegiatannya barusan.“Raj?” ujar suara seorang wanita yang bernada tanya di seberang sana.“Raj?” Mai balik bertanya dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya. “Kamu siapa?” Wanita di ujung saluran juga bertanya balik dan terdengar tidak sabaran. “Di mana Raj? Kenapa hapenya bisa sama kamu pagi-pagi begini?”“Raj?” tanya Mai sekali lagi sambil me

  • My Arrogant Lawyer   Berbahagialah

    Seusai mandi, Mai keluar dan mendapati sang bunda sudah duduk di sofa yang berada di samping jendela kaca. Menatap hamparan gedung di luar sana dengan raut wajah yang sama sekali tidak bisa dibaca.“Sudah bangun, Nda?” tanya Mai yang tidak biasanya berbasa-basi seperti ini. Mai masih merasa tidak enak hati karena perbuatannya dengan Raj tadi malam. Merasa bersalah karena sudah mengecewakan kedua orang tuanya dengan berbuat hal yang tidak senonoh dengan seorang pria di dalam kamar.“Hm,” Sinar menggumam lalu menoleh pelan pada Mai yang masih memakai bathrobe. Langkah putrinya itu langsung tertuju pada sebuah tas yang tergeletak di samping pintu. Mai membawa tas tersebut lalu meletakkannya di atas tempat tidur.“Raj di luar sama ayah,” lanjut Sinar memberi tahu.‘Oh.” Mai mengambil baju ganti, lengkap dengan pakaian dalamnya, lalu berbalik menatap Sinar. “Aku ganti baju bentar, Nda.”Sinar t

  • My Arrogant Lawyer   Lima Belas Menit

    Raj akhirnya bisa bernapas lega, setelah Pras dan Sinar keluar dari kamar yang ditempatinya. Kalau saja semalam ia tidak melakukan kesalahan, mungkin berbicara dengan Pras tidak akan semenegangkan seperti pagi ini.Meskipun begitu, Raj masih bisa mengatakan bahwa dirinya beruntung, karena Pras tidak menyinggung apapun mengenai kejadian tadi malam. Pria itu hanya berbicara tegas dalam memberi nasihat untuk kebahagiaan putrinya ke depan. “Duduk,” kata Mai memberi perintah ketika melihat Raj masuk ke dalam kamar. Mai menunjuk sofa yang ada di samping jendela dengan dagunya. Sedangkan dirinya sendiri, kini tengah duduk bersila di sudut ranjang.Diperintah seperti itu, Raj tentu saja enggan melaksanakannya. Kenapa juga mereka harus duduk berjauhan, sedangkan status keduanya saat ini adalah sepasang suami istri. Mereka sudah sah di mata agama dan sudah halal jika duduk berdempetan apalagi saling menyentuh.Untuk itu, Raj melangkahkan kakinya mengha

  • My Arrogant Lawyer   Belajar Mencintai

    Seakan belum puas telah menjeritkan nama Mai dalam pelepasannya, Raj terus saja menjalarkan bibirnya sesuka hati pada tubuh sang istri. Begitu memuja, begitu mendamba. Andai penyatuan ini bukan yang pertama bagi mereka terutama bagi Mai, maka Raj tidak akan segan untuk mengambil haknya kembali. Namun, Raj masih tahu diri karena sang istri mengeluh nyeri dan masih belum terbiasa dengan penyatuan yang baru saja mereka lakukan. “Jauh sana!” geram Mai berkata ketus sembari berbalik perlahan untuk memunggungi Raj. Sangat berbanding terbalik ketika tubuhnya berada di bawah Raj dan mendesahkan nama sang suami berulang kali. Ternyata, rasa sakit saat menyatukan diri untuk pertama kali, benar-benar terasa nyata. “Panas, tauk! Mana laper!” Bukannya menjauh, Raj malah semakin menempelkan tubuh polos mereka yang masih b

Bab terbaru

  • My Arrogant Lawyer   TamaT

    Hola Mba beb ...My Arrogant Lawyer beneran tamat, kok. :D :D :DMeskipun saia juga gak rela, tapi, udah waktunya mup~on. Jadi cukup sekian dan terima kasih banyak sudah nemeni Pras sama Sinar sampai beranak pinak di GoodNovel.Sediih ... karena buat saia pribadi, Pras sama Sinar emang tokoh yang paling EUGH!, sampai saia bawa karakter mereka ke GN dengan cerita yang berbeda.Udahan curcolnya, eheheh ... Dan seperti janji saia waktu itu, ada hadiah tambahan untuk top fans setelah MAL tamat yakk. Datanya saia ambil per tanggal 20 Jan 2022 tepat pukul 20.00 WIB 1. Shifa Chibii : 500 koin GN + pulsa 200rb2. Fidyani - : 500 koin GN + pulsa 200rb3. Rafa Damanhuri : 300 koin GN + pulsa 150rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan kirim screenshood ID lewat DM Igeh @kanietha_Kok top fans 1 dan 2 sama dapatnya? Karena total gem yang diberikan ke MAL jumlahnya sama, jadi biar fair, yakk. Saia tunggu konfirmasi sampai hari minggu ya, jadi senin bisa

  • My Arrogant Lawyer   Benar-benar dicintai

    Pagi yang sibuk. Seperti itulah gambaran hari libur yang selalu dihadapi oleh Mai selama lima tahun belakangan ini. Setelah bangun di pagi hari, ia akan selalu menuju dapur terlebih dahulu untuk membuat camilan juga sarapan, untuk dua orang penghuni yang masih tertidur dengan begitu lelap. Di hari libur seperti ini, putri Mai pasti akan mengungsi ke kamarnya dan mereka akan selalu berakhir dengan tidur bertiga. Meskipun ingin protes karena jatah malamnya akan berkurang, tapi Raj tidak bisa menolak jika putri kecil mereka sudah merengek untuk minta tidur bersama. Tidak hanya itu, Raj merupakan seorang ayah yang sangat memanjakan putri semata wayang mereka itu. Apapun yang gadis kecilnya itu minta, Raj pasti akan menurutinya tanpa kata tapi. “Mamiii …” Langkah kecil yang tergesa itu berlari memasuki dapur dengan ma

  • My Arrogant Lawyer   Kebanyakan Halu

    Dengan iming-iming bahwa Rajlah yang nantinya akan mengurus bayi mereka saat malam menjelang, ketika telah lahir. Akhirnya, Mai setuju untuk bertahan dan melahirkan secara normal. Meskipun, banyak drama yang diciptakan dan entah sudah berapa luka serta cubitan yang telah diterima, Raj hanya pasrah saja. Karena ada masanya nanti, ia akan membalas semua ‘dendam’ saat ini pada Mai. Tunggu saja saat masa nifas istrinya itu selesai, maka Raj benar-benar akan membalasnya. Sampai pada akhirnya, Raj benar-benar terhenyak ketika kuku-kuku nan lentik dan terawat itu kembali menusuk pada luka yang sama. Hanya saja, kali ini tancapan kelima jemari itu lebih bertenaga dari yang sudah-sudah. Ditambah, jeritan sang istri yang sangat panjang itu, ternyata mengakhiri semua perjuangan seorang Mai. Seorang bayi perempuan nan cantik, akhirnya lahir ke dunia dengan penuh perjuangan. Mendengar tangis pertama yang begitu kencang dari bayi mungil mereka, membuat Raj seketika menitikkan air

  • My Arrogant Lawyer   Pendengar Setia

    Begitu keluar dari mobil yang berhenti di depan lobi pintu rumah sakit, Sinar langsung menelepon Raj untuk bertanya mengenai kamar yang Mai tempati saat ini. Namun, satu hal yang membuat Sinar akhirnya menggelengkan kepala, karena putri dan menantunya itu masih berada di sebuah restoran Padang. Mai masih belum mau beranjak dari sana, karena beralasan perutnya masih terlalu penuh, sehingga enggan untuk melangkah. Pada akhirnya, Sinar dan Pras hanya bisa menjenguk Sila untuk sementara sembari menunggu Mai sampai ke rumah sakit. Sebenarnya, Sinar hendak mengomeli Qai karena tidak memberinya kabar sama sekali mengenai kondisi Sila. Putranya itu juga tidak mengangkat, ketika Sinar meneleponnya. Hingga rasa penasaran bercampur kesal, kini hendak ia luapkan pada putranya itu, sampai Sinar merasa puas. Namun, setelah Sinar dan Pras masuk ke dalam ruangan yang ditempati Sila saat ini, semua rasa kesal itu akhirnya hilang. Melihat Sila yang benar-benar terbarin

  • My Arrogant Lawyer   Kapan Lagi

    Pikiran Sinar dan Pras kali ini benar-benar terpecah. Sungguh merasa tidak nyaman dengan Bira dan sang istri. Setelah pagi tadi Qai tidak bisa menghadiri pernikahan, karena harus menjaga Sila yang mendadak pingsan dan langsung dibawa ke rumah sakit. Kini, Raj menelepon untuk mengabarkan hal yang sama. Tidak bisa menghadiri akad nikah yang akan berlangsung, karena kondisi Mai yang mulai kontraksi dan harus berangkat ke rumah sakit. “Gimana?” tanya Pras setelah Sinar kembali menelepon Raj. “Ini lagi mau jalan ke rumah sakit.” Sinar meraih tangan Pras dan meremasnya dengan kuat. Menyalurkan kecemasan yang kini tengah menggelayut di hatinya. Melahirkan seorang anak ke dunia tidak akan pernah mudah. Untuk itulah, rasa cemas di hati Sinar kini semakin menjadi-jadi. “Sudah ngomong sama Bira?” Pras mengangguk. “Sudah, setelah akad nikah selesai. Kita langsung ke rumah sakit.” “Aku gak enak sama Bira kalau begini,” keluh Sinar. “Terus maumu itu bagaima

  • My Arrogant Lawyer   Alasan Terbaik

    Sejak kejadian hari itu, Raj sangat berhati-hati dalam mengeluarkan ucapannya. Semua Raj lakukan demi calon putrinya, demi Mai dan tentu saja demi keluarga kecilnya. Mengingat wajah Pras ketika mengancamnya kala itu, hati Raj juga sempat waswas dengan nasibnya jika Mai sampai tidak ingin berbaikan dengannya. Bukan karir yang Raj permasalahkan, tapi, nasib rumah tangga yang sudah pasti akan tercerai berai. Apalagi, jika nantinya ia tidak bisa bertemu dengan istri dan anaknya ketika telah terlahir ke dunia. Hanya satu hal itu yang Raj cemaskan, ketika sang mertua sempat memberi ancaman sedemikian rupa. Namun, nasib akhirnya berpihak pada Raj. Sang istri ternyata tidak sesulit itu ketika dibujuk. Bahkan, jika dipikir lagi, Mai itu cenderung penurut meskipun harus banyak drama yang tercipta sebelumnya. Asal kemauannya dituruti, maka dunia akan aman sejahtera. Hanya itu kuncinya jika ingin berhasil saat bernegosiasi dan berhadapan dengan Mai. Masalah hati, R

  • My Arrogant Lawyer   Cuti

    Begitu mendengar penjelasan dokter, mengenai kondisi Mai dan kandungannya baik-baik saja, ketiga orang yang saat ini berada di kamar VVIP itu langsung bernapas lega.“Meskipun baik-baik saja, tapi tingkat stresnya tetap harus dijaga,” lanjut dokter menjelaskan kondisi psikis Mai yang memang harus tetap diperhatikan karena tengah hamil besar. “Karena dampaknya, tidak akan baik bagi kondisi janin.”Manik Sinar dan Pras kompak menatap Raj dengan sebuah tanda tanya besar. Tampaknya, rumah tangga putrinya dengan Raj, sedang tidak baik-baik saja. Kalau Mai tidak stres, tidak mungkin putri mereka itu akan terdampar di rumah sakit seperti sekarang.“Baik, Dok, terima kasih,” ucap Sinar dan sang dokter itu berlalu dari ruang rawat inap tersebut. Menyisakan keempat orang yang kini saling pandang dalam diam.“Stres?” Pras menghampiri sang putri lalu duduk di tepi tempat tidurnya. “Kalian berdua bertengkar?”

  • My Arrogant Lawyer   Terima Akibatnya

    Raj memang sengaja pulang terlambat. Bahkan, Raj pulang ke rumah saat langit sudah berubah kelam. Hatinya masih merasa kesal karena kejadian siang tadi. Ia bahkan sampai melupakan, kalau sudah membayar kamar hotel yang akan ditempati malam ini bersama sang istri.Ketika roda empatnya sudah berhenti di depan pagar, Raj mengernyit memandang rumahnya yang gelap gulita. Tidak mungkin kalau Mai belum pulang sampai semalam ini. Atau, Raj telah melewatkan sesuatu?Mengeluarkan ponselnya dari saku jas, Raj meneliti satu pesatu telepon masuk beserta chat yang ia terima dari siang sampai detik ini. Namun, tidak ada nama istrinya di dalam sana.Atau, jangan-jangan telah terjadi sesuatu dengan Mai di dalam sana?Bulu kuduk Raj merinding seketika membayangkannya. Ia buru-buru keluar, membuka pagar dan masuk ke dalam rumah dengan tergesa. Menyalakan seluruh penerangan yang ada dan mencari sang istri di setiap sudut rumah.“Mi …”Setelah

  • My Arrogant Lawyer   Rawat Inap

    “Ke rumah sakit, Pak,” titah Mai setelah Ibam masuk ke dalam mobil dan sudah berada di belakang kemudi.“Ke rumah sakit?” tanya Ibam membalik badan seraya memasang sabuk pengaman. “Rumah sakit mana, Bu? Tadi kata pak Raj, saya disur—”“Ke rumah sakit ibu dan anak,” putus Mai lalu menyebutkan nama rumah sakit yang biasa ia kunjungi setiap bulannya untuk kontrol kandungan. “Nanti sampai sana, Pak Ibam bisa pulang aja.”“Loh, Bu? Kena—”“Jangan bilang sama pak Raj, kalau saya di rumah sakit.” Mai kembali memotong ucapan Ibam. “Udalah Pak, jalan aja. Saya capek banget mau ngomong.”“I-iya, Bu.” Ibam mana berani membantah. Ia langsung melajukan mobilnya ke tempat yang sudah disebut oleh sang majikan. Meskipun banyak tanya yang ada di kepala, tapi Ibam tidak berani bertanya ketika mood Mai terlihat buruk seperti sekarang.Selama

DMCA.com Protection Status