Hola Mba Beb, bab ini gratis dan bukan update –Moon maap– eheheh …
Pertama-tama, makasih buat semua dukungan Mba Beb sekalian, karena Sinar dan Pras meraih juara 1 event GoodNovel dengan tema “Kekasih Brengsekku”.
Jadi, saya mau bagi-bagi hadiah berupa 3000 koin gratis untuk 30 pembaca yang beruntung. It means, 1 pembaca akan mendapat 100 koin.
Caranya mudah banget. Sila tinggalkan kesan, kritik, maupun sarannya di komentar, dan jangan lupa bintang limanya. Ini berlaku di dua cerita on going saia, yaitu :
~ My Arrogant Lawyer (20 pembaca)
~ Sexiest Journalist (10 pembaca)
Gampang, kan! Jadi tunggu apa lagi? ~~
Untuk pemenang, nanti bakal diumumin di akhir bulan yaak.
Eeehh, satu lagi, saia juga bakal ngasih hadiah kejutan untuk 3 pemberi gems terbanyak di My Arrogant Layer dan Sexiest Journalist setelah tamat. Hal ini sebagai ungkapan rasa terima kasih karena sudah banyak mendukung kedua cerita itu.
Sekali lagi, saia ucapkan terima kasih banyak atas semua atensi dan dukungannya yaaa …
~ Feel free to judge me ~
Kisseeeedd ….
PS : Ada cerita baru dan masih gratis. Kalau lagi iseng bolehlah mampir ke sana dan kasih komen. Tapi, baru bisa dibaca di web, belum masuk ke aplikasi.
Judul : Sang Sekretaris dan Cinderella Hot Story
Raj berbaring di sebelah Mai dengan senyum puas. Lampu kamar yang masih berpendar terang itu, menandakan keduanya masih saja belum terlelap. Meskipun, jarum jam yang terpaku di dinding, kini hampir menyentuh angka tengah malam. Mai yang sudah berkali-kali merasakan pelepasannya malam ini, lantas berbaring miring. Menatap wajah yang masih saja mengatur napas, karena sebuah rasa puas yang begitu nikmat. Jika ditelisik lagi, wajah Raj sebenarnya cukup tampan. Tatapan pria itu selalu saja terlihat teduh. Bibir tipis itu pun, selalu memasang senyum ramah kepada siapa saja. Tanpa terkecuali. Namun, entah mengapa Mai selalu saja merasa kesal, ketika melihat senyum itu terlukis sebelum mereka menikah. “Kenapa lihat-lihat,” tanya Raj melarikan maniknya untuk melirik Mai. “Pengen lagi?" Andai tidak mengingat kalau besok adalah hari kerja, Raj pasti akan kembali meminta haknya kepada sang istri. Mai tidak menjawab. Hanya termenung datar, menatap pria yan
“Ay …” “HM!” Gumaman kesal itu sengaja Mai keluarkan untuk merespon panggilan Raj. Sudah berkali-kali Mai mengatakan bahwa ia tidak menyukai panggilan itu, tapi Raj, seolah semakin sengaja menggaungkannya. “Kamu sering ketemu Byakta di kantor?” “Hm.” Mai yang tengah menjalin simpul dasi di leher Raj, kembali menggumam seraya mengangguk. Tatapannya tetap tertuju pada juntaian dasi yang masih berada di tangan. Kalau biasanya, ia akan memakaikan dasi untuk Qai, tapi kini, setiap pagi Mai akan memakaikannya di leher sang suami. Layaknya sang bunda, yang dulu selalu melakukan hal tersebut pada Pras. Lantas sejauh ini, Mai hanya mengikuti apa yang dilakukan Sinar setiap harinya. Dari menyiapkan pakaian, sampai membantu Raj untuk memakai jasnya. Mai sudah merekam semua itu tanpa cela di dalam ingatan sedari kecil. “Sering ngobrol?” “Nope.” “Pernah makan siang bareng?” “Nope.” “Pernah ahkk
“Belum pulang, Mai?” Bira yang tadinya hendak keluar menuju pintu utama, berhenti sejenak di depan Mai yang tengah duduk santai di sofa lobi. “Jam kantor sudah lewat setengah jam. Pak Ibam ke mana?” “Pak Ibam sudah kusuruh pulang.” Mai memangku wajahnya dengan satu tangan yang bertumpu pada lengan sofa. “Aku di jemput Raj, mau ke tempat mama mertua.” “Rajnya belum nyampe, sudah jam segini?” “Ada kecelakaan di jalan deket kantornya, jadi agak macet.” “Ohh …” Bibir Bira membulat paham. “Bener, kan, yang Om bilang waktu itu, kalau jodoh, gak bakal ke mana! Mau dia sudah pdkt sama anak gubernur, kalau gak jodoh, ya ZONK.” Mai menatap datar pada sang om dengan helaan. Bira mengetahui semua itu pasti dari sang bunda. Memangnya dari siapa lagi? “Gak usah diungkit.” “Baru begitu aja, sudah cemburu.” Bira menyematkan senyum lebar yang ditujukan untuk meledek keponakannya. “Salam buat Raj, ya! Besok-besok, ajak makan malam di
Mai duduk di tepi ranjang milik Raj sembari menjelajahkan maniknya. Meneliti tiap barang yang dimiliki oleh pria itu di kamarnya. Terlihat bersih dan rapi. Bahkan kamar Qai yang notabene dibereskan oleh pelayan rumah, tidak serapi milik Raj. Untuk ukurannya, memang sangat jauh jika dibandingkan kamar milik Mai yang ada di rumah. Jika dilihat lagi, ukuran kamar Raj sepertinya tidak jauh beda dengan walk in closet milik Mai yang ada di kamar. Atau, mungkin masih sedikit lebih besar. “Ini kamar, siapa yang bersihin hari-hari?” tanya Mai. “Suamimu, lah,” balas Raj sembari melepas satu per satu kancing kemejanya di depan lemari yang terbuka. “Kadang, Sila, kadang juga mama. Lihat situasi juga, kalau aku sibuk banget, ya gak bakal sempat bersih-bersih.” Raj mengambil kaos
“Ckckck, aku baru tahu kalau kamu punya bakat bohong.” Belum ada lima menit roda empat milik Raj menjauh dari rumah orang tuanya, pria itu sudah melempar sindiran kepada Mai. Lantas, yang disindir tidak berkomentar atau menoleh sama sekali. Mai hanya menurunkan sandaran jok, lalu menutup matanya dengan satu tangan. “Ay, suamimu lagi ngomong, di dengar.” “Hm, aku dengar,” sahut Mai dengan mata terpejam. “Silakan dilanjut.” “Kalau aku lanjut, kamu pasti tidur,” pungkas Raj geregetan. “Tidur ajalah, nanti dilanjut kalau sudah sampai.” “Hmm.” Raj menghela. Terkadang, ia harus terus memupuk kesabaran jika menghadapi sisi
Sembari menunggu Mai yang berada di kamar mandi, Raj pergi ke walk in closet untuk mengganti pakaiannya. Setelah selesai dan keluar dari ruang penyimpanan pakaian, Raj sudah mendapati Mai duduk di meja riasnya. Menyemprotkan sesuatu di wajah, lalu berlanjut dengan beberapa hal lagi setelahnya. “Kita belum selesai, Ay,” kata Raj lalu duduk sembari bersandar pada headboard. Berselonjor lalu menarik selimut sebatas paha. Manik Mai menatap Raj sekilas dari pantulan cermin meja riasnya. Sembari menepuk-nepuk wajah, Mai memutar sedikit tubuhnya untuk menatap sang suami. “Mau apa lagi?” “Kamu masih berat dengan pernikahan ini?” tanya Raj kembali ke maksud awal pembicaraannya. “Aku mau kamu jujur, Ay.” “Aku, sedang berusah
Sejak awal menjatuhkan hati pada Permaisuri dari keluarga Sagara, Raj paham benar dengan konsekuensi yang akan dihadapi ke depannya. Terlebih, ketika dirinya saat ini sudah menjadi menantu dari keluarga tersebut. Maka, semua gerak geriknya di luaran sana pasti akan lebih disorot lagi. Namun, satu yang Raj tidak habis pikir, kalau Mai berani mengancam menggunakan keahliannya sebagai pengacara. Jika dipikir-pikir lagi, itu berarti Mai tidak ingin Raj berselingkuh darinya. Memangnya, istri mana yang ingin suaminya berbuat serong di luar sana. Hanya saja, satu yang tersirat dari ancaman Mai tersebut. Yaitu, Mai ingin pernikahan yang mereka jalani sekarang tetap bertahan. Semoga, semua ini menjadi awal yang baik untuk kehidupan rumah tangga mereka ke depannya. Lantas, seperti yang sudah dititahkan oleh Sinar waktu itu
Hola Mba Beb. Udah akhir bulan, waktunya pengumuman. Yang namanya tertulis di bawah ini, bisa DM ID-nya di igeh saia yaakk @kanietha_ (pake [_] underscore di belakang yakk). Saya tunggu sampai tanggal 4 Nov, yaa. Setelah itu, moon maap kalau hangus. Karena saia ngirim datanya sekaligus ke pihak GN. 1.Luspita Gusti 2.Novel Lovers 3.RF Riani 4.Rna Waty 5.Tralala 6.Aisha Arkana 7.Mia Prahartina 8.Yunianingsih Surya 9.Ratna Puspita 10.Sophia Setiawan 11.Ismaya Melaningsih 12.Lilis Suryani 13.Arunika Eklibb 14.Yielda Sofyan 15.Loetfie Iloet 16.Arie Asmara 17.Retna Seipudien 18.Nuey Azizah 19.MyLusiana 20.Hepi 21.Himatul Aliyah H 22.Kharem Nisya 23.Irwani Siregar 24.Hayati Nur 25.Mala Intan 26.Mmbak6658 27.Niessa Diana 28.Novee Lim 29.Devirulli27