Semua Bab Godaan Memikat Lelaki Penguasa: Bab 111 - Bab 120

247 Bab

111.Mencoba

      Kenzo dengan cepat mengerjakan pekerjaan kantornya. Antara bahagia dan kebingungan masih melanda, seakan seperti mimpi. Pernyataan Helene, mengejutkan, namun dia juga sempat berpikir demikian. Mengingat wajah imut, tampan anak kecil bernama Rafael tersebut sangat mirip dengan dirinya. Kenzo gegas pergi ke luar kantor setelah itu, melajukan mobil ke arah jalan raya. Senyum terkembang di bibir, hati yang seolah pernah mati kini kembali hidup, ada anak yang dia tidak ketahui keberadaan sebelumnya. Sangat bahagia, sudah pasti. Mengingat banyak kenangan manis bersama Nayla, kemudian terhempas sebuah perpisahan selamanya.      "Astaga, aku memiliki anak," ujarnya bahagia, lelaki tersebut tertawa kecil.      Dengan cepat Kenzo melajukan mobil ke arah kantor milik Edzard, dia sempat melirik ke arah sepeda motor Helene, masih terparkir di sana. Lelaki itu lebih memilih menunggu Helene di parkiran. Dia menutup mata, mengingat
Baca selengkapnya

112. Putra Kita

     Kenzo tiba-tiba menghentikan laju mobil di depan salah satu gedung pusat perbelanjaan. Helen menoleh ke arah lelaki tersebut lalu mengernyitkan kening. Kenzo tersenyum, lalu melepas sabuk pengaman miliknya dan juga milik Helene. Wanita tersebut menatap ke arah Kenzo dengan tatapan kebingungan.       "Mengapa kita berhenti di sini?" tanya Helene.       "Beli baju untuk Rafael, anak kita," ujar Kenzo tersenyum.       "Sejak kapan Rafa menjadi anak kita, dia anakku, hanya aku," tegas Helene.       "Ada benihku yang masuk ke dalam milikmu, sehingga menjadi Rafael, Helene. Darahku mengalir padanya," desis Kenzo mengacungkan jari tangan ke arah bagian bawah lalu ke dada Helene.        Wanita itu menelan saliva, mengingat tatapan mata menggoda. Wajah tampan rupawan yang membuat Helene terpana. Helene mengingat masa lalu, di mana dia begitu luruh pada b
Baca selengkapnya

113. Maaf?

    Ruang tengah, di mana dinding bercat putih, ada sofa sudut terbentang, cukup besar. Hordeng warna putih bersih menutup jendela, di mana di luar sana sudah nampak gelap gulita. Suara tawa sesekali terdengar, ketika tayangan tv yang menyiarkan siaran talkshow berbumbu komedi. Edzard bersama Devan sang ayah, tengah menikmati teh panas di sofa paling ujung. Sedangkan nyonya Devan dan Rere duduk di paling tengah. Rere menoleh ke arah ibu mertua lalu ke arah sang suami, lelaki gagah itu sibuk berbincang masalah pekerjaan. Yah, di waktu yang tidak ada pembahasan lain selain pekerjaan ketika bingung hendak ngobrol tentang apa.      Suara bel pintu terdengar nyaring, keluarga Devan sedang berkumpul usai makan malam bersama itu saling pandang. Waktu yang berlalu lebih berharga, sedikit saja mereka masih meluangkan waktu untuk bersama. Kehilangan membuat mereka lebih menghargai waktu kebersamaan. Seorang wanita paruh baya, salah satu asisten rumah tangga ma
Baca selengkapnya

114. Demam

     Angin malam berembus menyapa, membuat dedaunan terseok-seok. Langit hitam pekat, pancaran rembulan begitu mempesona, menyinari, cahaya itu menembus lubang ventilasi sebuah kamar. Di mana ada sepasang suami istri berbaring dengan berhadapan di sebuah ranjang. Saling menatap penuh kasih sayang. Untaian kata maaf yang wanita itu lontarkan masih terngiang jelas, di ingatan. Untuk apa sang istri meminta maaf? Begitu tanda tanya lelaki tersebut dalam benak.      "Maaf karena saya belum bisa menjadi istri sempurna," jawab sang wanita mengulas senyum, sedih.       "Hei, kau adalah tipe istri sempurna, Sayang. Aku sangat beruntung memilikimu," kata sang suami.       "Tapi saya belum bisa memberikan Abang keturunan," terang Rere       "Jangan pikirkan itu," kata Edzard.       "Bang Edzard," sapa wanita tersebut, "Saya mungkin istri sempurna tapi Abang tidak me
Baca selengkapnya

Pengumuman Hiatus!

Assalamu'alaikum, Apa kabar pembaca tersayang? Semoga sehat selalu ya. Untuk semua pembaca tersayang, mohon maaf semua, dengan berat hati author akan hiatus dulu untuk novel Godaan Memikat, kondisi badan masih sering drop, jadi tidak bisa pegang dua novel sekaligus. Sementara mau fokus ke Love Sugar Daddy yang akan segara tamat. InsyaAllah akan UP DATE kembali mulai tanggal 1 Februari, mohon pengertian, dan terima kasih banyak untuk seluruh D'Lovely KarRa, sayang kalian banyak-banyak. Jangan lupa tetap ikuti kisah Godaan Memikat dan Love Sugar Daddy selalu. Kalian bisa ikuti up date novel via sosial media author. @karra_lovely  fesbuk: KarRa Sekian dan terima kasih, Salam Sayang -KarRa-  
Baca selengkapnya

115. Perasaan yang Hadir

     Manis, satu kata untuk perlakuan Edzard terhadap Rere. Juga penuh kasih sayang dan perhatian, sebagai seorang istri, Rere merasa bahagia, memiliki suami begitu sempurna. Memperlakukan dirinya bak seorang ratu, hanya sayang Rere merasa bahwa dia tidak cukup mengetuk pintu hati sang sua,i. mengubah nama wanita lain di hati Edzard menjadi namanya, sampai kapan hidup akan penuh kepura-puraan. Lelah, itu yang Rere rasakan, merasa lelah dengan segala perjuangannya. Mungkin ini ganjaran yang harus dia terima. Pernikahan tidak disengaja yang mereka lakukan. Rere yang sedari awal menyia-nyiakan suami sebaik Edzard, saat masih menjadi satu-satunya istri. Hati Rere masih tertambat lelaki lain, dia begitu buta akan cinta semu yang dia dan Kenzo jalin. Mengabaikan segala rasa sang suami, di depan Matanya menemui lelaki lain. Ah, sungguh pemandangan bodoh yang pernah Rere perbuat. Pernikahan pada dasarnya sesuatu yang sakral, harusnya dia tidak melakukan perbuatan bodoh s
Baca selengkapnya

116. Khawatir

    Edzard mengentakkan kakinya tidak tenang sepanjang rapat berlangsung, pikirannya tertuju kepada sang istri. Sedang apa dan bagaimana keadaannya sekarang. Setiap kali dia menghubungi Rere yang mengangkat telepon pasti Angel. Ingin dia marah-marah kepada wanita yang satu itu. Rapat baru saja usai, anak buahnya telah keluar ruangan. Hanya Edzard yang masih tinggal. Hingga suara ketukan di pintu entah untuk ke berapa kali berbunyi.    “Pak, Edzard,” sapa seorang lelaki ketika Edzard menoleh ke arah pintu.    “Iya,” jawab Edzard.    “Ada ….” Ucapan lelaki tersebut terhenti lantaran seseorang menyerobot masuk, menyenggol sedikit lengannya.    “Hai, sobat,” sapa lelaki itu.     Edzard terkekeh, “Ada apa Ken, kau terlihat bahagia sekali,” ujar Edzard menyapa tamu tidak diundangnya itu.
Baca selengkapnya

117. Teman Berbagi Cerita

    Pertanyaan yang dilontarkan Angel membuat Rere kembali berpikir keras, sudah cukup lama peristiwa itu terjadi. Sudah saatnya dia melupakan namun nyatanya tidak semudah itu. Saat ini mungkin Edzard akan menerima dengan lapang dada namun, bagaimana dengan esok hari. Apa Edzard akan tetap menerima hal tersebut, ketakutan Rere semakin menjadi. Wajahnya memucat seketika.     “Re, kamu baik-baik saja?” tanya Angel.     Rere yang sempat melamun menoleh ke arah Angel lalu mengulas senyum dan mengangguk. Angel terlihat tidak enak hati, mengingat hal yang dia tanya begitu sensitif. Wanita itu menggigit bibir bawahnya, dia gusar, membenahi letak duduk lalu berdeham. Menghela napas panjang, walau bagaimana pun, dia tidak bermaksud menyinggung Rere, melainkan ingin wanita di hadapannya itu kuat, berhasil melupakan masa lalu.      “Maaf jika pertanyaanku ini sangat lancang, Re,” ujar Angel penuh hati-hati
Baca selengkapnya

118. Memikirkan Istri

     Edzard mendengkus kesal, ingin sekali rasanya dia mencari keberadaan sang istri namun, kesibukan menghadiri rapat di beberapa tempat berbeda membuatnya mengurungkan niat. Semua rapat penting bagi kemajuan perusahaan, terutama pertemuan dengan makan malam dengan rekan bisnis dari luar kota. Sejak siang tadi sang istri sangat sulit sekali dihubungi, setiap kali tersambung. Angel yang mengangkat telepon, dia bahkan tidak memberikan waktu untuk berbincang dengan sang istri. Bukan tidak mengijinkan Rere keluar. Dia hanya ingin menanyakan kabar terhadap sang istri, bukankah itu suatu hal yang lumrah.     Perasaan cemas bercampur aduk ibarat benang kusut tidak terurai dan membuat kepala pening. Edzard berulang kali menilik jam tangannya. Menunggu rekan bisnis di sebuah restoran membuat dia jenuh. Lelaki tersebut mengentak-entak kaki, terasa menyesakkan di dada. Raga ada di tempat tersebut namun, tidak untuk pikira. Dia sungguh sangat kha
Baca selengkapnya

119. Memanjakan Diri

    Senja tiba, Rere baru pulang ke rumah bersama Angel, kedua mertuanya tidak ada di tempat. Kedua wanita tersebut baru kembali dari jalan-jalan seharian, pergi makan, ke bioskop lalu ke salon untuk perawatan, berbelanja pakaian, makan lagi dan akhirnya setelah lelah pulang ke rumah. Rere juga mulai membuka hati, mencoba percaya berbagi cerita dengan Angel. Usai kepergian Nayla yang menjadi kehilangan teramat dalam, belum ada lagi sahabat yang siap ada untuknya. Bukan tidak ada, hanya mungkin dia yang ragu untuk membuka hati dan perasaan, percaya pada seseorang.    Saat ini Rere tengah mencoba lingerie yang dibelikan Angel, wanita itu memandang ke arah cermin. Mengamati pantulan dirinya, terlihat sangat sexy. Bagian kerah membentuk v, sedangkan pengait tersebut hanya seperti tali menggantung di pundak, ah malu sekali wajahnya memerah, semerah warna lingerie yang melekat di tubuhnya. Tidak ada mantel lingerie, hanya dress sexy setinggi lutut saj
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
25
DMCA.com Protection Status