Kenzo masuk ke dalam ruangannya, dia melangkah cepat menuju ke singgasana, duduk di tempat tersebut sembari membolak-balik dokumen yang menumpuk di meja. Tsek! Dia berdecak kesal, tatapannya tajam menelusuri ruangan. Kaki yang Kenzo tidak bisa tenang terus menginjak-injak lantai mirip anak kecil yang gugup.“Ah, sial!” cebik Kenzo yang lalu bangkit, dia berjalan mondar-mandir di dekat jendela kaca.Langit terpampang luas di luar sana. Ruangan Kenzo berada di paling atas lantai dua puluh, dia sejenak menikmati pemandangan mengesankan tersebut. Bayangan Rere tiba-tiba menghias di sana, senyum yang tadi dia temui. Sejenak Kenzo terbelenggu dengan pesona itu. Dadanya sesak seketika, keserakahan yang dulu membelenggu dirinya begitu menyisakan sesal. Namun, bukan itu titik poin yang ada, satu hal yang tidak mampu Edzard lampaui, beda keyakinan yang tidak mampu membuatnya menyatu, ikhlas harus dia lepas.“Astaga, apa yang aku pikirkan, Tuhan!” d
Baca selengkapnya