Share

128. Nihil

Penulis: KarRa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-07 21:54:42

Edzard menghela napas panjang, dia murung, yah semua salahnya. Lelaki tersebut menatap langit malam nan hitam di balkon kamar. Dia duduk sejenak lalu kembali berdiri menopangkan siku di kedua tangan ke tralis besi. Apa yang terjadi sekarang, seberat apa pun usaha dia menyangkal. Namun, masa lalu tetap mengukung dirinya. Lelaki yang memiliki dua istri, mirisnya lagi semua yang ada menjurus kepada kesalahannya. Seperti seorang lelaki yang mengkhianati istri pertama lalu menikah dengan wanita yang menjadi selingkuhannya. Itu pemikiran yang selalu mengganggu Edzard. Karena dia tidak tahu pasti apa yang sebenarnya orang pikirkan.

“Abang,” sapa Rere.

Edzard menoleh ke arah pintu jendela, lelaki tersebut membalas senyum wanita yang berjalan mendekat ke arahnya. Edzard lalu memeluk tubuh sang istri mengelus wanita yang tengah mengandung darah dagingnya. Sungguh Edzard tidak ada niatan untuk menduakan sang istri, tidak ada lagi luka yang ingin dia torehkan pada wani

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mida Daningsih
rere bljrlah ikhlas unk meninggalkan edzard...
goodnovel comment avatar
Amell Formosa
Rere kadang saya kdang aku ? klo boleh jgn trlalu pormal panggilan y aku ja, klo abang Ed nemuin evelin tinggal ja Rere bang Ed tidak mencintai mu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   129. Penyesalan Kenzo

    Memandang bintang di atas langit membuat Kenzo seperti terhibur, lelaki tersebut duduk di sebuah kursi panjang bercat putih di dekat kolam renang. Dia baru saja istirahat usai bermain dengan sang putra, Kenzo menengok ke arah jam di tangan yang masih menunjukkan pukul sembilan malam. Sebentar lagi dia akan kembali pulang, Helene berjalan mendekat ke arah lelaki tersebut lalu duduk di sampingnya. “Mau aku buatkan minum?” tanya wanita tersebut manja. “Ah, tidak perlu aku akan pulang sebentar lagi,” jawab Kenzo menoleh ke arah wanita yang duduk di sampingnya. “Kau masih memikirkan Nayla?” tanya Helen tiba-tiba membuat Kenzo mengernyitkan kening. Lelaki tersebut tersenyum kecut, Helene mengelus pundak lelaki yang menjadi ayah biologis putranya itu. “Kadang aku merasa apa ini karma dari perbuatan buruk di masa lalu, mengapa harus demikian kisah cinta yang harus dijalani. Mengapa hati harus ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-08
  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   130. Tanpa Cinta?

    Rere bangkit dari ranjang, dia tidak bisa tidur lantaran memikirkan banyak hal. Bagaimana bisa dia bertahan jika hati dan jiwanya saja rapuh. Dia bangkit berdiri lalu berjalan keluar kamar. Niat untuk keluar berjalan-jalan dia urungkan lantaran dari arah jendela kaca dia dapat melihat rintik gerimis yang tersorot dari cahaya lampu penerang. Rere menghela napas berat lalu memutuskan ke dapur. Bruk! Rere tidak sengaja menendang tempat sampah hingga terjatuh, wanita tersebut membungkuk lalu meletakkan tempat sampah di ujung ruang dapur agar tidak kembali menyandung seseorang yang lewat. Dia membuat segelas susu hangat dan mengambil sisa cake yang dia taruh di dalam lemari pendingin. Rere melangkah pelan lalu akhirnya duduk di ruang tengah, menonton televisi. Nyonya Devan yang kebetulan terbangun lantaran mendengar sedikit berisik di area dapur lalu menuruni tangga, dia mengernyitkan kening ketika melewati ruang tengah. Lampu dan juga televisi menyala, wanita paruh

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-08
  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   131. Titik Rendah Helene

    Kenzo menaiki anak tangga di rumah miliknya yang telah dia alihkan atas nama Rafael. Dia mengedarkan pandang, tidak ada yang berubah dari tempat tersebut hanya beberapa foto dia, Helene dan Rafael terpampang di beberapa tempat. Kenzo sengaja memasang banyak foto bertiga termasuk di ruang tamu di mana keluarga dirinya dan Helene foto bersama. Jika itu satu keluarga yang utuh akan terlihat harmonis tetapi tidak dengan yang terjadi sesungguhnya. Hubungan dirinya dan Helene sebatas untuk kepentingan Rafael, selebihnya berteman baik layaknya tanpa hubungan. Kenzo menghentikan langkah ketika bertemu pandang dengan Helene yang hendak turun tangga. “Ah, aku sudah mengganti seprei di kamarmu, dan aku baru ingin menemuimu,” ujar Helene. “Terima kasih,” ujar Kenzo. “Mau aku buatkan kopi?” tawar Helene yang mencoba memecah kecanggungan dengan banyak bicara. “Teh saja, jangan ….”

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09
  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   132. Hasrat Terpendam

    Ragu, tetapi dia mencoba untuk percaya kepada Kenzo, apa salahnya untuk sekedar percaya. Walau hati ragu namun, tidak ada salahnya jika mencoba. Begitu pikir Helene pada akhirnya. Dia menutup sejenak memantapkan hati lalu menghela napas dan tersenyum. Tangan kanan Helene terangkat, dia meraih uluran tangan Kenzo. Lelaki tersebut tersenyum bahagia lalu memeluk nya erat. Nyaman itu yang dirasakan keduanya, dengan pelukan sebentar itu, semilir angin dingin menyapa keduanya. Remang lampu kamar redup membuat suasana seketika berubah romantis, dan hangat setiap sentuhan Kenzo meluluhkan Helene. Lagi, wanita itu terpikat akan tatapan mata menenangkan milik lelaki yang berdiri di hadapan. Terpikat, sudah pasti sentuhan itu benar-benar memabukkan, milik Kenzo bereaksi keras ketika dadanya saling bersentuhan dengan dada Helene yang membusung. Lelaki tersebut meraup wajah Helene dan kemudian mendaratkan ciuman di bibir wanita itu. Helene sendiri bergeming

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   133. Jerat Hasrat Sang Penggoda

    Edzard baru saja menerima panggilan telepon dari Kenzo, lelaki tersebut menelengkan kepala sebentar. Malam-malam sahabatnya itu menghubungi hanya untuk mengatakan ibu dari putranya keluar dari tempat kerja. Edzard tersenyum sendiri melihat tingkah pemaksa yang dilakukan Ken, dia sendiri juga tidak ada niatan untuk menahan seseorang apalagi mengurus pekerjaan seorang OB tetapi bukan berarti Edzard akan abai terhadapnya. Helene adalah orang yang dia kenal, terlebih lagi dia wanita yang pernah mengisi hati, cinta pertama Edzard. Mengingat masa lalu silam nan kelam membuat dirinya tersenyum kecut. Berhubungan dengan beberapa wanita di masa lalu selalu berkaitan erat dengan Kenzo. ‘Kau ibarat bayangan Ken, kehadiramu itu aku seperti mengekor dan tidak bisa kita saling berjauhan,’ keluh Edzard terkekeh. Semua hal terjadi Edzard sudah memaafkan, dia juga sudah hidup bahagia dengan cintanya, meski jua berakhi

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-13
  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   134. Puber Kedua

    Edzard terlihat tengah sibuk mengupas buah mangga, memotong kecil-kecil lalu menaruh ke dalam sebuah box kecil. Di dalam box tersebut telah tersusun rapi beberapa buah yang lain. Ada buah pir, melon dan apel. Dengan telaten lelaki tersebut menyusun buah mangga yang sebelumnya telah dia potong kecil-kecil. Beberapa maid yang tengah sibuk memasak sarapan menoleh, melihat sang majikan sibuk tanpa mau dibantu. Mereka saling pandang, salah seorang wanita bertubuh gempal mengedikkan bahu. Sebagai isyarat tidak tahu, wanita tersebut merangkul rekannya untuk melanjutkan memasak. Edzard sendiri terlihat sibuk menutup box tersebut dan meletakkannya di lemari pendingin. senyumnya mengembang menambah gagah wajah tenang tersebut. Beberapa maid dan pekerja rumah tangga yang ada pun sangat terpesona dibuatnya. entah apa yang mereka pikirkan, tatapan mereka begitu berbinar seperti hendak lepas bagi salah seorang yang melihat. Ehem! Deham seorang wanita bertubuh gempal membuat mereka me

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-15
  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   135. Akal Bulus Kenzo

    Kenzo masih meringkuk di balik selimut tebalnya, dingin, seluruh badan tertutup rapat, menyisakan bagian kepala. Sangat nyaman, setelah sekian lama tidak tidur nyenyak, dia merasakan nyenyak dalam tidurnya. Sentuhan dingin di pipi mengusik lelaki tersebut, dia menggeliat lalu kembali menyusup di bantal empuknya. Sentuhan dingin itu terasa lagi, kali ini Kenzo merasa terusik. “Helene, biarkan aku tidur sebentar lagi, aku masih ingin istirahat setelah pertempu ….” Kalimat Kenzo terhenti. “Hei, anak malas, ayo bangun!” Suara keras sang mama terdengar mengusik. Lelaki tersebutr langsung membelalakan mata, dia mendongakkan kepala menatap ke arah samping. Mulutnya terbuka lebar, dia meringis ketika tatapan mata tajam sang mama tepat bertemu pandang dengan netranya. Wanita tersebut sudah terlihat rapi dalam balutan setelan jas warna hitam, gurat kecantikannya masih terlihat meski di usia yang bukan lagi muda. L

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-16
  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   136. Pesona Kenzo Pudar?

    Helene menarik tangan Kenzo mengajaknya keluar ruangan, wanita itu melirik tajam ke arah Edzard ketika berpapasan. Seolah tatapan itu mengancam, mungkin jika dapat diartikan sebagai pernyataan mengapa Edzard hanya diam dan tidak membantu dirinya keluar dari akal-akalan Kenzo. Wanita tersebut melebarkan mata ketika Edzard tersenyum ke arahnya. Baru dia sadar, mungkin semua ini terjadi karena rencana keduanya. “Sangat menyebalkan,” keluh Helene. Sampai di depan kantor, Helene mengajak Kenzo—masih menggandeng tangan Kenzo—mereka berjalan ke arah sebuah tempat duduk yang ada di bawah pohon rindang. Helene baru mengibaskan tangan lelaki menjengkelkan tersebut. Kenzo tersenyum tanpa dosa menatap Helene, rasanya wanita tersebut ingin meninju wajah tampan itu. “Berhenti bermain-main, Ken,” desis Helene. “Aku tidak pernah b

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18

Bab terbaru

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   Spesial Part 3 -Tamat-

    Elizabeth, Larisa beserta sang suami juga Delon baru selesai sarapan. Mereka keluar restoran menatap ke arah lautan lepas sembari membicarakan hal-hal yang hendak dilakukan untuk menghabiskan siang ini. Masih ada waktu dua hari berlibur ke tempat tersebut. Senyum sumringah Larisa dan Aarav membuat iri bagi para jomlo yang lihat. Termasuk Elizabeth dan Delon, pemuda tidak sengaja yang masuk sarang macan dengan menyatakan cinta pada Caroline Zeroun. "Kalian mau ikut kami ke pulau itu?" tanya Aarav menunjukkan sebuah pulau tidak jauh dari tempat mereka. "Kami tidak mau jadi obat nyamuk," keluh Elizabeth. Aarav terkekeh, "Baiklah, kalau begitu aku akan membawa istriku sekarang, selamat bersenang-senang kalian." Tanpa kasihan Aarav mengatakan. Lelaki itu mengangkat tubuh sang istri menggendong ala bridal. Delon dan Elizabeth menggeleng, terlihat menggelikan perbuatan monster kutub utara yang sok manis. Walau sebenarnya dia sedang berusaha manis demi sang istri, nampakn

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   Sepesial Part 2

    "Rafael Kenzo!" teriak Maya hilang kesabaran. "Kau, apa yang kau lakukan. Ini tidak seperti yang kita sepakati, brengsek!" pekik Maya. "Bergantilah pakaian, orang tuaku akan kemari beberapa saat lagi." Pemuda itu mengabaikan umpatan Maya. Wanita tersebut frustrasi sendiri dibuatnya. Yeah, pemuda yang bersama Maya adalah Rafael, rasa cinta pada Larisa mungkin tidak mampu dia paksa, perbedaan keyakinan menjadi jurang pemisah sebelum rasa tersebut diungkapkan, miris memang, namun apa daya. Dalam suatu kesempatan Rafael mendapati Maya berada di antara Larisa dan Aarav, jika mengikuti ego, ingin sekali membiarkan. Namun, pemuda tersebut tidak akan pernah sanggup untuk melihat Larisa menderita. Rafael dan Kenzo sama-sama pernah terluka dengan perasaan cinta berbeda keyakinan. Satu hal pasti, ketika Kenzo mendapati putranya, berhubungan dengan wanita. Sang ayah tidak langsung menghakimi, dia lebih memilih untuk melihat apa yang sebenarnya. Saran dari Kenzo hanya satu, d

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   Sepesial Part 1

    Larisa dan yang lain menoleh ke arah suara, gadis cantik mengenakan dress putih tanpa lengan setinggi lutut. Rambut panjang blonde tergerai, di mana topi pantai menghias kepala. Senyum merekah mendebarkan jantung kaum adam yang melihat, tubuh mungil berkulit seputih susu membuat dunia Delon serasa terhenti. Bak disuguhkan bidadari cantik turun dari langit. "Hai, Cariline," sapa Larisa. Yah, gadis itu Caroline Zeroun, putri tunggal Axelle Zeroun dari kota B. "Boleh aku bergabung, Kak?" tanyanya. "Boleh sekali, silakan cantik," ujar Elizabeth sumringah. "Perkenalkan dia Caroline," kata Larisa. "Aku Elizabeth," ujarnya. Derit kursi berbunyi, Caroline duduk di kursi dekat Delon. Pemuda itu masih melongo, Elizabeth yang melihat menutup mulut sahabatnya. "Lap tuh iler yang hampir menetas!" kelakar Elizabeth. "Hai, bidadari cantik aku Delon," kata pemuda itu berganti mengulurkan tangan. Caroline menyambut dengan bahagia. "Sepertinya aku j

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   Season 3 Selesai...

    Setelah melewati beberapa pencarian atas bantuan anak buah sang papa. Elizabeth berhasil menemukan kamar hotel yang ditempati Larisa sahabatnya. Dia sedang berjalan dengan terus mengomel lantaran Larisa tidak dapat dihubungi. Ponsel mati, padahal keduanya berjanji akan sarapan bersama. Delon menatap punggung sahabatnya itu, dia paham benar Elizabeth khawatir. Sampai di kamar yang dituju gadis itu berhenti. "Akhirnya sampai juga, Larisa kamu kenapa belum turun sarapan?" omel Elizabeth membuka pintu kamar. Mata gadis itu membola, dia menutup mulut dengan kedua tangan, Delon mengernyitkan kening lalu ikut melongok ke dalam. Dia pun sama ikut terkejut. Melihat bagian dalam berantakan, Elizabeth juga Delon melangkah ke dalam. Dia mendapati ranjang bak kapal pecah, pakaian serta dalaman berserakan di lantai. Keduanya saling menatap meringis, merasa salah datang ke tempat itu. Samar terdegar erangan bersahutan dari sebuah ruang yang tertutup, keduanya menduga itu kamar mandi. E

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   240. Lautan Asmara

    Tangan Larisa bergerak nakal meraba pundak Aarav, wanita itu berjalan memutar untuk berdiri di hadapan sang suami. Mempertontonkan tubuh telanjangnya. Aarav menatap tajam bak serigala yang melihat mangsa. Wajah gadis itu memanas, tangannya mengepal menahan gemetar. Kedua tangan Larisa meraba bagian kemeja, mencoba meloloskan kancing yang masih melekat. Aarav memperhatikan dengan badan panas dingin, kemeja itu terlepas berkat tarikan sang istri, mempertontonkan bagian dada maskulin. “Aku siap, mari lakukan. Jangan menahan lagi,” bisik Larisa mencengkeram bagian junior Aarav. Aarav melambung tinggi, seperti naik rollercoaster, sungguh perasaan luar biasa tidak terkira. Tanpa menunggu waktu lebih lama, Aarav mengangkat tubuh Larisa, merebahkan di ranjang. Memulai kembali belaian lidah dan juga bibir di area sensitif Larisa. Gadis itu berteriak, setumpuk rasa dengan jantung terpompa lebih cepat. Menantikan hal yang lebih menakjubkan dari pemanasan itu. “Aku, akan melakuka

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   239. Menghadiri Pesta Axelle Zeroun

    Mata Larisa berbinar melihat pemandangan di bawah laut pada sore hari. Saat ini mereka tengah berada di sebuah kapal pesiar. Langkah kakinya nampak lincah dengan sepatu cats yang dikenakan. Dress warna putih setinggi lutut menari dengan indah seirama langkah. Aarav membiarkan gadis muda itu di hadapannya. Kemudian mantik pelan saat sang istri hampir menabrak seorang anak muda. "Kau tidak apa?" tanya pemuda tampan rupawan pada Larisa. Gadis tersebut tersenyum, "Aku baik," jawabnya. Pemuda tersebut mengerutkan kening lalu tersenyum. "Kau, Kak Larisa?" tanya pemuda itu. "Iya, bagaimana kau bisa mengenalku?" tanya Larisa. 'Astaga, siapa lalat pengganggu ini?' cebiknya. "Astaga, aku juniormu di kampus Kak, senang sekali bisa berjumpa dengan Kakak Cantik," kata pemuda itu lagi. Larisa mencoba berpikir keras, dia seperti mengingat sesuatu. "Hei, Ren, apa yang kau lakukan disini? Pasti mengganggu gadis-gadis?" Seorang gadis cantik dat

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   238. Penangkaran Buaya?

    Maya merasa tidak ingin masuk ke dalam apartemen tersebut. Namun, tidak ada pilihan pemuda yang mengekang pasti mencari di manapun dia berada. Tidak ada tempat untuk dia kabur sama sekali. Kabur pun hendak ke mana, tiada tempat bagi dirinya. Wanita itu menghela napas berat lalu berjalan masuk, ruangan gelap, hanya seberkas cahaya sorot lampu yang masuk dari luar. Maya meraba dinding lalu menekan tombol saklar. Dia menundukkan kepala kemudian melangkah ke dalam. "Kau malam sekali pulang." Suara bariton lelaki terdengar. Maya tidak terkejut, sudah menduga pemuda itu akan datang. "Aku ikut bos ke luar kota," jawabanya sembari melepas sepatu. Maya mendongakkan kepala, baru dia melihat wajah lelaki tersebut. Dia mengulas senyum, berjalan gemulai ke arah sofa lalu duduk di pangkuan sang pemuda. "Kau cemburu?" tanya Maya. Pemuda itu menatap sarkas, "Jangan bercanda," sanggahnya. "Jangan khawatir, pak tua itu mampu menjaga diri dengan baik, kau t

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   237. Firasat Seorang Istri

    Malam hari di kediaman Aarav. Larisa duduk di ruang tamu dengan perasaan gundah gulana, berulang kali bangkit dari sofa lalu kembali duduk, terkadang mondar-mandir mirip setrika. Apa yang dikatakan Elizabeth tadi siang begitu mengganggu, membuat berpikir keras. Bagaimana jika sang suami memang berselingkuh, sekretaris pribadinya bertubuh sintal, nan sexy, dada menggelembung, cantik nan elegan, ah wanita itu sesuai tipe ideal Aarav. Larisa melirik ke bawah, tubuhnya kerempeng, dada kecil. Sepersekian detik gadis itu membandingkan tubuh dia dan sekertaris, membuat kepala berdenyut nyeri. Dia menguatkan diri mengatakan tidak mencintai sang suami. Namun, berbanding terbalik dengan hati yang tidak karuan, cemas. “Mengapa aku jadi kepikiran, membandingkan hal tidka penting” keluh Larisa. Dia menyibakkan rambut panjang ke belakang. Kembali bangkit dari kursi untuk kesekian kali, kakinya melangkah ke arah jendela, menyibak tirai warna coklat bermotif bunga-bunga besar, mempe

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   236. Godaan Teman Masa Kecil

    Sore hari sekitar pukul empat, usai menempuh perjalanan kurang lebih satu jam Aarav sampai di kota B. mobil yang membawanya berhenti di parkiran sebuah hotel. Lelaki tersebut keluar dari mobil saat sang sopir membukakan pintu, dia duduk di bagian belakang, sedangkan Maya ada di depan bersama sopir. “Maaf Pak, pertemuan akan dilakukan pukul tujuh malam, boleh saya pergi sebentar. Saya janji akan kembali kesini sebelum pukul tujuh,” kata Maya mencegah Aarav melangkah. Tubuh maskulin itu berbalik, “Kau mau mengunjungi ibumu?” tanya Aarav mengingat permintaan Maya tadi. Maya tersenyum seraya menjawab, “Iya, Pak.” “Istirahat sebentar, aku juga mau mandi dahulu. Akan aku antar nanti,” kata Aarav yang langsung melenggang pergi tanpa menunggu jawaban Maya. Wanita tersebut mengurungkan niat, dia kembali mengatupkan bibir yang sempat terbuka hendak mengucap. Yah, apa yang dilakukan Aarav, jika sudah berkehendak, tidak ada yang bisa menolak. Maya mengekor A

DMCA.com Protection Status