“An, kamu yakin gak mau dibantuin?” tanya Ida seraya memutar badannya melihat ke belakang, di mana Riana sedang membuka pintu mobil. Riana turun dari mobil, lalu menatap temannya itu. “Aku butuh penjahit. Memangnya kamu bisa jahit?” “Ya jelas bisalah. Jangan menghina, ya. Kemarin aja aku berhasil jahit kaos kakiku yang bolong,” sahut Ida bangga. Riana dan Sita seketika terpingkal dan memegangi perut mereka. “Hahaha … gak nyangka. Kaos kaki dokter dimakan tikus,” ledek Sita sambil terus tertawa. Ida mengerutkan bibirnya sebal. “Itu tandanya, aroma kaos kaki seorang dokter sama dengan aroma keju, sampe tikuspun doyan. Hahaha …,” sahut Ida enteng dan diakhiri dengan tawa renyah. “Udah! Buruan masuk sana! Pegawai tapi masuk kerja jam segini. Kalo aku bosmu, udah kusuruh kamu nyikat WC.” Riana memeluk kedua sahabatnya itu, lalu berjalan masuk ke dalam butik tempatnya bekerja seraya melambaikan tangan. “Ta, kira-kira aku bisa g
Terakhir Diperbarui : 2021-10-17 Baca selengkapnya