Home / Romansa / Second Woman / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Second Woman: Chapter 1 - Chapter 10

57 Chapters

Bab 01 - Bos Angkuh

“Kesempurnaan adalah segalanya.” Pukul 08.00.Suasana depan kantor Rayn kontruksi terlihat cukup ramai. Kabarnya ada CEO muda yang akan menggantikan posisi CEO lama. Mobil mewah merek pininfarina Sergio Ferrari berhenti di depan kantor. Semua mata tertuju ke pengemudi yang keluar dengan memakai hem hitam berbalut tuxedo hitam, serta celana kain hitam. Pria itu berjalan dengan tatapan mata tajam. Aroma vanilla menyerua hingga ke rongga hidung beberapa pegawai yang sudah berbaris dengan rapi menyambut kedatangannya.Kiano Rayn. Dia adalah pewaris tunggal Rayn Konstruksi Grup. Rumor yang beredar kalau CEO baru itu bertangan dingin, tapi memiliki pesona yang mematikan. Pria bertubuh professional dengan tatapan mata elang. Pria itu juga memiliki seorang istri bernama Savira Halim. Wanita yang telah dipungut keluarganya dari sebuah panti asuhan. Lalu, dijadikan menantu di keluarga Rayn.“Pagi, Pak!” sapa para karya
Read more

Bab 02 - Bagaikan Bom Atom

             Di kediaman keluarga Rayn. Semua sedang menikmati makan malam, kecuali Kiano yang masih di kantor sedang berkutak dengan beberapa pekerjaannya. Ia pun merasa lehernya terasa sangat tegang. Karena ia harus beradu menatap layar pada laptopnya yang berisi beberapa laporan perusahaan. Kedua matanya pun sudah memanas.            “Lebih baik lembur, daripada harus dengerin ocehan dari mama sama papa soal keturunan,” dengus kesal Kiano sambil melonggarkan dasi pada kra bajunya. Ia sebenarnya muak dengan aturan yang ada di keluarganya. “Kapan aku bisa bebas memilih apa yang aku mau. Tanpa ada campur tangan dari mereka,” gumamnya.            Di meja kerjanya Celline terlihat mukanya sangat muram. Karena, ia harus lembur bagaikan kuda. Ia bahkan tidak sempat berkencan dengan kekasihnya. Ia merasa b
Read more

Bab 03 - Dituduh Jalang

                     “La, aku pulang dulu ya!" pamit Karen.            “Ya!” sahut Danilla dengan mengerucutkan bibirnya.            “Selamat bekerja! Thank’s juga buat tiket gratisnya,” ejek Karen dengan menunjukkan sebuah tiket BTS. Hingga membuat Danilla mendengus kesal.            “Sial banget nasib gue  YA TUHAN!” gerutu Danilla sambil memperhatikan layar pada laptopnya. Ia merasa sebal dan nggak bisa mikir sama sekali.            “Danilla.”            “Iya, Pak?” sahut Danilla“Kamu kerja di ruangan saya saja,”
Read more

Bab 04 - Zona Nyaman

         Sejak dituduh memiliki hubungan gelap dengan bosnya.Danilla memilih untuk mengundurkan diri hari itu dan detik itu juga. Ia merasa kalau harga dirinya terinjak-injak oleh pemilik utama perusahaan Rayn Konstruksi Grup.            “La, sampai kapan kamu bakalan kayak gini?” tanya Karen menatap sahabatnya yang sibuk dengan ponselnya.            Danilla hanya terdiam, ia tidak peduli dengan ucapan sahabatnya.            Karen pun tidak bisa lagi berkata-kata.Ia sudah hafal benar watak Danilla yang sangat keras kepala sekali.            “La, kalau kamu nggak mau nyari kerja sekarang. Lebih baik kamu pulang kampung aja!” cetus Karen dengan kesal.    
Read more

Bab 05 - Sial !

       Sejak semalam Danilla merasa asam lambungnya naik. Ia tidak bisa tidur sama sekali. Ia pun merasakan seperti hampir mati saja. Ia pun merasa sangat sesak hingga uluh hatinya. Makan atau minum sedikit pun rasanya tidak bisa. Semua makanan dan minuman itu keluar. Ia sangat mual sekali            Wajah Danilla pun mendadak terlihat sangat pucat pasi sekali. Ia hanya mampu tidur lemas di atas ranjang kamarnya. Ia memang memiliki pola makan buruk sejak dia tidak bekerja. Ia bahkan kadang sehari makan sekali.            Sejak kemarin malam Danilla susah tidur. Bahkan, ia merubah posisinya juga tetap saja terasa tidak enak sekali. Keringat dingin itu pun keluar dari ujung kepala hingga ke telapak kakinya. Dia juga mengalami demam sangat tinggi            “La, kamu
Read more

Bab 06 - Diculik

Danilla merasa sangat lapar. Padahal dia itu selalu malas makan. Ia merasakan nafsu makannya sangat bertambah.            “La, hati-hati kamu makin subur!”            “Ah, bodoh amat!”            “Kalau kamu gendut kayak raksasa gimana?”            “Nggak mungkin, Ren,” tepis Danilla. “Aku nggak bakalan gendut.”            “Lihat kamu itu kok aneh banget. Masa makan kayak orang kesurupan saja.”            “Emang kamu nggak begah sama perutmu?”            “Enggak
Read more

Bab 07 - Curiga

         Sebuah rumah mewah milik keluarga Rayn. Bangunan klasik ala italia dengan batu marmer hingga ukiran. Terdiam hingga terpaku. Tangan kanan Danilla digenggam erat oleh Kiano dari turun dari mobil hingga kedua kakinya menapaki area halaman rumah.            “Kenapa bapak ajak saya ke sini?” Danilla mengendus ada sesuatu yang janggal. Senyuman pria di hadapan terlihat sangat licik sekali. “Apa yang dia rencanakan? Apa Pak Kiano salah satu mafia yang memperjual belikan wanita?” pikirnya.            Kiano hanya menyungingkan yang membuat Danilla merinding. Senyuman yang terlihat sangat dingin dan mencekam.            “Sial! Apa aku akan dijebak sebagai wanita penghibur pria-pria hidung belang?” Danilla menaik
Read more

Bab 08 - Sebuah Kenyataan

Sudah hampir dua hari Vira menunggu di depan pintu rumahnya. Suami yang dia idamkan belum juga datang. Hatinya terasa begitu sangat pedih. Ia hanya bisa berdoa semoga suatu saat nanti Tuhan akan melembutkan hati pria yang menjadi suaminya.            Vira hanya mampu membatin, bahkan ia juga tidak pernah disentuh sama sekali oleh suaminya. Ia hanya dapat mengadu kepada Tuhan, agar memberikan keadilan atas ketulusan cintanya. Ia sudah bersabar tanpa batas waktu. Cintanya tidak bisa terbalaskan sama sekali. Sikap dingin suaminya selalu ia terima dan telan mentah - mentah. Dia tidak pernah mengeluh sama sekali. Ia terima, meskipun ada banyak luka-luka yang ia sembunyikan setiap waktu yang bergulir.            “Ra, apa kamu yakin akan bertahan dengan pria seperti suamimu itu?”            &
Read more

Bab 09 - Hamil?

Di sebuah ranjang empuk. Danilla tidak sadarkan diri, setelah melihat sebuah garis biru pada alat tes kehamilannya. Ia merasa sangat terkejut. Padahal seingatnya dia belum pernah melakukan hal itu. Ia berjanji hanya melakukannya setelah menikah.            “Apa aku hamil? Ini nggak mungkin. Pasti alat testpack nya sudah kadaluwarsa. Ini terjadi kesalahan,” Danilla berpikir keras, ketika itu sebelum dia benar-benar terlihat semu. Ia pun jatuh pingsan.            Dokter Anita sudah memeriksa Danilla yang kondisinya baik-baik saja.            “Pak Kiano tolong dijaga istrinya. Karena, kehamilan muda rawan untuk keguguran.”            “Iya, Dok.”        &nb
Read more

Bab 10 - Kabur

            Danilla masih merasa terkejut, apalagi ia dinyatakan hamil. Ia juga dia ajak menikah dengan bosnya. Tapi, ia menolaknya.            “Kita harus menikah besok!”            “Mau nggak mau kamu harus menikah dengan saya! Karena, itu calon anak saya ada di rahim kamu.”            Semua kata-kata yang diucapkan oleh Kiano menari-nari dalam ingatannya. Ia pun merasakan kalau mantan bosnya itu keterlaluan. Sepanjang perjalanan Danilla merasa diikuti oleh seseorang. Saat dia menengok, tapi tidak ada satu pun.            Sepanjang jalan suasana malam terasa sangat dingin dan mencekam. Ia pun mendengar suara-suara yang mampu menaikan bulu kuduknya.        &n
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status