Beranda / Romansa / Second Woman / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Second Woman: Bab 41 - Bab 50

57 Bab

Bab 41 : Bertahan dalam Luka

Semalaman Danilla mulai merenung. Bahkan dia tidak bisa tidur. Dia masih teringat-ingat tentang sosok putranya. Dia sangat merindukan putranya yang selama ini dia tinggalkan. "Maafkan ibumu ini, Nak.” Danilla mulai berlinang air mata. Senyuman itu pun telah pudar selama beberapa tahun terakhir ini. Dia menahan sebuah kerinduan yang mendalam. Hingga semalaman dia tertidur di atas sajadah panjangnya. Dia merasa dunianya begitu sangat sunyi dan dingin. Bahkan penuh dengan kegelapan malam yang menyelimutinya saat itu. Bibirnya terasa membeku. Dia tidak bisa memungkiri bahwa rasa rindunya begitu dalam terhadap putranya. Namun dia terjebak dalam sebuah ikatan perjanjian yang tidak bisa dia patahkan. * Di ruang rawat inap VVIP, Kiano tidak pernah meninggalkan sama sekali putranya. Dia menjaga putranya dengan baik. Dia takut terjadi sesuatu yang terhadap putranya. Sementara Vira terus menemani Kiano hingga tertidur pulas di atas sofa ruang rawat inap. Sementara Joanna dan suaminya, mereka
Baca selengkapnya

Bab 42 : Harapan Kahfi

"Kamu yakin nggak penasaran sama anakmu?" Danilla langsung menoleh ke Karen. “Lebih baik begini sih, Ren.” Kedua mata Karen melotot ketika lihat instastory dari Kiano. “La, kamu harus lihat. Putramu masuk rumah sakit. Katanya sih menderita penyakit tipes.” Kemudian Danilla langsung merebut ponsel milik Karen. Dia melihat kondisi anaknya yang terbaring lemah di ruang rawat inap. Kedua mata Danilla mulai berkaca-kaca. Dia melihat kondisi putranya lemah tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Dia ingin sekali untuk melihat putranya secara langsung dan memeluknya. Namun dia berusaha untuk menahan rasa itu. Karen memegang pundak kanan Danilla. Lalu dia mulai menatap kedua mata Danilla yang terlihat begitu sangat cemas menatap foto bocah laki-laki itu. "Aku ingin sekali berada di sampingnya! Tapi aku tidak bisa untuk melakukannya.” Kesedihan menyelimuti hati Danilla. Dia tidak ingin menyakiti wanita lain dengan kehadiran dirinya. Dia hanya ingin hidup berdamai dengan masa lalunya. M
Baca selengkapnya

Bab 43 : Kesialan Karen

Di kamarnya, Vira menahan isak tangisnya seorang diri. Dia masih mengingat sebuah percakapan antara Kiano dengan Kahfi. Bahkan kehadirannya tidak akan pernah bisa diterima oleh mereka berdua. Dia hanya sebatas bayangan di antara mereka berdua. Vira mengambil sebuah obat penenang dari laci kamarnya. Dia setiap hari harus meminum obat itu. Karena jika tidak pikirannya bisa sangat kacau. Dia juga merasa insecure terhadap dirinya sendiri sebagai seorang wanita. Dia bahkan tidak akan pernah bisa untuk menjadi wanita yang sempurna dan dicintai oleh suaminya. Vira berusaha untuk meredam amarahnya. Dia menelan beberapa pil obat penenang yang telah diresepkan oleh dokter. Lalu tubuhnya pun mulai meringkuk di atas ranjang kamarnya. Dia merasa dunianya sangat hancur sejak Dia memutuskan menikah dengan Kiano. “Ya Tuhan Sampai kapan aku harus bertahan seperti ini? Tapi aku tidak ingin menyerah begitu saja atau membiarkan wanita lain menghancurkan rumah tanggaku.” Vira menggumam dalam hatinya. Ai
Baca selengkapnya

Bab 44 : Aku Mencintaimu, La!

“Pak Kiano?!” Kedua mata Karen pun langsung terbelalak melihat sosok lelaki yang ada di hadapannya itu. Dia hanya bisa menggigit ujung bibirnya. Detak jantungnya berdebar begitu sangat kencang. Rasa gugupnya terlihat begitu sangat jelas. Keringat dingin pun keluar dari ujung kepala hingga ke kaki. "Saya ada urusan sama kamu, ayo ikut saya!” “Tapi saya...” Kiano langsung menarik tangan Karen. “Pak, lepasin saya. Karena saya ada urusan lain. " Karen berusaha untuk melepaskan lengan tangan. "Kamu hutang penjelasan sama aku Karen! Kamu harus beritahu aku di mana Danilla!” "Sampai kapanpun aku nggak akan pernah beritahu Pak Kiano tentang keberadaan Danilla! Karena saya tidak mau sahabat saya terkena masalah lagi dengan keluarga bapak!” Tegas Karen. “Tapi saya berhak untuk mengetahui keberadaan dari Danilla. Sampai kapanpun dia masih istriku!” “Hah? Istri?!” Karen tersenyum kecut menatap Kiano. “Danilla cuman istri rahim sewaan bapak! Jadi kontrak dia dengan bapak itu sudah selesai,
Baca selengkapnya

Bab 45 : Lenyapkan Wanita Itu!

Kiano masih menunggu Danilla keluar dari persembunyiannya. “Sampai kapanpun, aku nggak akan pergi dari sini Danilla! Aku akan nunggu kamu di sini! Walaupun kamu menolakku sekalipun! Dan aku tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama seperti dulu!” Danilla berusaha untuk memikirkan cara agar Kiano pergi dari sana. Dia tidak ingin sama sekali terlibat dengan masa lalunya kembali. “Aku nggak boleh begini terus! Aku nggak boleh ngebiarin dia untuk di sini menungguku! Aku tidak mau merusak rumah tangganya dengan wanita itu! Karena tugasku sudah selesai menjadi seorang wanita rahim sewaan!” Gumam Danilla. Danilla mulai memikirkan sebuah cara untuk keluar dari sana. “Aku nggak mungkin di sini terus! Aku harus segera pergi dari sini! Ya Allah bagaimana caranya aku bisa terbebaskan dari pria semacam dia?!” Pikir Danilla. * Di ruang tamu apartemen, Karen yang merasa sangat khawatir dan cemas memikirkan sahabatnya yang belum pulang. Dia berusaha menghubungi sahabatnya namun ponselnya
Baca selengkapnya

Bab 46 : Penolakan Proyek

Danilla keluar dari unit apartemennya pukul 08.00 pagi. Dia akan pergi ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa kebutuhan hidupnya. Danilla berjalan kaki, tiba-tiba sebuah mobil jeep berwarna hitam itu ke arahnya. Seketika dia pun langsung reflek. Dia langsung saja untuk melompat ke bahu jalan. Beruntungnya dia tidak tertabrak oleh mobil Jeep berwarna hitam itu. “AH!” Danilla meringis kesakitan. Mobil jeep berwarna hitam itu pun sudah pergi melesat begitu sangat cepat. Mobil itu tidak terlepas dari pandangan Danilla. * "Sial! Hampir saja aku bisa membunuhnya! Aku nggak akan pernah rela sama sekali! Jika wanita itu kembali ke dalam kehidupan suamiku! Aku akan habis dia!” Vira mengendarai sebuah mobil Jeep berwarna hitam itu. Dia hampir saja menyalahi Danilla. Namun sayangnya gagal. Vira mengeram dengan kesal. Kedua tangannya mencengkeram ke arah setir mobil. Kedua matanya terlihat merah menyala. Bibirnya yang terlihat komat-kamit dengan kesal. * Danilla mengurungkan niat
Baca selengkapnya

Bab 47 : Mantan?!

"Danilla?"“AZKA?!”Kedua mata Danilla terbelalak melihat sosok pria yang ada di hadapannya itu. Pria yang sudah lama ini dia temui. Namun sayangnya pria itu pergi meninggalkannya tanpa adanya Satu Alasan.Kedua mata Danilla mulai berkaca-kaca. Dia masih mengingat beberapa tahun yang lalu.Danilla mematung. Dia seakan tidak bisa untuk berkata apapun. Hanya terdiam dan tidak bergeming sama sekali. Suasana yang mendadak menjadi sunyi dan sepi. Hanya kedua mata yang saling menatap satu sama lain. Sebuah api kerinduan itu pun mulai terpancar di kedua mata mereka berdua.“Azka, Siapa dia?”Seorang wanita itu menghampiri Azka. Dia yang terlihat begitu sangat cantik sekali. Dia menggunakan pakaian yang begitu sangat seksi. Gaun yang berwarna merah. Serta make up yang begitu sangat lengkap.Sementara penampilan dari Danilla seperti gembel. Danilla hanya menggunakan kaos oblong berwarna hitam dan celana pendek kotak-kotak.“Dia adalah mantanku,” ucap Azka.Danilla mulai tersentak dalam sebuah l
Baca selengkapnya

Bab 48 : Talak Tiga!

PT Rayn Konstruksi, mengalami penurunan nilai saham. Semenjak terdengarnya sebuah kasus skandal Kiano dengan Danilla. Beberapa Paparazzi sudah menangkap basah foto-foto mereka saat pertemuan itu. Rayn menerobos masuk pintu ruangan kerja Kiano. Lalu dia langsung melemparkan beberapa lembar foto di wajah Kiano. Kiano hanya bengong menatap wajah Rayn yang terlihat marah. “Sudah aku peringatkan kepada kamu! Jangan pernah kamu menemui perempuan jalang itu lagi!” “Pa, Tapi aku mencintainya. Bahkan aku akan berjuang demi wanita itu. Karena dia masih istriku!” “Persetan dengan semua itu! Jika kamu masih nekat menemui wanita itu, maka lebih baik kamu mengundurkan diri dari jabatanmu sebagai CEO di perusahaan ini! Karena keluarga ini tidak akan pernah menerima wanita jalang itu sebagai menantu atau anggota keluarga!” Kiano tersenyum kecut. “Baiklah kalau gitu. Mulai detik ini aku akan mengundurkan diri dari perusahaan ini! Dan aku akan menceraikan Vira!” Balas Kiano. "Menantu idaman kelua
Baca selengkapnya

Bab 49 : Berita Panas Lambe Gosip

Perasaan gelisah yang telah dihadapi oleh Danilla selama berada di Unit apartemen Kiano. Mendadak perutnya terasa begitu sangat lapar. Seketika Danilla pun pergi ke dapur. Dia mencari beberapa bahan-bahan yang bisa diolah menjadi makanan. Dia membuka lemari es. Dia langsung mengambil daging yang disimpan di freezer dan beberapa bahan bumbu sebagai pelengkap lainnya. “Nasib!” Gumam Danilla. Danilla segera untuk memotong daging tipis-tipis. Dia membuat olahan serundeng daging. Dia ingat masakan buatan dari ibunya di kampung halaman. Kerinduan itu terasa begitu sangat dalam. “Kangen ibu,” kedua mata Danilla mulai berkaca-kaca, ketika dia mengiris tipis-tipis daging itu. Seketika air mata itu pun berlinang jatuh membasahi kedua pipinya. Setelah selesai membuat serundeng daging. Dia segera untuk menanak nasi di Magic Jar. Setelah semuanya matang, lalu Danilla menyajikannya di atas meja makan. Danilla langsung menikmati masakannya sendiri. Dia menghabiskan hampir dua piring karena dia
Baca selengkapnya

Bab 50 : Dia Anakku, Ma!

PLAK! Sebuah tamparan itu pun melesat begitu sangat kencang sekali hingga membuat pipi kanan Kiano merah dan panas. “Mama nggak nyangka kalau kamu bisa berbuat seperti ini kepada istrimu sendiri! Mama sudah peringatkan ke kamu, jauhi wanita jalang itu! Karena Mama nggak mau harga diri dari keluarga ini hancur gara-gara sikap kamu!” “Ma, tapi aku sangat mencintainya. Aku nggak bisa hidup tanpa dia. Karena dia juga Ibu dari anakku!” Joanna tersenyum kecut. “Mama nggak pernah peduli sama sekali, walaupun dia adalah ibu dari anakmu. Karena Mama tidak akan pernah sudi memiliki menantu wanita murahan seperti dia!” Joanna menekankan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya. “Mama benar-benar sangat egois! Kenapa Mama ngebelain Vira terus dibandingkan dengan aku yang merupakan anak kandung mama?” Kiano tersenyum miris. "Kurang ajar kamu! Apa ini cara kamu berbicara dengan orang tua? Aku adalah ibumu yang mengandung selama 9 bulan dan melahirkanmu! Tapi kamu bersikap seolah-olah tidak me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status