Semalaman Danilla mulai merenung. Bahkan dia tidak bisa tidur. Dia masih teringat-ingat tentang sosok putranya. Dia sangat merindukan putranya yang selama ini dia tinggalkan. "Maafkan ibumu ini, Nak.” Danilla mulai berlinang air mata. Senyuman itu pun telah pudar selama beberapa tahun terakhir ini. Dia menahan sebuah kerinduan yang mendalam. Hingga semalaman dia tertidur di atas sajadah panjangnya. Dia merasa dunianya begitu sangat sunyi dan dingin. Bahkan penuh dengan kegelapan malam yang menyelimutinya saat itu. Bibirnya terasa membeku. Dia tidak bisa memungkiri bahwa rasa rindunya begitu dalam terhadap putranya. Namun dia terjebak dalam sebuah ikatan perjanjian yang tidak bisa dia patahkan. * Di ruang rawat inap VVIP, Kiano tidak pernah meninggalkan sama sekali putranya. Dia menjaga putranya dengan baik. Dia takut terjadi sesuatu yang terhadap putranya. Sementara Vira terus menemani Kiano hingga tertidur pulas di atas sofa ruang rawat inap. Sementara Joanna dan suaminya, mereka
Baca selengkapnya