Home / Romansa / Sweet Enemy / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Sweet Enemy: Chapter 41 - Chapter 50

96 Chapters

Launching

Proyek kerjasama yang diambil alih oleh Ainsley dan Dixon berjalan dengan lancar. Semuanya telah berjalan sesuai rencana. Uji coba sudah dilakukan, promosi sudah dilakukan beberapa waktu lalu, demo pun sudah terlaksana. Dan hari ini adalah hari dimana produk mereka launching. Launching produk yang di ciptakan atas kerjasama antara perusahaan Emperor dan Dynamit digelar sangat meriah. Semua orang antusias apalagi setelah melihat promoai mereka yang sangat menarik, demo mereka yang sangat meyakinkan, dan tampilan toko online yang sangat ramah. Toko online itu sengaja diciptakan oleh Freddy untuk kepentingan penjualan produk baru mereka. Ainsley dan Dixon memikirkan tentang penjualan melalui website tetapi menurut Freddy akan lebih fleksibel jika langsung menggunakan platform. Selain bergerak pada bidang baru, yaitu platform penjualan online, platform itu juga akan ia jadikan sebagai tempat penjualan produk-produk Emperor selanjutnya. Produk proyek Ainsley dan Dixon adalah produk perd
last updateLast Updated : 2021-04-20
Read more

Kelelahan

Dixon mengantar Ainsley pulang ke rumahnya usai acara. Akhir-akhir ini, selain Ainsley yang sudah tidak begitu cerewet, Dixon juga tidak begitu menjahili Ainsley atau memaksa Ainsley ini itu. Mungkin karena mereka sedang disibukkan dengan proyek mereka. Lagi pula Dixon tidak ingin jadi pemaksa. Meskipun ia tahu Ainsley sering pergi bersama Luke, Dixon membiarkan saja dan berusaha mendukung asalkan Ainsley bahagia. "Maafkan aku. Aku tidak ada makaud untuk melarangmu pergi bersama Luke. Aku hanya merasa hari ini sangat melelahkan. Aku sendiri pun merasakannya," celetuk Dixon sambil menyetir ketika masih di perjalanan. "Tidak, kau tidak bersalah jadi jangan minya maaf. Sebenarnya aku memang lelah," balas Ainsley jujur. Dixon mengangguk, kemudian terjadi keheningan beberapa saat. "Ainsley." "Dixon." Panggil mereka bersamaan. Mereka saling pandang kemudian tertawa bersama. "Apa?" tanya Dixon. "Tidak, aku hanya ingin memberikan selamat untuk kerja keras kita. Semoga hasilnya sesuai
last updateLast Updated : 2021-04-21
Read more

Ulah Dixon

"Untuk apa?" tanya Ainsley tak mengerti. "Ayolah, keluar sebentar saja," rengek Dixon. "Tidak, aku tidak kurang kerjaan seperti dirimu," balas Ainsley menolak. "Hanya sebentar saja, aku akan menunjukkan sesuatu padamu," kata Dixon masih tetap memaksa. "Heuh ...." Terdengar Ainsley menghela napas, namun akhirnya menuruti permintaan Dixon meski dengan malas-malasan. "Ya ya ya, tunggu sebentar," balas Ainsley sambil berjalan menuju balkon. "Aku sudah ada di balkon, ada apa? Aku tidak menemukan apa pun disini," kata Ainsley. "Jangan terus mendongak, sesekali kau perlu menunduk Ainsley. karena mendongak adalah sifat orang yang sombong." "Cih! katakan saja apa maumu, Dixon? Jangan bertele-tele, aku masih mengantuk dan ingin tidur lagi." "Sudah kubilang lihatlah ke bawah, Ainsley." kata Dixon sabar. Ainsley pun menurut saja, dia melongok ke bawah dan benar saja ia mendapati Dixon berdiri di taman samping rumahnya. "Sedang apa kau di sana?" tanya Ainsley. "Kau mau mencuri?" imbuh Ai
last updateLast Updated : 2021-04-21
Read more

Dixon Dan Kekonyolannya

"Selamat pagi, Bibi," sapa Dixon begitu Brianna membukakan pintu untuknya. "Ah, Dixon, apa hari ini kalian akan bekerja?" tanya Brianna. "Apakah penampilanku seperti orang yang akan berangkat bekerja, Bibi?" tanya Dixon balik. "Ah, tidak sama sekali," balas Brianna, kemudian mereka tertawa bersama. "Ayo masuk, Dixon. Kau mencari Ainsley?" "Bukan aku, tapi Ainsley, Bibi. Dia tadi pagi menelponku dan memintaku datang kemari, mungkin dia rindu padaku. Padahal baru semalam kami bertemu," celetuk Dixon tanpa malu. Brianna tertawa. "Hus, kau ini apa tidak tahu seberapa marahnya Ainsley tadi pagi? Aku harap kau tidak mengulangi kesalahanmu itu lagi. Dia marah besar, sampai-sampai dia malas untuk makan. Dia hanya menunggumu," jelas Brianna. "Astaga, aku merasa malu karena baru pertama kali ini Ainsley yang mengundangku datang dan dia menungguku bahkan dia tidak mau makan. Apa dia ingin makan berdua denganku?" celoteh Dixon membuat Brianna geleng-geleng. "Pantas saja Ainsley selalu kesa
last updateLast Updated : 2021-04-22
Read more

Pertanyaan Dari Ainsley

"Hallo, Bibi," sapa Luke yang masuk mengikuti Ainsley. "Oh, Luke, sudah lama datang?" sambut Brianna ramah. "Tidak, Bibi, aku baru saja datang," balas Luke apa adanya. "Loh, diaman Ainsley?" tanya Brianna. "Dia mungkin sedang bersiap-siap, Bibi," jawab Luke. "Oh, kalian mau pergi?" tanya Brianna. "Ya, Bibi." Brianna mengngguk. "Duduklah dulu, Luke, aku tinggal sebentar." "Baik, Bibi, terima kasih." Brianna mengangguk lagi kemudian berjalan menaiki anak tangga. Brianna berniat menghampori putrinya di kamarnya. "Kau mau pergi bersama Luke, Ainsley?" tanya Brianna to the point saat masuk ke kamar Ainsley. Ainsley terkesiap, dan membiarkan saja ibunya memasuki kamarnya. "Kau tahu Dixon ada di sini tapi kau malah pergi bersama Luke? Di mana hati nuranimu, Ainsley? Kau boleh saja tidak menyukai Dixon tapi jangan begini, bukan begini caranya. Kasihan Dixon, dia anak yang baik, Ainsley," hardik Brianna. "Mom, bukan begitu,—" "Kau sengaja melakukannya, Ainsley?" "Astaga! Aku sama
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more

Percakapan Di Taman

"Dixon, mengapa kau sering sekali membuat Ainsley kesal?" tanya Brianna yang berhasil membuat Dixon mengerutkan kening. Dixin bingung dengan pertanyaan Brianna. Bukan tidak bisa menjawab, melainkan ada hal lain yang menjadi pertimbangannya. Apa jangan-jangan Brianna akan memarahinya, atau semacamnnya. Dixon sedikit berpikir keras. "Maafkan aku, Bibi, sebenarnya aku tidak pernah bermaksud untuk membuat Ainsley kesal. Aku ... ya, aku akui dulu aku memang begitu menyebalkan, tetapi sekarang aku rasa tidak. Tapi mau bagaimana lagi, Ainsley sudah terlanjur menanam di kepalanya bahwa aku menyebalkan dan dia membenciku, jadi apa pun yant aku lakukan sekarang seolah tidak pernah ada benarnya," jelas Dixon panjang. "Saat ini aku benar-benar berusaha untuk bersikap manis, bersikap baik agar Ainsley menaruh perhatiannya padaku, tetapi ternyata dia lebih tertarik pada Luke. Tapi itu tidak masalah, Bibi, kau tidak perlu khawatir. Luke sahabatku sejak kami kecil, aku sangat mengenalnya. Dia sanga
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more

Satu Permohonan

"Kalau iya, bagaimana?" "Ainsley?" lirih Dixon. Ya, Ainsley-lah yang menjawab pertanyaan Dixon. Ainsley berjalan menghampiri mereka sambil melebarkan senyum. Gadis itu mengedipkan mata pada Freddy dan Brianna sebagai kode untuk meminta kerjasama. Untungnya isyarat dari Ainsley ditangkap dengan baik oleh ayah dan ibunya. "Mengapa kau bertanya seperti itu, Dixon?" tanya Ainsley sambil menarik satu kursi kemudian duduk di sana. Ia justru sengaja duduk di dekat Dixon. "Tidak ada, apa salahnya bertanya?" Dixon balik bertanya. "Tidak ada salahnya, aku hanya ingin tahu alasannua saja," balas Ainsley cuek seraya mengambil saru piring dan ia bergabung makan siang dengan mereka. "Kau tidak makan di luar bersama Luke?" tanya Brianna menhernyit. Ainsley menggeleng. "Tidak, Mom." "Ainsley, kau serius akan pergi ke camp pelatihan khusus? Bukankah kau bisa masuk ke tempat pelatihan khusus secara mandiri saja?" tanya Dixon lagi karena dia belum mendapatkan jawaban yang pasti. "Mengapa kau te
last updateLast Updated : 2021-04-24
Read more

Sadar Diri

Ainsley mendelik terkejut mendapati tindakan Dixon yang diluar dugaannya, namun Dixon tak menghiraukan delikan mata Ainaley. Pria itu justru menahan tubuh Ainsley agar tidak bisa berayung ke belakang lagi. Ainsley tidak menolak atau mendorong Dixon untuk menjauh, dan kesempatan itu Dixon gunakan untuk melumat bibir Ainsley lembut. Tanpa disadari Ainsley merasa terbuai, Ainsley pun memejamkan matanya. Dalam ciuman itu Dixon tersenyum miring menyadari Ainsley tidak menolak sentuhannya. Apanya yang dibenci Ainsley dari Dixon? Nyatanya saat ini Ainsley memerima perlakuan Dixon. Pria itu tersenyum merasa menang. Menang karena akhirnya dia semakin yakin bahwa Ainsley sebenarnya tidak benar-benar membenci dirinya. Tiba-tiba Ainsley membuka matanya ketika sadar ini salah, dan langsung mendorong Dixon sekuat tenaga. Ainsley merasa bibirnya terasa sedikit aneh selepas berciuman dengan Dixon. "Apa yang kau lakukan?" sentak Ainsley tajam. Ia pun turun dari ayuna dan berdiri di hadapan Dixon d
last updateLast Updated : 2021-04-24
Read more

Menolak Mengakui

"Bibi, aku ingin bertemu Ainsley," kata Emily langsung saat Brianna membukakan pintu untuknya. "Oh, Emily, tapi tadi Ainsley bilang dia ingin istirahat," jelas Brianna berkata seperti apa yang dikatakan putrinya tadi. "Ah, oh, itu. Ya, tadi aku sudah menelponnya, Bibi. Ini sangat penting, aku butuh bantuannya, please ...." kata Emily berbohong. Dia tahu pasti Ainsley menyembunyikan itu dari ibunya jadi Emily juga akan sedikit berbohong. Sedikit? Ya, anggap saja begitu. "Oh, kalau begitu kau langsung ke kamarnya saja, Emily." "Ya, Bibi, terima kasih." Emily langsung berlari kecil. Saat ia baru menginjak satu anak tanggak, Brianna memanggil namanya. "Emily." Emily berbalik. "Ya, Bibi?" "Sepertinya Ainsley sedang bersedih. Bibi minta tolong padamu untuk menghiburnya," kata Brianna. Emily terdiam sebentar. Ternyata benar Ainsley menyembunyikan masalahnya dari ibunya. "Benarkah, Bibi? Kalau begitu biar nanti aku coba menghiburnya," balas Emily menyanggupi. "Oke, terima kasih, Emil
last updateLast Updated : 2021-04-24
Read more

Ada Yang Kurang

"Ainsley, mengapa tadi kau berpura-pura di depan Dixon?" tanya Freddy saat mereka sedang berkumpul di ruang keluarga. "Berpura-pura apa, Dad?" tanya Ainsley menoleh ke arah ayahnya. "Iya, tadi bukankah kau bilang kau akan pergi ke camp? Padahal daddy tidak setuju kau pergi ke sana." "Pffttt ...." Ainsley tertawa. "Aku tidak pernah mengatakan aku akan pergi ke camp, Dad. Aku hanya bertanya bagaimana jika aku benar pergi ke camp. Aku ingin tahu reaksinya saja," jelas Ainsley sambil mengangkat bahu. "Lalu bagaimana reaksinya? Apa kau puas?" tandas Brianna. "Kenapa kau ketus begitu, Mom? Kau mau menyalahkan aku lagi? Ck, ya, aku salah. Aku memang salah." "Hei, ada apa ini? Ainsley, bukankah mommy hanya bertanya? Mengapa kau seperti ini, kau berlebihan, Sayang," ujar Freddy. "Berlebihan? Dad, kau tidak pernah tahu. Setiap hal yang aku lakukan pada Dixon selalu dianggap salah oleh mommy, dan Dixon lah yang selalu benar di mata mommy. Aku tidak mengerti dan aku ... lelah," ucap Ainsle
last updateLast Updated : 2021-04-24
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status