Home / Romansa / Sweet Enemy / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Sweet Enemy: Chapter 31 - Chapter 40

96 Chapters

Paket Manisan

Ainsley masuk ke dalam rumah dan melihat kedua orang tuanya yang tengah berada di sofa. Ainsley pun menghampiri kedua orang tuanya. Namun, Ainsley melihat ada kejanggalan di antara kedua orang tuanya. Ainsley mengernyit. Ainsley sempat mendengar ayahnya meneriaki ibunya. "Oh, Ainsley, kau sudah pulang," kata Brianna. "Mom, ada apa? Kalian sedang bertengkar?" tanya Ainsley. "Tidak, Sayang. Mana mungkin kami bertengkar," balas Brianna. "Tidak, Mom, aku bukan anak kecil lagi. Aku tahu, aku bisa melihat tadi daddy sedang berteriak pada mommy." "Ainsley, Mom hanya sedang meminta penjelasan pada daddy tentang perempuan yang mommy lihat di kantor daddy siang tadi, itu saja," jelas Brianna lagi. "Ada perempuan lain di kantor daddy?" Ainsley mengulang penjelasan ibunya dan menjadikannya sebagi pertanyaan. Brianna mengangguk saja, sedangkan Freddy tak tahu harus berkespresi seperti apa. Ini hanya kesalah pahaman, seharusnya Brianna tidak perlu melibatkan Ainsley, bukan? "Dad, siapa dia
last updateLast Updated : 2021-04-13
Read more

Cerita Masa Lalu

Ainsley kembali terdiam. Bukankah Dixon tahu pasti jawabannya? Mengapa dia masih saja bertanya? "Aku memang tahu jawabannya, Ainsley," celetuk Dixon. Ainsley terkejut mendengar pengakuan Dixon. Apa Dixon tahu apa yang sedang Ainsley pikirkan? "Tapi siapa tahu sekarang jawabannya sudah berbeda, telah berubah," lanjut Dixon. "Tidak berbeda dan tidak akan ada yang berubah," kata Ainsley. "Aku hanya ingin mengucapakan terima kasih saja. Dan aku sudah mengucapkannya. sekarang aku akan matikan teleponnya," lanjut Ainsley. "Tunggu dulu, Ainsley." "Ada apa lagi?" "Selamat malam, Ainsley," kata Dixon terdengar begitu manis. Diam-diam Ainsley melebarkan senyum. Hati kecilnya ingin sekali membalas ucapan selamat malam dari Dixon, tetapi logikanya menyururhnya untuk tidak mengatakan apa pun. "Sekarang kau boleh tutup teleponnya," kata Dixon lagi. "Hm." Dengan secepat kilat Ainsley memutus sambungan teleponnya. Dan setelah itu Ainsley bernapas lega, seolah ia baru saja lolos dari kejaran
last updateLast Updated : 2021-04-13
Read more

Absurd

Ainsley jadi sangat ingin tahu tentang kisah cinta orang tuanya, ia sangat penasaran. "Saat itu kakekmu yang memberitahu daddy di mana keberadaan mommy-mu. Saat itu juga daddy ingin menyusul mommy di rumah keluarganya." "Tapi bukankah daddy bertunangan dengan bibi Helena? Apa kalian membatalkan pertunangan kalian juga?" tanya Ainsley cerdas. Freddy terdengar menghela napas berat. Kemudian menggeleng. "Ini adalah keegoisanku. Aku yang memutuskan hubunganku dengan Helena dan membatalkan pertunangan kami, demi mencari Brianna. Aku sangat yakin saat itu Helena keberatan tetapi dia setuju dan mendukungku. Akhirnya aku benar-benar pergi mencari Brianna. Tetapi saat itu Brianna sedang ada pekerjaan di luar kota, jadi aku tidak bertemu dengannya, hanya bertemu keluarganya saja. Tapi aku mengatakan maksud kedatanganku pada Jack—pamanmu." "Tapi bagaimana aku bisa yakin kau serius dengan ucapanmu, sedangkan aku mendapat undangan pernikahan dari Helena?" sela Brianna membalas Freddy. "Undang
last updateLast Updated : 2021-04-15
Read more

Kotak Tengah Malam

Edison menatap Ainsley lekat, menunggu respon gadis itu. Ainsley terdiam cukup lama. Pikirannya melayang-layang di udara. Pikirannya seketika dipebuhi oleh satu orang, yaitu Dixon. Ya, mendengar ciri-ciri yang sibetkan oleh Edison, Ainsley langsung terpikirkan satu nama. Dan tidak mungkin ada Ainsley lain. Pasti Ainsley Luvena Ashton. 'Dia memesan kue, untukku, dalam rangka apa?' Dalam hati Ainsley bertanya-tanya. "Kak Ainsley, mengapa kau diam saja?" desak Edison tak sabar. "Aku tidak tahu, Ed, kenapa kau tidak tanya langsung padanya saja tadi?" tanya Ainsley. "Sudah kutanya. Tapi dia bilang dia tidak harus memberitahuku, dia bilang ini bukan urusanku jadi aku tak perlu tau," jelas Edison. "Kalau memang kau Ainsley yang dia maksud, lebih baik kau jauhi saja dia, Kak," kata Edison lagi. "Kenapa memangnya?" tanya Ainsley mengerutkan kening. "Iya, karena tampangnya seperti badboy. Aku siap melindungimu jika dia berbuat macam-macam padamu, Kak." Ainsley terkekeh. "Baiklah, mohon
last updateLast Updated : 2021-04-16
Read more

Kue Ulang Tahun

"Semoga kau mendengar pesan yang aku titipkan pada orang tuamu, jangan buka kotaknya sebelum membaca tulisan ini," gumam Ainlsey membaca kartu ucapan tersebut. "Jangan buka kotaknya sebelum melewati pukul dua blasas malam kalau tidak nanti bisa-bisa kotak ini meledak," lanjutnya membaca. "Ish, apa-apaan dia, sok misterius!" cibir Ainsley pelan. Lalu Ainsley menengok jam di dinding yang telah menunjukkan pukul 00:11. "Sudah pukul dua belas malam? Sekarang aku bolah buka kotaknya." Aisley melanjutkan membaca tulisan itu dan selesai sampai di sana. Ainsley mengedikkan bahu pelan, namun ia menurut saja dengan apa yang ada di dalam tulisan itu. Ainsley membuka kotak tersebut dan ia menemukan ada kotak kecil di dalam kotak tersebut. Tak lupa sebauh kartu ucapan disematkan di sana juga. "Aku berikan benda berharga milikku ini untukmu. Tapi jangan pernah kau buka jika kau masih tidak mau menerimaku. Simpan saja sampai kau mau membuka hati untukku." Ainsley mengerutkan kening setelah memb
last updateLast Updated : 2021-04-16
Read more

Bukan Undangan Spesial

"Kau mendengarnya, Dixon. Aku tidak akan mengulanginya lagi," kata Ainsley ketus. "Hahaha ... ya, aku mendengarnya. Hanya saja aku tidak percaya aku aka mengundangku di hari spesialmu itu," tutur Dixon. "Hanya untuk balas budi saja," kata Ainsley datar. "Benar begitukah?" Dixon menautkan alis. "Memangnya apa lagi? Jangan terlalu memandang tinggi dirimu, Dixon!" "Bukankah aku memang tinggi?" balas Dixon mencoba bergurau. Ainsley mencebik kesal. "Lagi pula bukan hanya kau saja yang di undang. Emily dan Luke juga akan diundang," kata Ainsley mempertegas bahwa itu bhkan undangan spesial untuk Dixon. "Hmm, sepertinya aku memang telah memandang tinggi diriku sendiri," celetuk Dixon. "Ehem, besok kita akan uji coba produk kita, bukan?" Ainsley segera mengganti topik karena ia mulai merasa canggung.. "Ya, kau boleh membawa kenalanmu jika kau mau," balas Dixon. "Tidak. Sebaiknya harus benar-benar orang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman atau semacamnya. Jika orang yang melakukan u
last updateLast Updated : 2021-04-17
Read more

Happy Birthday, Ainsley

"Dixon, kau mengagetkan paman." "Ah, maafkan aku, Paman. Aku tidak bermaksud mengagetkanmu. Tadi aku mau mengetuk pintu tapi ternyata pintunya sudah terbuka," jelas Dixon. Freddy mengangguk-angguk paham. Kemudian Freddy beralih menatap pitrinya. "Ainsley, apa kau mau berangkat bersama Dixon?" tanya Freddy. "Dad, aku—" "Kalau kau keberatan kau boleh menolak, aku tidak akan memaksa," kata Dixon menyela. Ainsley menghela napas pelan. "Aku akan berangkat bersamamu," kata Ainsley cepat. Brianna tak kuasa untuk menyembunyikan senyumannya. Ia tersenyum begitu lebar. "Freddy, ayo kita berangkat sekarang," kata Brianna cepat sebelum Ainsley berubah pikiran. "Baik, ayo!" balas Freddy menggandeng tangan sang istri. "Dixon, kau hati-hati memyetir," lanjutnya. "Baik, Paman." Dixon mengangguk. "Ayo kita juga berangkat," ajak Dixon. Ainsley hanya menganggukkan kepalanya pelan. Dixon mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Ainsely, dan dengan malu-malu Ainsley mengulurkan tangannya.
last updateLast Updated : 2021-04-17
Read more

Dihadang

Ainsley menatap Dixon sesaat kemudian menggeleng. "Tidak. Aku tidak berminat," kata Ainsley lalu mengambil duduk di kursi panjang yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Dixon menyusul dan duduk di sisi Ainsley. "Mau cokelat?" tanya Dixon menawari coklat yang diayunkan di depan Ainsley. "Tidak, terima kasih." "Kau sengaja menolak semua yang aku tawarkan, huh?" tanya Dixon. Ainsley mengangkat bahu acuh. Dixon membuka bungkusan cokelat itu lalu dengan sengaja ia menyuapkan cokelat itu pada Ainsley. "Emm ... emm ... Dixon, apa yang kau—" "Buka saja mulutmu, atau cokelat ini akan mengotori permukaan bibirmu," kata Dixon memaksa. Dengan kesal dan terpaksa, Ainsley membuka mulutnya dan cokelat itu masuk ke dalam mulutnya. "Kata orang makan cokelat bisa membuat kita tenang. Apa kau lebih tenang sekarang?" tanya Dixon. "Aku akan jauh lebih tenang jika kau pergi dari sini," kata Ainsley ketus, namun Dixon tak menganggapnya serius. Biar bagaimana pun Dixon merasa ada yang sudah berubah d
last updateLast Updated : 2021-04-18
Read more

Terluka

"Sebaiknya Anda turun, Tuan," kata salah seorang yang turun dari mobil yang menghadang. "Freddy, kau tahu siapa dia?" tanya Brianna menyelidik. "Aku tidak tahu. Kau di sini saja, biar aku yang turun," kata Freddy terdengar seperti perintah. Brianna menghela napas berat. "Hindari hal-hal yang berbahaya, Freddy. Bicarakan saja baik-baik apa pun yang terjadi," pinta Brianna. "Aku mengerti," balas Freddy kemudian turun dari mobil. Brianna terlihat cemas. Sudah lama sekali mereka tidak mengalami masalah yang mengharuskan mereka untuk bertarung, terutama setelah kelahiran Ainsley. Itu berarti sudah sekitar dua puluh tahun. Tetapi sekarang terjadi lagi. Brianna pikir zaman sekarang dunia bisnis sudah bersih, tidak ada penyerangan seperti ini, namun kapan pun zamannya, perselisihan tidak bisa dihindari. Brianna terus memperhatikan suaminya dari dalam mobil. Tak hanya itu saja, Brianna pun memperhatikan orang-orang yang menghadang mereka. Brianna menjadi pengamat. Takut-takut mereka atau
last updateLast Updated : 2021-04-20
Read more

Hadiah Untuk Ainsley

"Apa masih sakit?" tanya Ainsley sambil nyengir, seolah ia ikut merasakan sakit yang dialami Dixon. Dixon menggeleng. "Tidak." Balas Dixon singkat. Ainsley mengadikkan bahu acuh. "Ya sudah, syukirlah," kata Ainsley kemudian berdiri. Dixon menangkap pergelangan tangan Ainsley kemudian mendongak untuk menatap Ainsley karena posisinya duduk. "Kau mau ke mana?" tanya Dixon. "Aku mau mengambil ponselku. Aku ingin menghubungi Luke agar dia mengantarmu pulang," jelas Ainsley. "Tidak perlu, Ainsley. Aku bisa pulang sendiri. Ini hanya luka kecil, aku masih binya menyetir," balas Dixon. "Jangan membuat Luke mencemaskan hal kecil seperti ini atau Luke akan menertawakanku. Kau tidak sedang menganggapku lemah, kan?" lanjut Dixon. Ainsley menggeleng cepat. "Bagaimana perasaanmu, Dixon?" kata Brianna yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Ainsley langsung buru-buru menarik tangannya agar terlepas dari genggaman tangan Dixon. "Pe-perasaan, perasaanku?" tanya Dixon hilang fokus. Brianna te
last updateLast Updated : 2021-04-20
Read more
PREV
123456
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status