"Dixon, mengapa kau sering sekali membuat Ainsley kesal?" tanya Brianna yang berhasil membuat Dixon mengerutkan kening.
Dixin bingung dentan pertanyaan Brianna. Bukan tidak bisa menjawab, melainkan ada hal lain. Apa jangan-jangan Brianna akan memarahinya, atau semacamnnya. Dixon sesikit berpikir keras.
"Maafkan aku, Bibi, sebenarnya aku tidak pernah bermaksud untuk membuat Ainsley kesal. Aku ... ya, aku akui dulu aku memang begitu menyebalkan, tetapi sekarang aku rasa tidak. Tapi mau bagaimana lagi, Ainslel sudah terlanjur menanam di kepalanya bahwa aku menyebalkan dan dia membenciku, jadi apapun yant aku lakukan sekarang seolah tidak pernah ada benarnya," jelas Dixon panjang.
"Untuk saat ini aku benar-benar berusaha untuk bersikap manis, bersikap baik agar Ainsley menaruh perhatiannya padaku, tetapi ternyata dia lebih tertarik pada Luke. Tapi itu tidak masalah, Bbi, kau tidak perlu khawatir. Luke adalah sahabatku sejak kami kecil, aku sangat mengenal Luke. Luka sa
"Kalau iya, bagaimana?"Bukan Freddy maupun Brianna yang berbicara. Kemudian semuanya menoleh ke arah sumber suara."Ainsley?" lirih Dixon.Ya, Ainsley-lah yang menjawab pertanyaan Dixon.Ainsley berjalan lebih mendekat sambil melebarkan senyum. Ainsley medipkan mata pada Freddy dan Brianna sebagai pertanda untuk meminta kerjasama. Untungnya isyarat dari Ainsley ditangkap dengan baik oleh ayah dan ibunya."Mengapa kau bertanya seperti itu, Dixon?" tamya Ainsley sambil menarik satu kursi kemudian duduk disana. Ia justru sengaja duduk di dekat Dixon."Tidak ada, apa salahnya bertanya?" Dixon berbalik bertanya."Tidak ada salahnya, aku hanya ingin tahu alasannua saja," balas Ainsley cuek seraya mengambil saru piring untuk ia makan."Kau tidak makan di luar bersama Luke?" tanya Brianna menhernyit.Ainsley menggeleng. "Tidak, Mom.""Ainsley, kau serius akan pergi ke camp pelatihan khusus? Bukankah kau bisa masuk ke tempat pelati
Ainsley masih berada di atas ayunan dan mengayun pelan. Ha depan Ainsley, Dixon sengaja membungkuk dan memposisikan wajahnya berada pada garis lurus dengan wajah Ainsley. Hingga saat Ainsley berayun kedepan, Dixon maju lalu bibir mereka saling menempel.CUP!Ainsley mendelik terkejut, namun Dixon tak menghiraukan delikan mata Ainaley. Dan agar Ainsley tidak berayun ke belakang Dixon menahan tubuh Ainsley.Ainsley tidak menolak atau mendorong mundur diri Dixon, dan kesempatan itu Dixon gunakan untuk melumat bibir Ainsley lembut. Tanpa disadari Ainsley merasa terbuai, Ainsley pun memejamkan matanya.Dalam ciumannya itu Dixon tersenyum miring. Apanya yang Ainsley benci daei Dixon? Nyatanya saat ini Ainsley memerima perlakuan Dixon. Dixon tersenyum merasa menang. Menang karena akhirnya dia semakin yakin bahwa Ainsley sebenarnya tidak benar-benar membenci dirinya.Tiba-tiba Ainsley membuka matanya dan langsung mendorong Dixon sekuat tenaga. Ainsley mer
"Bibi, aku ingin bertemu Ainsley," kata Emily langsung saat Brianna membukakan pintu untuknya."Oh, Emily, tapi tadi Ainsley bilang dia ingin istirahat," jelas Brianna berkata seperti apa yang dikatakan Ainsley tadi."Ah, oh, itu. Ya, tadi aku sudah menelponnya, Bibi. Ini sangat penting, aku butuh bantuannya, please ...." kata Emily berbohong. Dia tahu pasti Ainsley menyembunyikan itu dari ibunya jadi Emily juga akan sedikit berbohong. Sedikit? Ya, anggap saja begitu."Oh, kalau begitu kau langsung ke kamarnya saja, Emily.""Ya, Bibi, terima kasih." Emily langsung berlari kecil. Saat ia baru menginjak satu anak tanggak, Brianna memanggil namanya."Emily."Emily berbalik. "Ya, Bibi?""Sepertinya Ainsley sedang bersedih. Bibi minta tolong padamu untuk menghiburnya," kata Brianna.Emily tersiam sebentar. Ternyata benar Ainsley menyembunyikan masalahnya dari ibunya."Benarkah, Bibi? Kalau begitu biar nanti aku coba menghiburnya," bal
"Ainsley, mengapa tadi kau berpura-pura di depan Dixon?" tanya Freddy saat mereka sedang berkumpul di ruang keluarga."Berpura-pura apa, Dad?" tanya Ainsley menoleh ke arah ayahnya."Iya, tadi bukankah kau bilang kau akan pergi ke camp? Padahal daddy tidak setuju kau pergi kesana.""Pffttt ...." Ainsley tertawa."Aku tidak pernah mengatakan aku akan pergi ke camp, Dad. Aku hanya bertanya bagaimana jika aku benar pergi ke camp. Aku ingin tahu reaksinya, Dad," jelas Ainsley sambil mengangkat bahu."Lalu bagaimana reaksinya? Apa kau puas?" tandas Brianna."Kenapa kau ketus begitu, Mom? Kau mau menyalahkan aku lagi? Ck, ya, aku salah. Aku memang salah.""Hei, ada apa ini? Ainsley, mommy kan hanya bertanya saja, kau berlebihan," ujar Freddy."Berlebihan? Dad, kau tidak pernah tahu. Setiap hal yang aku lakukan pada Dixon selalu dianggap salah oleh mommy. Dan Dixon yang selalu benar di mata mommy. Aku tidak mengerti dan aku ... lelah," ucap A
"Hallo," sapa Ainsley. Nada suara terdengar sumringah. Dixon hampir tersedak karena tak biasanya Ainsley begitu bersemangat menerima telpon darinya. Seulas senyum terbit pada bibir Dixon."Ehem! Hallo." Ainsley mengulangi sapaannya dan memperbaiki nada bicaranya sehingga terdengar lebih netral. Namun Dixon malah semakin mengembangkan senyum karena merasa lucu.Namun detik berikutnya Dixon mencoba membawa diri pada kenyataan bahwa dia harus bersikap sewajarnya saja."Ya, hallo. Tadi kau menelponku, ada apa? Maaf aku sedang mandi tadi," balas Dixon sekaligus menjelaskan."Ah ya, tadi aku menelponmu karena aku ingin memberitahumu bahwa hasil penjualan kita hari ini melonjak sangat drastis, aku ... ya, aku hanya ingin aku mengabari itu saja," jelas Ainsley."Oh ya? Aku belum melihatnya. Tadi aku kelelahan sehingga aku ketiduran setelah pulang dari rumahmu," kata Dixon."Ah ya, tak masalah," balas Ainsley sedikit kaku.Ainsley merasa Dixon sedang
"Ainsley, sedang apa kau malam-malam begini ada disini?" tanya Brianna sedikit terbengong."Mommy, kau membuatku kesakitan. Kau terlalu keras memukuliku," Ainsley mengadu sambil mengerucutkan bibirnya runcing. Ia juga memijat-mijat bagian tubuh yang terkena pukul tadi."Oh, maafkan mommy, Sayang, mommy tidak tahu. Mommy pikir kau adalah pencuri maka dari itu mommy memukulimu," jelas Brianna sambil membawa Ainsley duduk di kursi taman."Sedang apa kau malam-malam begini ada disini, Ainsley? Kau tidak tidur?" tanya Freddy kini mengulangi pertanyan istrinya."Aku tidak bisa tidur, Dad, jadi aku iseng saja menanam bunga-bunga yang tadi aku beli," jelas Ainsley."Malam-malam begni?""Ya, aku pikir aku akan mengantuk jika aku melakukan kesibukan," jawab Ainsley."Kau tidak akan mengantuk jika kau melakukan pekerjaan, yang ada kau malah semakin tidak akan bisa tidur. Ayo masuk, daddy akan memberimu resep agar kau bisa cepat mengantuk." Freddy  
"Hai, Ainsley, kau disini juga?" tanya Luke."Oh, Luke, kita sampai disini hampir bersamaan," balas Ainsley untuk menutupi sedikit kekecewaannya."Ya," balas Luke kemudian ia mendekat dan berbisik, "kita berjodoh, Ainsley."Ainsley tertawa kecil. Seperti biasa Luke memang sering bercanda dan seru. Tapi apakah kata-kata cintanya yang sering diungkapkan pada Ainsley itu juga hanyalah gurauan? Hm, hanya Luke dan Tuhan yang tahu.Luke menarik satu kursi. "Duduklah, Ainsley."Ainsley mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih Luke."Luke pun ikut menyusul duduk di sebelah Ainsley. Sedangkan Dixon? Ya, dia belum mengeluarkan sepatah katapun sejak tadi."Untuk apa kau mengajakku bertemu?" Tanya Luke dan Dixon bersamaan. Kemudian Luke dan Dixon saling berpandangan dan Ainsley memperhatikan mereka berdua secara bergantian."Kau bertanya padaku? Apa kau yakin?" tanya Luke memincing.Dixon memutar bola matanya. "Aku bertanya padanya," jawab
But baby if you say you want me to stayI'll change my mind'Cause I don't wanna know I'm walking awayIf you'll be mineWon't go, won't goSo baby if you say you want me to stayStay for the nightI'll change my mind________________________"Apa itu tadi salam perpisahan?" celetuk Dixon. Meskipun Doxin merasa ragu tetapi tak dapat dipungkiri bahwa perasaan hangat menjalar di hatinya."Apa?""Aku bertanya, mengapa kau kau balik bertanya?" kata Dixon lagi."Jadi menurutmu itu salam perpisahan?" seru Ainsley kesal. Sangat kesal."Untuk itu aku bertanya. Jika aku salah kau katakanlah yang sebenarnya. Aku tidak mau salah paham lagi," kata Dixon flat.Sret!Ainsley memundurkan kursinya dan bersiap untuk pergi. Namun Dixon tidak membiarkan Ainsley pergi sebelum ia mendapatkan jawaban yang ia ingankan.Dixon menangkap pergelangan tangan Ainsley sehingga ia menghentikan gerakannya. Ainsley kembali menoleh