Home / Romansa / Amanda / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Amanda: Chapter 1 - Chapter 10

59 Chapters

Guru TK yang Cantik

Twinkle, twinkle little star How I wonder what you are Up above the world so high Like a diamond in the sky   Seorang guru muda nan cantik sedang menyanyikan lagu anak-anak yang sangat terkenal itu dengan begitu ceria. Kedua tangannya digerak-gerakkan bagaikan bintang yang berkerlap-kerlip dengan indahnya. Tubuh rampingnya bergoyang-goyang ke kiri dan kanan untuk menarik perhatian murid-murid di kelas tersebut.   Usaha Amanda, wali kelas TK B, itu tidak sia-sia. Bocah-bocah lugu berusia antara lima hingga enam tahun itu meniru gerakan-gerakan yang diperagakannya dengan penuh sukacita. Gadis berusia dua puluh lima tahun itu memang sangat menikmati pekerjaannya selama tiga tahun terakhir sebagai guru taman kanak-kanak swasta di kota Surabaya.   Latar-belakang pendidikannya di bidang pendidikan bahasa Inggris  sangat menunjang kemampuannya untuk berkomunikasi
Read more

Ayah Celine yang Penyendiri

“Kamu harus datang menghadiri perayaan ulang tahun anakmu di sekolah, Josh,” ucap Oma Merry kepada putra tunggalnya, Joshua.Ayah Celine itu hanya menganggukkan kepalanya sekilas tanpa memandang wajah ibunya. Ia sedang duduk mengetik pada laptop di kamar kerjanya. Oma Merry yang duduk persis di hadapannya merasa gemas melihat sikap acuh tak acuh laki-laki itu."Joshua Tanaka, apakah kamu masih menganggap aku ini ibumu?!”Pria itu terkesiap mendengar nada suara ibu kandungnya yang mulai meninggi. Dihentikannya aktivitas mengetiknya dan ditatapnya wanita setengah baya itu dengan penuh tanda tanya. “Ada apa, Ma? Kok tiba-tiba marah?”“Siapa yang nggak marah kalau dicuekkin begini?”“Aku kan sudah menyanggupi untuk hadir di acara ulang tahun Celine.”“Apakah kau akan benar-benar menepati janji?”“Tentu saja, Ma. Celine kan anakku.”“Kalau begitu, kenapa
Read more

Perkenalan antara Guru Cantik dan Ayah Penyendiri

“Yes, Joshua. Anakmu sebentar lagi berumur enam tahun. Tak terasa tahun depan dia akan masuk SD. Permasalahan yang dihadapinya di sekolah akan lebih kompleks lagi. Lebih baik kita mengatakan yang sebenarnya bahwa…ibunya sudah meninggal dunia.”Ayah Celine tercenung selama beberapa saat. Lalu wajah tampan itu mengangguk setuju. “Ok, Ma. Aku setuju saja kalau memang itu jalan yang terbaik menurut Mama. Lalu kapan kita akan mengatakannya pada Celine?”“Besok pagi sewaktu sarapan. Siangnya kamu harus ikut Mama menjemputnya pulang sekolah. Lalu kita pergi bersama-sama ke makam Sonya. Bagaimana?”Joshua menganggukkan kepalanya menurut saja. Oma Merry tersenyum senang. Akhirnya…aku bisa mengajak anakku pergi ke sekolah besok, soraknya penuh sukacita dalam hati. Akan kukenalkan padanya gadis istimewa yang berhasil merebut hatiku dan Celine. Aku berharap Joshua juga akan merasakan betapa spesialnya Miss Amanda.
Read more

Mengunjungi Makam Ibu Celine

Oma Merry segera mencairkan suasana, “Nggak apa-apa, Miss. Kami jemput saja di kos, kalau Miss tidak berkeberatan….”           “Ehm…kita langsung ketemu di K-Mall saja ya, Oma. Hari Sabtu jam dua siang bisa?”           “Oh, tidak merepotkan Miss Amanda-kah kalau kita langsung bertemu di K-Mall?”           “Sama sekali tidak, Oma.”           “Miss nanti berangkat ke K-Mall naik apa?”           Joshua memelototi ibunya gemas. Kok mau tahu aja, sih? gerutunya dalam hati. Yang penting kan langsung ketemu di sana beres.&nbs
Read more

Keputusan Joshua

Malam harinya Joshua membacakan buku cerita kesukaan Celine hingga anaknya itu tertidur. Oma Merry merasa senang sekali putranya kembali melakukan kembali kebiasaannya yang sempat terhenti selama hampir setahun terakhir itu. Celine terlelap dengan mengulas senyum bahagia di wajahnya yang lucu menggemaskan.           “Ayo keluar, Mama mau bicara,” bisik perempuan setengah baya itu kepada putranya. Joshua mengangguk mengiyakan. Setelah mengecup dahi putrinya dan menyelimuti tubuh mungil itu, laki-laki berperawakan kekar itu mematikan lampu kamar dan menutup pintu. Dia lalu menyusul ibunya duduk di sofa ruang keluarga.           “Kau dengar sendiri kan, doa Celine tadi siang di depan pusara Sonya?” tanya Oma Merry pada putranya yang duduk tepat di sebelahnya.         &nb
Read more

Ketakutan Amanda

Amanda mengangguk membenarkan dan berkata, “Sepertinya begitu.”           “Lalu kalian besok Sabtu siang ngapain ketemu di K-Mall?”                      “Mencarikan gaun ulang tahun untuk Celine. Bulan depan dia akan merayakannya di sekolah.”           Sepasang mata Fanny terbelalak lebar. “Buat apa mengajakmu segala? Memangnya mau beli gaun macam apa?”          “Gaun kuning Princess Belle itu lho, tokoh utama Beauty and the Beast.”           “Tinggal cari di online shop apa susahnya?”     
Read more

Bertemu di K-Mall

Dan kini ada seorang pria yang usianya jauh diatasnya, tapi menarik perhatian gadis itu. Laki-laki itu sungguh berbeda dengan pemuda-pemuda yang dulu berpacaran dengannya. Joshua kelihatan begitu tampan, sopan, dan…matang. Kelihatannya omanya Celine memang bermaksud menjodohkan anaknya dengan diriku, duganya dalam hati. Tapi…aduh, aku takut menjalin hubungan yang serius. Aku takut menikah. Aku takut punya anak….           “Sudahlah, Man,” cetus Fanny membuyarkan lamunan gadis bermata bulat dan berambut ikal panjang itu. “Nggak usah terlalu dipikirin. Lihat saja besok gimana.”           Amanda mengangguk setuju. Iya, dilihat besok saja perkembangannya bagaimana, batinnya pasrah. Barangkali aku yang kege-eran sendiri. Siapa tahu Omanya Celine tidak benar-benar bermaksud menjodohkanku dengan anaknya.
Read more

Akhirnya Berduaan

“Bagus sekali, Celine. Cuma sepertinya agak kepanjangan, ya?” komentar Amanda seraya membungkukkan badannya dan memeriksa bagian bawah gaun tersebut.           “Bisa kami pendekkan kalau mau, Bu. Cuma mesti menunggu sekitar tiga jam karena harus antri dengan pesanan-pesanan sebelumnya. Bagaimana, Bu?” tanya pelayan toko itu kepada Amanda.           Yang ditanya mengalihkan pandangannya kepada Oma Merry untuk meminta pendapat. Oma Merry mengangguk dan menjawab lugas, “Baiklah, Mbak. Tolong dipendekkan yang rapi, ya. Tapi jangan dipotong kainnya. Supaya nanti masih bisa dipakai cucu saya waktu lebih tinggi lagi badannya.”               “Baiklah, Bu. Saya ukur dulu ya, mau dipendekkan seberapa.” &
Read more

Pendekatan

Berarti kamu sekarang berusia dua puluh lima tahun. Dua belas tahun lebih muda dariku. Aduh, mana mau dia sama laki-laki setua aku ini? pikir Joshua minder.           Selanjutnya percakapan mereka terjeda oleh kedatangan seorang pelayan yang  membawakan pesanan Joshua. Sepiring gado-gado, sepiring rujak manis, dan segelas besar teh tawar hangat. Laki-laki itu mengucapkan terima kasih dan pelayan itu pun pergi meninggalkan mereka berdua.           “Saya makan dulu gado-gadonya ya, Miss. Rujak manisnya saya pesan buat Miss Amanda, lho. Silakan dinikmati.”           Amanda yang merasa sungkan terpaksa menikmati serpiring buah-buahan yang diberi bumbu gula merah itu.           
Read more

I Like You, But...

“What?! Jadi kemarin kalian berdua balik lagi ke K-Mall?” pekik Fanny terkejut. Ia sedang tidur-tiduran santai di kamar Amanda.           Lawan bicaranya mengangguk mengiyakan. Ia  tersipu malu.           “Soalnya tiket nonton di tempat lain sudah sold out. Kan Pak Joshua belinya dadakan di aplikasi.”           “Jam berapa nontonnya?”           “Jam sembilan malam.”           “Heh?! Kok nggak beli tiket yang mainnya lebih awal?”           “Nggak nutut. Sampai K-Mall lagi aja ja
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status