Home / Thriller / KUKU BU SAPTO / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of KUKU BU SAPTO: Chapter 261 - Chapter 270

300 Chapters

KETAKUTAN WARGA DESA

"Tidak boleh membuang makanan yang dia berikan. Apa pun itu. Kami pun malah bersuka cita. Dan menganggap dia sangat baik. Ternyata kebaikan dia bukan baik yang sebenarnya, Mas, Mbak. Dia melakukan itu pada target tumbal yang dia mau.""Hooooo ... Jadi seperti cerita Mbok Yumna. Kalau ikan akan utuh masaknya. Ayam pun juga seperti itu?""Benar sekali, Mbak. Kematian mulai banyak terjadi, pada desa kami. Yang aneh, kematian ini hanya terjadi pada para perjaka dan perawan. Kami pun semakin curiga. Sampai akhirnya kami marah. Membakar semua sawah dan kebunnya. Sampai tanpa sisa. Kecuali rumah, yang dia huni sekarang.""Tanpa warga mencari tau dulu atau memang sudah tau, Pak?" tanya Delon."Walah kalau soal mencari tau, Mas. Warga itu sudah ke sana kemari tanya soal Naning ini. Dan, hampir semua jawabannya sama.""Lalu, apa yang terjadi sama Naning, Pak?"Lelaki itu mengembuskan napas panjang. Berulang-ulang."Saat itu, warga hampir saja m
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

RUMAH NANING

"Sepertinya dia dendam sama warga sini. Tapi si dia ini bukanlah Naning. Dia ini adalah makhluk itu, Mbak Raisa, Mas Delon. Sepertinya dia merasuki raga Bu Naning ini." "Jadi, kita enggak mungkin bisa membawa Bu Naning sama-sama," cetus Raisa. "Aku takutnya malah akan berbahaya. Iya 'kan?" Delon dan Hamaz, membenarkan apa yang dikatakan oleh gadis itu. Kemudian, Hamaz kembali bertanya pada Bapak Kamituwo lagi. "Bukannya dulu ada seorang gadis yang ikut sama dia Pak. Sekarang di mana gadis itu? Mungkin saja Bapak tau?" "Seorang gadis? Namanya kalau enggak salah Mariana. Dia dinikahkan paksa sama Bapaknya.  Untuk gantiin saudara kembarnya. Cuman yang aneh lagi. Kadang-kadang, ada yang masih melihat gadis itu di lantai atas. Dari jendela dalam kamarnya." "Barusan apa dulu Pak?" "Barusan ini aja. Ya 'kan Nduk?" "Bener, Mbak, Mas. Tetangga yang rumahnya dekat sama rumah Bu Naning. Pernah melihat sampai beberapa kali. Dia berdir
last updateLast Updated : 2021-07-30
Read more

MEMASUKI RUMAH NANING

"Aku masih ingat! Ini memang rumahnya. Dulu bagus, sekarang kayak enggak berpenghuni. Mana bekas terbakar gitu. Kalau hujan apa enggak masuk airnya, Nak?" tanya Mbok Yumna."Pastinya begitu, Mbok. Hampir separuh bangunan yang terbakar. Hahhhh ... bulu kudukku sampai merinding ini, Mas," resah Raisa."Ayo kita turun. Mumpung masih jam dua. Satu jam lagi Ashar 'kan?" "Iya, Mas Hamaz," sahut Raisa."Ayo agak cepat aja!" ajak Delon mengikuti langkah Hamaz. Raisa pun menggandeng Mbok Yumna. Kini, Mereka berempat telah berdiri di depan rumah Naning. Lebih tepatnya di luar pagar. Rumah ini benar-benar terlihat angker, suram, dan seperti tak berpenghuni.Berulang kali Raisa menelan salivanya. Seketika dia merasakan tenggorokkan yang kering dan tercekat."Aku bisa merasakan aura yang hampir sama dengan rumah Bu Sapto," bisik Raisa."Iya, aku juga, Sa. Bahkan ini tuh kayak jauh lebih seram. Mungkin karena rumahnya yang sudah
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

SEPERTI MAYAT HIDUP

"Kalau begitu dzikir yang banyak. Takbir, takhmid, berulang-ulang Mbak! Jangan lepas!" tandas Hamaz. Namun, Raisa tetap saja merasa khawatir. Pandangannya selalu mengarah ke lantai dua. Ada keinginan yang besar untuk segera naik ke atas sana. Tapi ....Delon yang melihat Raisa langsug menarik pergelangan tangan gadis itu."Ayo, ikut masuk!"Raisa hanya manggut-mangut."Ke lantai duanya, bareng-bareng saja," bisik Delon."Iya."Selepas dari pandangan pada bunga di pintu. Hamaz mulai memutar handle pintu pelan-pelan. Tak bisa dikatakan lagi bagaimana perasaan mereka saat ini. Dada yang terus berdebar-debar. Dengan tenggorokan yang seolah kering mencekat.Kriiiieeeet!Suara pintu yang berderit membuat rasa mencekam semakin menjadi-jadi. Tangan Raisa pun tak melepas pergelangan tangan Mbok Yumna sama sekali.Langkah kaki Hamaz mulai menapaki kamar pengantin yang mulai terbuka. Aroma lembab dan busuk langsung men
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

PERTEMUAN KEMBALI

Raisa yang semula berada di luar kamar, penasaran dengan kondisi Naning. Dia pun akhirnya kembali masuk. Langkahnya bergerak mendekat menuju ranjang. Berdiri di tengah antara Hamaz dan Delon. "Sudah enggak pengen muntah?" tanya Delon, melirik ke arah Raisa. "M-masih, Mas." Seraya menutupkan ujung jilbab pada hidungnya. Menutup aroma yang tak bisa untuk dikatakan baunya. Dari jarak satu meter. Gadis itu bisa melihat sosok Naning yanga kedua matanya masih bisa mengerjap. Seolah ingin mengenali siapa mereka yang datang saat ini. Rahangnya terlihat sangat kaku dengan mulut yang terus terbuka. Memperlihatkan gigi yang menguning. Bibirnya pun terlihat sangat kering, sampai hampir mengelupas. Seluruh tubuh Naning bergetar parah. Namun wanita itu masih bisa merespon kedatangan mereka. Jemarinya seperti hendak dia angkat, tapi tak kuasa. Mulutnya pun seperti hendak bicara sesuatu pada mereka. Namun yang ada hanya erangan kesakitan. "Bagaimana i
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

KAMAR MARIANA

Mbok Yumna pun mengerti maksud mereka. Dia berjalan menyibak Delon dan Hamaz. Kini, kedua manusia yang pernah bertemu di masa lalu saling berhadapan."Mbak Naning! Ini aku Yumna. Sampean masih ingat sama aku?" Suara Mbok Yumna sedikit serak dan bergetar. Dari kedipan matanya, mereka bisa mengerti bila Naning masih mengingat Mbok Yumna. Jemari tangan Naning semakin bergetar kuat. Seakan ingin meraih tangan Yumna."Kenapa Mbak bisa kayak gini? Apa yang sebenarnya terjadi?"Sosok Naning menggeleng pelan-pelan. Dari kedua sudut matanya menetes buliran bening. Seolah menggambarkan dia saat ini sangat menderita. "Mbak Naning habis ini kita bawa ke rumah sakit ya?"Wanita itu tetap saja menggeleng lemah. Dengan sigap dan cekatan. Mbok Yumna membersihkan tempat tidur Naning yang penuh dengan kotorannya sendiri. Dibantu oleh Raisa mencari pakaian dan sprai yang bersih."Nak, ambilkan air!" pinta Mbok Yumna."Saya lihat dulu
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

SOSOK SEORANG GADIS

Raisa berdiri di jendela dengan memandang ke arah beberapa rumah warga. Yang tepat berada di belakang rumah ini.  "Sepertinya aku harus minta air sama salah satu rumah itu, Mas." "Ke belakang?" "Iya, kan deket." "Oke, aku temani kalau gitu." Tanpa memeriksa dengan detil. Raisa dan Delon kembali berjalan menuruni anak tangga. Sebelum keluar rumah, Raisa melongok ke arah kamar. Dan menyampaikan akan meminta air pada tetangga. "Apa ada rumah lain?" tanya Hamaz. "Ada Mas, beberapa di belakang rumah ini." "Oke, biar aku temani Mbok Yumna," sahut Hamaz. Raisa dan Delon pun berjalan ke arah luar. Mereka sedikit mengambil jalan pintas yang lebih cepat. Menyusuri jalan setapak yang berada di samping rumah. Dari kejauhan beberapa memandang aneh ke arah mereka dengan penuh kecurigaan. Melihat tanggapan mereka yang sinis. Raisa sudah menebar senyumnya. "Assalamualaikum, Bu, Pak. Permisi!"  
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

WAKTU TERUS BERJALAN

Raisa pun tersenyum senang saat lelaki ini mau menjawab salam mereka. Mereka berdua kembali menyusuri jalan setapak. Raisa mendongak ke arah lantai dua. Tepatnya pada arah jendela kamar Mariana. "Haaaahhh!" Hampir saja ember yang dibawanya jatuh dan tumpah. Segera Delon menyambarnya.Dan melihat ke arah Raisa yang memucat. "Ka-kamu ini kenapa sih, Sa?" "Aku melihatnya, Mas. Dia memang bener-bener ada di kamar itu!" "Dia siapa?" "Entahlah. Sosok gadis itu aku melihatnya. Mungkinkah itu Mariana?" Seketika Delon mendongak ke atas. Dia juga tak melihat siapa pun. Lalu menggeleng ke arah Raisa. "Enggak ada siapa-siapa, Sa." Kembali Raisa mendongak ke atas. Ternyata apa yang dikatakan oleh Delon itu benar adanya. Raisa sampai berdecak keheranan. "Aneh juga. Padahal aku benar-benar melihatnya lho." "Ya, udah. Kasihan Mbok Yumna sudah menunggu. Keburu mobil ambulan datang, Sa." Gadis itu mengikuti
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more

SEPERTI BUKAN NANING

"Aaaahhh!" Mbok Yumna hampir berteriak. Dia benar-benar terkejut dengan cengkeraman tangan Naning yang begitu kuat. Padahal sebelumnya untuk menggerakkan jemari tangan saja Nanin Tak mampu."Ka-kamu kenapa, Mbak Naning? Ini bikin tanganku sakit," desis Yumna.Sepertinya  Naning tak bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Yumna. Atau memang sengaja tidak mau mendengarkan. Perlahan jemari tangan Naning mulai bergerak pelan-pelan memutar. Ke arah yang berlawanan. Membuat Yumna semakin kesakitan. Sampai tubuh Yumna terduduk dengan kedua lutut di lantai."Aaaaraghhh ... Aaaarghhh!"Sontak erangan kesakitan Mbok Yumna membuat Raisa dan Hamaz melongok ke dalam. Mereka berdua sangat terkejut melihat kenyataan yang ada di depan kedua mata mereka.    "Mbok Yumnaaa!" teriak Raisa yang langsung berlari kencang ke arahnya. Gadis itu segera mengangkat tubuh Mbok Yumna. Tapi, kala pandangannya mengarah pada tangan wanita tua itu. Raisa terbela
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more

KEPERGIAN BU NANING

Tanpa banyak bicara lagi. Hamaz mengeluarkan garam pemberian Abah Harun. Setelah mengambil sejumput. Hamaz taburkan ke wajah Naning.Dan saat mulutnya terbuka lebar. Dengan cepat Hamaz memasukkan garam ke dalam mulut Naning. Sampai membuat wanita itu tersedak. Tampaknya Naning kesakitan."Erghhhh ... erghhhh!""Mas Hamaz lihat!"Hamaz melihat ke arah tangan Raisa, yang menunjuk pada tangan Naning yang terlihat kembali seperti semula. Bersamaan dengan itu terdengar deru mobil yang mendekat. Seketika Delon berlari masuk ke dalam kamar. "Mobil ambulannya sudah datang!" teriak Delon, yang semula bersemangat langsung terperanjat. "Mbok Yumna kenapa, Sa?" Dia pun melangkah cepat melihat luka bekas cakaran Naning yang cukup dalam."Nanti aja Mas ceritanya," sahut Raisa sembari membersihkan darah yang terus mengucur dari tangan keriput Mbok Yumna.Tak lama kedua lelaki juga mengikuti langkah Delon yang memasuki kamar."Mas, ambul
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more
PREV
1
...
252627282930
DMCA.com Protection Status