Beranda / Thriller / KUKU BU SAPTO / Bab 281 - Bab 290

Semua Bab KUKU BU SAPTO: Bab 281 - Bab 290

300 Bab

RAISA PINGSAN

"Perasaan aku semakin enggak enak nih, bulu kuduk aku aja udah merinding. Bisa Mas Delon lebih kencang lagi nyetirnya?" Raisa mencolek bahu Delon. Belum ada sekian detik dari Raisa bicara.Suara ketukan aneh itu berbunyi lagi. Bug bug bug!Membuat Delon semakin terperanjat. Konsentrasinya mulai terpecah. Berulang kali dia mencoba untuk melirik ke arah spion dalam. Seketika, jantungnya seperti berhenti berdetak."Astaghfirullah!!!" teriaknya kencang."Mas Delon, awaaaas ...!!!" teriak Hamaz, manakala melihat sebuah truk tronton sudah berada di jalur yang sama seperti mobil mereka."Maaaaaassss!" Teriakan Raisa pun tak kalah kencangnya dengan suara klakson dari truk besar itu."Ada truuuk, Naaaak!" Suara Mbok Yumna sampai tak bisa keluar suaranya. Matanya melotot dan berkaca-kaca saat melihat sebuah truk sudah berhadapan dengan mereka.Tret tret tret ten!Tret tret tret ten!Tret tret tret
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-04
Baca selengkapnya

RAISA TERPERANGKAP

"Ja-jangan ... jangan bunuh aku!" Tiba-tiba, Raisa meracau tidak karuan. Membuat Hamaz dan Delon saling berpandangan.  "Kamu oke 'kan, Raisa? Please, bangun lah!" Delon berusaha terus mengguncang kedua pundak gadis itu. Namun masih belum ada pergerakan yang berarti. Dia pun melirik pada Hamaz, yang juga terlihat sangat cemas.Sedangkan dalam penglihatan Raisa. Semua terlihat sangat gelap. Mencekam dan begitu suram. Entah ada rasa ketakutan yang melanda dirinya saat ini.Samar dia mendengar suara Hamaz dan Delon yang terus berbisik. Begitu juga Raisa merasakan tubuhnya yang terus diguncang oleh seseorang. Sampai gadis itu, teringat kembali pada saat di dalam mobil.Tiba-tiba ....“Awassss Mas Delon!!! Berhentiiii …!” teriak Raisa sangat kencang.Di saat yang bersamaan. Sorot lampu truk yang terang benderang. Seakan membuat pandangan Raisa silau. Membuat gadis itu tak bisa melihat dengan jelas
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-04
Baca selengkapnya

RAISA TERPERANGKAP -2

"Bangun, Mbak! Ayo lawan semua gangguannya dengan Bismillah. Hanya Allah sebaiknya pelindung, Mbak! Allahu Akbar!" Hamaz terus berbisik pada telinga gadis itu."Erghhh ... sakit, Mas! Tolong aku. Dia ingin membunuh aku!" teriak Raisa dalam keadaan belum tersadarkan.Hamaz bergerak menuju kedua kaki Raisa."Mas Hamaz, tolong pegang Mbak Raisa dengan kuat. Harus sangat kuat ya Mas Hamaz. Kalau ada sapu tangan, tolong ikat di bagian gigi Mbak Raisa. Agar dia tak melukai bibirnya.""Ba-baik, Mas Hamaz." Delon hanya mengikuti apa katanya. Yang terpenting Raisa bisa segera tersadar."Terus setelah ini apa yang harus kita lakukan, Mas?" tanya Delon penasaran. Mbok Yumna yang mulai tenang, mendekati mereka. Dan duduk di samping Raisa membelai lembut tangan gadis itu."Saya harus mengusir sosok atau bayangan yang dilihat Mbak Raisa saat ini. Tapi, akan sangat sakit." "Apa akan sangat sakit ?" Wajah Delon pun terlihat tegang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-04
Baca selengkapnya

SIAPAKAH PEMBUNUH MARIANA(?)

Tubuh gadis itu semakin keras meronta. Keringat mulai membasahi wajah dan tubuh. Raisa merasakan, seperti sesuatu yang sangat tajam sedang menguliti tubuhnya saat ini. Air mata terus berlinang dari kedua matanya yang terpejam."Tahan Mbak Raisa! Sedikit lagi!" ucap Hamaz lirih.Sesaat Hamaz menghentakkan kedua tangan mengarah pada perut gadis itu. Kedua tangan itu, langsung menggenggam erat seperti mendapatkan sesuatu. Dengan gerakan sangat cepat, Hamaz menggulingkan tubuh Raisa ke samping. Dia seperti mencabut sesuatu dari punggung gadis itu, kemudian seperti mengikatnya dengan genggaman tangan yang sebelah. Pandangan mata Delon tercekat, menyaksikan semua gerakan yang diperlihatkan oleh Hamaz. Tak ada satu pun dari mereka yang berani mengembuskan napas atau bergerak sedikit pun. Perlahan, Hamaz menarik berapa helai rumput yang berada di sekitarnya. Dan mengikat sesuatu yang tak nampak.Hingga akhirnya, gerakan tangan Hamaz berhenti. Seketika Raisa memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-04
Baca selengkapnya

MENUJU RUMAH BU SAPTO

"Bagaimana Mas mobilnya bisa?" "Insyaallah bisa, Mas. Cuman ringsek aja bagian depan. Tapi, masih bisa dipake. Kita lanjut jalan aja. Keburu malam!"Mereka pun segera naik ke mobil. Tampak Delon melaju dengan kekuatan sedang menuju rumah Bu Sapto."Mas Hamaz! Sewaktu aku pingsan, badan aku kayak ada yang narik-narik. Sampai sekarang, punggung aku ini kerasa sakit banget.""Iya, Mbak. Tadi Mbak Raisa itu kayak dihalangin untuk masuk ke dalam raga Mbak. Makanya saya paksa tarik makhluk suruhan dari sosok wanita iblis itu.""Ditarik, Mas?""Iya. Makanya buat badan Mbak Raisa itu."Gadis itu manggut-manggut."Kamu juga dirasuki sama mariana," sela Mbok Yumna lirih."Mariana?"Mbok Yumna  mengangguk pelan."Untuk apa Mariana merasuki aku, Mas Hamaz?""Dia minta agar kita mencari makam dia. Dan yang lebih membuat kita terkejut. Dia bilang kalau pembunuhnya bukan cuman Naning aja. Ada orang lain
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-04
Baca selengkapnya

KEMBALI PADA RUMAH BU SAPTO

"Assalamualaikum, Pak RT!""Waalaikumsalam. Mbak Raisa?""Iya, Pak. Kami akan ke rumah itu lagi. Cuman kalau ajak Mbok Yumna. Kita takut terjadi apa-apa.""Kalian ini kok datangnya malam-malam?""Maunya sih siang tadi, Pak. Hanya saja banyak masalah di tengah jalan.""Kalau gitu, masuklah dulu! Yang lainnya di mana?""Mas Delon dan Mas Hamaz menunggu di dalam mobil. Di depan rumah Bu Sapto Pak."Lelaki itu terlihat sangat cemas. Lalu mengulurkan sel;embar kertas yang tak terlalu besar."Tadi Abah Harun ke sini. Katanya telpon kalian enggak bisa. Di situ ada catatan yang harus dibaca Mas Hamaz.""Baiklah, Pak. Kalau gitu saya segera temuin mereka.""Tunggu!" cegah Pak RT. "Saya mau cerita sedikit, Mbak Raisa. Dari kemarin malam. Rumah itu terdengar gaduh. Pokoknya sangat ramai. Sampai siang tadi kita periksa sekitar halaman, tapi kayak biasa. Enggak ada apa-apa. Dan yang aneh, rumput-rumput di hampir tanah belakang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-05
Baca selengkapnya

PERASAAN GELISAH

Hamaz segera menaburkan garam dari depan halaman. Bertujuan makhluk yang bukan berasal dari rumah itu tak bisa masuk. Untuk ikut mengganggu."Assalamualaikum!" ucap Hamaz.Lalu dia mendorong pintu pagar yang tak terkunci. Derit engsel besi terdengar mencekam. Menambah keseraman rumah ini. Yang cahaya lampu penerangan hanya samar. Membuat mereka harus menajamkan penglihatan.Dari sini saja. Raisa bisa merasakan aura yang mulai berbeda. Sesekali tangannya bergerak mengusap bagian tengkuk.Terlihat Hamaz berjalan terlebih dahulu. Dengan tangan yang terus bergerak menaburkan garam. Angin malam yang dingin berembus cukup kencang, langsung menerpa tubuh dan rambut mereka."Untung kita pakai jaket, Sa. Cukup dingin juga ternyata malam ini," celetuk Delon yang berjalan berjajar dengan Raisa.Mereka mulai melewati pekarangan samping yang berada di sisi kiri dari bangunan rumah. Semerbak bau bunga mangga, menebar melesak masuk ke rongga hidung mereka.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-05
Baca selengkapnya

MEMASUKI RUMAH BU SAPTO

Raisa semakin merasa tidak tenang. Sesekali dia melihat ke arah belakangnya. Tampak dari kejauhan, dia melihat sosok wanita berambut panjang, sedang bermain di dahan pohon jambu.Melihat raut wajah Raisa yang mulai tidak tenang, Delon menarik pergelangan tangannya."Kamu, harus tetap fokus! Jangan ketakutan dengan apa yang bisa kamu lihat sekarang, Sa! Benar kan Mas Hamaz?""Iya! Gadis itu mengangguk, tanpa membantah sama sekali."Iya, akan aku coba Mas!"Tiba-tiba ...."Raisaaa ...!"Terdengar suara berbisik yang tengah memanggil, lembut. Persis di belakang telinga kirinya. Raisa mencoba untuk memiringkan wajahnya sedikit demi sedikit. Seketika bola mata Raisa terbalalak. Saat melihat kepala wanita yang hancur, tengah bergelayut di pundaknya."Aaaaaaaaarghhh!"Sontak teriakan Raisa membuat Delon dan Hamaz membalikkan badan. Mereka berdiri terpaku menatap gadis berjilbab itu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-05
Baca selengkapnya

MEMASUKI RUMAH BU SAPTO -2

"Raisaa! Kembali, Sa!" Hamaz dan Delon terus berteriak dan berusaha untuk mengejar langkahnya.Namun, Raisa semakin kencang berlari meninggalkan mereka berdua. Yang terecengan melihat kejadian sangat cepat itu. Derap langkah Hamaz dan Delon terhentyi sesaat."Ke-kenapa dia masuk rumah itu lagi, Mas?""Kejar Mbak Raisa sekarang Mas Delon. Biar aku yang mencangkul tanah dibawah tumpukan batu bata itu!" tegas Hamaz."Baik, Mas Hamaz." Sembari dia meletakkan cangkul.Delon kembali mengejar Raisa dan tanpa sadar dia masih menggenggam golok Yang harusnya dia tinggalkan bersama Hamaz.Dalam penglihatan Delon pintu rumah terbuka lebar. Makanya tak heran juga, kalau dengan mudah Raisa menerobos masuk."Raisaaaa ... Saaa! Di mana kamu?!" Suara teriakan Delon menggema di seisi rumah. " Raisaaa!"Perlahan kakinya mulai menapaki lantai rumah. Kini, Delon masih berdiri di ruang tamu. Tiba-tiba saja pintu kembali terbanting keras.Bruaaa
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-05
Baca selengkapnya

MEMASUKI RUMAH BU SAPTO-3

"A-apa ini, Mas?" Saat tangan Raisa bergerak pelan. Menggapai kepala. Lagi-lagi dia harus terbeliak. Ada tetes darah di atas kepalanya. Saat Raisa beralih dan mendongak.  "Aaaarghhhh!" Dia menarik lengan Delon, lalu menunjuk ke atas mereka. "Lihat itu, Mas!" Delon hanya bisa tercengang. Saat melihat sosok yang bergelantungan. Dengan penuh luka dan darah yang menebarkan bau amis dan anyir. Yang kini mulai membasahi mereka. "Sebaiknya kita kabur, Sa!" "Ke-kemana Mas Coba lihat saja itu! Mereka mulai mendatangi kita!" Sekilas Raisa bisa melihat Bu Marto, yang tengah tersenyum lebar padanya. Menyeringai dingin. "Raisa, tolong aku!" Suaranya begitu memelas, seolah mengiba pada dirinya. Tak hanya Bu Marto saja. Dia juga melihat Bu Hana, Bu Tyas, Bu Martyo, sampai Darsih dan Mbah Karsiyem. Semuanya terlihat begitu saja. Membuat Raisa semakin pucat, ketakutan. Mereka berdua merangkak mundur perlahan. Namun kaki mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
252627282930
DMCA.com Protection Status