Pertemuan Ayse bersama Can begitu cepat. Bukan tanpa alasan, melainkan ketika pria itu menyatakan cintanya dan semua seolah begitu mengalir dengan mudah.Ayse sudah merasa nyaman berada di pelukan Can. Pria itu duduk di sampingnya, merangkul pinggang Ayse menatap gedung pencakar langit di Istanbul.“Rumahmu di Ankara. Kenapa bisa sampai ke mari?”Can mengulum senyum seraya menyisir helaian rambut panjang Ayse. “Sudah kukatakan. Tiga bulan terakhir, aku tau keberadaanmu. Tentu selanjutnya bisa aku dapatkan informasi dengan mudah. Termasuk mendapati namamu terdaftar dalam acara reuni,” ungkap Can.Ayse menatap lekat manik coklat di sampingnya. “Kau banyak berubah, Can,” cetus Ayse.“Aku bukan pria yang menganggap semuanya layaknya pertemanan biasa lagi. Aku ingin mengungkapkan semuanya, termasuk perasaanku,” balas pria itu tanpa sungkan.“Seharusnya aku yang berkata demikian. Kau terl
Read more